3 - Oh, das ist Levi!

85 11 6
                                    

Pagi di kala Levi sudah memasuki wilayah kerajaan yang dipenuhi lalu lalang kesibukan orang. Berangkat kerja di pabrik, ada yang ke sekolah, dan berkumpul di pasar. Saat melewatinya, banyak pasangan mata mengarah pada Levi.

Ada yang terpana pada ketampanannya, itu dari para gadis yang hendak ke sekolah tata krama. Yang pemuda malah mendengus kesal karena si tampan masih saja menunjukkan batang hidungnya di kerajaan mungkin merasa kalah pesona.

Para bapak tampak lebih kesal dibandingkan para pemuda barusan, "Cukup punya nyali dia" dan "Masih punya muka rupanya, tak tau malu". Kalau ibu-ibunya sudah saling berbisik, bergosip dan entahlah Levi tak perduli.

Levi tetap melangkahkan kakinya hingga sampailah pada istana kerajaan yang megah dengan pagar bercat emas disekelilingnya. Berbicara sebentar pada penjaganya dan diperbolehkan masuk menemui sang pemimpin kerajaan Paradies. Di sana ia dikawal oleh dua orang pengawal di kanan dan kirinya, mengantarkan Levi sampai pada ruang dimana raja Zeke Jeager saat ini sedang berbicara dengan penasihatnya.

Levi dengan wajah datar tidak mau menunduk hormat pada raja itu karena dia diperintahkan membuat istana baru kerajaan berlokasi di dalam hutan. Hal yang tak diinginkan Levi merusak alam untuk kerakusan kekuasaan, perluasan wilayah. Yang ia bawa saat ini adalah rancangan istana yang tak perlu dipindahkan dan mengorbankan pohon hutan terlalu banyak, kemudian ia lemparkan gulungan kertas ke arah penasihatnya, Colt Grice yang sedang berdiri di samping raja.

"Kenapa kau tak mau dengan uang hah?" ucap raja Zeke setengah menghina.

Colt memunguti gulungan kertas dan membuka salah satunya dan bergantian. Tercengang, pikir Colt ini adalah rancangan yang terbaik yang pernah ia lihat. Sangat terperinci dan nyaris sempurna. Ya, semua karya Levi bisa dibilang mahakarya.

"Kau akan ditimpa akibatnya kalau mengganggu alam" Levi tetap memasang wajah datar.

"Pikiranmu kolot. Masih percaya dengan takhayul ya? Aku bisa mendatangkan perancang yang lebih baik daripada kau" tantang sang raja.

"Terserah. Aku keluar" Levi berbalik badan berjalan menuju pintu.

"Hahaha, kau tak ada bedanya dengan ibumu yang suka disingkirkan"

Mendengar itu Levi langsung berbalik badan, berlari cepat ke arah raja Zeke dan cengkraman sebelah tangan Levi dengan tepat menusuk ke arah jalur pernapasan. Membuat penasihat Colt gelagapan melindungi raja dan pengawal yang menahan tangan Levi.

"Kau sudah gila? Kau bisa diadili hari ini" Zeke melotot ke arah Levi menggertak.

Wajah Levi masih tetap datar, gertakan Zeke tak membuatnya takut, "Sebelum itu, aku sudah mencekikmu hari ini sampai mati"

"Hah?" Zeke gemetar. Tatapan mata Levi menciutkan nyalinya.

Colt menengahi, "Sudah Levi, kau pergilah. Anggap kejadian ini tidak pernah terjadi" barulah Levi melepas cengkraman dari leher Zeke.

"Tch, awas saja mulut baumu itu menghina ibuku lagi. Tak segan bilah pedangku masuk ke mulutmu menembus hingga ke matamu", Levi benar-benar serius dengan ancamannya.

Zeke hanya menelan ludah, membetulkan letak pakaian dan mahkotanya. Tak berani mengucap sepatah katapun karena pasti akan terdengar terbata-bata menandakan dirinya ketakutan. Itu tidak boleh, dia seorang raja yang harusnya tidak takut apapun malah bisa berlaku sewenang-wenang. Harus menjaga imej wibawa pada dirinya di mata warganya, bukan takut pada ucapan warganya sendiri.

Levi pun berbalik dan berjalan cepat meninggalkan ruangan itu dengan menutup keras pintu.

"Kita masih membutuhkan dia" ucap Colt sambil menatap pintu yang sudah tertutup sejak tadi dan Zeke mengangguk setuju.

The Wind at DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang