25 - Unsicherheit

40 6 3
                                    

"Petra, wanita berkacamata dan temannya sedang dikejar di dalam hutan" Gunter menyampaikan pesan melalui hembusan angin pepohonan. Mendengar itu Petra langsung keluar rumah, menuju pohon redwood menemui teman-temannya. 

Eld termenung mendengar pernyataan Petra bahwa ingin menyelamatkan Hange dan lainnya dengan meminjam kekuatan dari Oluo, ELd, dan juga Gunter, "Wanita berkacamata dan temannya adalah teman kita. Kita bisa mempercayai mereka juga Levi. Kau pasti pernah mengenalnya" bujuk Petra.

Oluo sebenarnya masih agak takut dengan Hange pada tatapan penasarannya namun ingin mencoba memahami, "Kita bisa mempercayai mereka, Eld. Dia tidak pernah menyentuhku meski tatapannya yang intens membuatku cukup ngeri"

"Kau yakin Oluo? Kau biasanya takut pada manusia" kali ini Gunter sudah datang menghampiri.

"Ya, karena lusa adalah hari terakhir Petra tidak bisa mengerti bahasa kita. Dia akan menjadi manusia seutuhnya" Oluo mengingatkan Petra pada hari jadi dirinya menjadi manusia seutuhnya.

"Aku rasa mereka manusia yang baik juga pada hutan" Eld mengangguk yakin.

"Kita harus cepat sebelum mereka tertangkap" dari derap kudanya terdengar oleh Gunter melaui akar pohon yang terasa semakin dekat.

"Baiklah, kita susun rencana" Eld mengumpulkan elf lainnya untuk menyelamatkan Hange dan lainnya

** 

Hange dan lainnya mencoba mencari jalan memutari hutan agar si pengejar kebingungan dan tak sampai pada rumah Levi. Sudah tidak terhitung mereka berputar tapi penjaga kerajaan masih mengikutinya. Mereka sudah kehabisan cara untuk bisa lolos dari kejaran.

Nifa berteriak, "Ketua, lebih baik kita kembali saja ke kota"

"Tidak! Levi harus mengetahui ini segera. Waktu kita tidak banyak" Hange sudah kewalahan merasa sesuatu yang aneh di sekitarnya.

Hutan menjadi gelap dan kabut asing menyelimuti mereka. Jarak pandang mereka semakin dekat, Hange kebingungan meneriaki anggotanya, "Moblit, Nifa. Sial, kabutnya tebal".

Hutan jadi hening seketika. Dari arah belakangnya ada tiga serigala berjalan mendekati Hange namun ternyata serigala itu hanya melewatinya. Hange panik karena takut akan melukai Moblit dan Nifa, Hange memutar arah dan mencari anggotanya. Terdapat suara-suara teriakan ketakutan yang kian menjauh.

Hange berteriak panik mencari, "Moblit, Nifa", samar muncul cahaya kecil seperti kunang-kunang yang datang menghampiri. Hange terbelalak melihat elf yang pernah ia tangkap sebelumnya muncul kembali di hadapannya. Elf itu berputar mengelilinginya dan terbang menuju ke suatu arah. Insting Hange mengatakan untuk mengikuti elf itu. Tak lama muncul dua sosok yang ia kenali di sela kabut, Hange memastikannya, "Moblit, Nifa"

"Ketuaaa" teriakan balas dari Nifa. Hange melajukan kudanya kencang mendekati, "Kalian tidak apa-apa? Serigalanya tadi datang mendekati kalian?"

"Iya tadi serigalanya ada melewati kita. Sepertinya serigala itu menakuti penjaga agar mereka kabur" jelas Moblit.

"Syukurlah" Hange merasa lega.

Disela kabut, ada sosok manusia dengan sayap keemasan menghampiri mereka, mereka tau itu adalah Petra.

"Kalian sudah aman, mari ikuti aku"

Hange tidak lepas pandangan dari Petra yang menunjukkan jati dirinya sebagai manusia setengah elf, terlebih Petra terbang dengan menggunakan sayapnya.

"Moblit, tolong kau ingat-ingat ini agar kau sketsakan ya" pesan Hange pada Moblit yang disebelahnya. Moblit hanya terkekeh, sudah jelas menjadi tugasnya dan permintaan ketuanya.

The Wind at DawnWhere stories live. Discover now