28 - Mensch und Elf

39 5 0
                                    

Semalam tidak ada pertanda dari kedatangan seseorang yang mencurigakan sebab tak ada pesan dari semilir pohon milik Gunter. Sebentar lagi fajar, Levi dan Kuchel yang masih tidur sudah menutup telinga. Petra memulai senandung tidur selama perjalanan menuju rumah Erwin. Erwin kaget kedatangan tamu sepagi itu, "Erwin, aku titip ibuku menginap di rumahmu". 

Erwin mengangguk, "Tentu, Levi".

Kuchel yang saat itu sedang kebingungan, "Kalian pergi sepagi ini?"

"Iya, ibu untuk hari ini jangan temui siapapun apalagi dari kerajaan" dipesan oleh anaknya, Kuchel mengangguk pasrah. Melihat Petra dengan raut wajah sedih, Kuchel langsung memeluk Petra, "Nanti kita pulang lagi ke rumah ya" mengusap pelan punggung Petra namun ada hal yang aneh ia rasakan. Mengetahui itu Petra berbisik, "Hari ini hari terakhirku sebagai manusia setengah elf, bu"

Kuchel melepas pelukannya dan menatap mata Petra seakan tak percaya. Mulutnya menganga, seperti mengetahui dari mengapa ia harus menginap di rumah Erwin dan Petra pergi ke kerajaan sebelah bersama Levi. Kali ini Kuchel memeluk Petra lebih erat, "Levi akan menjagamu"

"Aku senang bertemu dengan ibu" kalimat Petra terdengar bergetar karena menahan tangis namun apa daya ia tak mampu menahannya. 

"Jangan bilang begitu, ini bukan perpisahan. Kita pasti akan pulang" Kuchel meyakinkan Petra agar tidak berpikir yang macam-macam. Kuchel memejamkan mata di pelukan Petra. Baginya, Petra seperti anaknya. Kenangan singkat bersama Petra selama empat hari membuat Kuchel merasa senang memiliki anak perempuan semanis dan sopan seperti Petra. Tanpa ia sadari air mata itu jatuh.

"Ibu jangan sedih, aku akan pulang". Kuchel melepas pelukan sambil mengangguk, menatap sendu wajah Petra sambil mengusap pelan air mata Petra.

Kuchel kali ini menggenggam tangan Levi, menarik ke pelukannya, "Pastikan Petra pulang bersama kita"

Levi hanya diam, orang lain akan menyangka kalau Levi tidak memiliki perasaan. Perasaannya sudah berkecamuk sejak semalam hingga tak mampu untuk berkata-kata. Tak bisa berhenti memikirkan cara untuk menyelamatkan Petra dari kejaran kerajaan. Petra sudah jadi bagian dari hidupnya yang harus ia jaga. Tak menyangka bila Petra yang menjadi manusia malah diincar oleh manusia lain, terutama Zeke yang sedari dulu ia benci.

Matahari sudah mulai terbit sepenuhnya, sinarnya sudah mencapai jendela yang membuat kekuatan Petra pada orang yang tertidur dari senandung Petra sebentar lagi hilang "Kami pergi dulu bu" pamit Levi. Levi menaiki kuda. Ia langsung melajukan kudanya disusul Petra yang masih menoleh ke belakang.

**

Petra dan Levi melewati hutan lebat, mereka hanya berkeliling di hutan agar mereka tidak tertangkap. Teman-teman elf Petra tetap mengikuti Petra dan Levi selama di dalam hutan. Angin pepohonan berhembus kencang menggerakkan dua bel yang Levi pasang dekat dengan pinggangnya. Levi tau artinya bersiap dengan senjata yang ia persiapkan, sebilah pisau panjang. Kemungkinan yang dipikirkan Levi adalah pasukan kerajaan itu memiliki senjata terbaru. Pistol, pabrik logam saat ini sudah memproduksi barang langka tersebut dan hanya digunakan oleh kerajaan. Informasi dari Eren mengenai kerajaan ada gunanya tapi sayangnya ia tidak bisa meminta perlindungan dari Eren yang sudah menjabat menjadi raja karena bila banyak yang mengetahui identitas Petra akan lebih berbahaya.

"Petra, duluanlah". Petra mengangguk, Levi memperlambat laju kudanya yang kini di belakang Petra. Sesekali Levi menoleh ke belakang, si pengejar belum terlihat. Levi melihat keadaan sekitarnya, "Petra, minta izin pada teman elfmu. Arahkan pasukan lebah pada mereka bila sudah mencapai disini"

Petra menurut, memanggil Oluo yang bertugas dalam memelihara serangga. Oluo mengerti dan melancarkan aksinya. Petra dan Levi tidak berhenti melajukan kudanya. Terdengar teriakan mengerang kesakitan dari beberapa orang. Levi menghitung suaranya, sepertinya ada tiga orang yang membuntuti mereka yang terkena. Levi menebak penjaga kerajaan tidak mungkin sedikit.

Di hadapannya kini jalan buntu, sebuah tebing tinggi dari gunung Zugspitze yang menjulang. Petra membelokkan kudanya diikuti Levi, Petra memilih untuk menaiki gunung itu dengan jalur yang bisa mereka lewati. Levi mendahului Petra, "Kita jangan naiki gunung ini. Saljunya membuat terlihat jejak kita". Meski sudah musim semi namun salju disana masih belum sepenuhnya mencair dan berbahaya juga bila terpleset disana dengan banyak jurang yang curam.

"Lalu kita harus kemana?"

"Kita mengitari gunung ini, hingga sampai di kerajaan Marley di balik gunung ini"

Petra tidak yakin mengikuti kemauan Levi, tapi apa boleh buat. Ia terus melajukan kudanya.

**

Sudah diduga, rumah Hange saat ini sedang diacak-acak oleh dua penjaga kerajaan yang melakukan penyelidikan.

"Hey, jangan sentuh itu. Hey, sudah kubilang jangaaan" Hange berteriak, di pagi hari sudah ada tamu yang tidak diinginkan mendobrak pintu rumahnya.

Setelah diteriaki barulah dua orang itu berhenti, "Kau sembunyikan wanita itu dimana?"

"Sudah ku bilang dia tidak ada disini"

"Ada yang mengatakan kalau dia kesini dan tidak melihat keluar dari sini. Tau-tau terbangun di jalan"

"Salahnya dia yang pingsan di pinggir jalan dan tak melihatnya keluar" Hange melihat dengan tatapan malas. Rupanya penjaga tadi tidak puas dengan pernyataan Hange langsung bergerak mencari. Hange yang sudah menahan emosi daritadi baru mencengkram tangan salah satu penjaga yang hendak membuka pintu kamarnya dan menganggkat tangan itu tinggi-tinggi. Penjaga itu mengaduh keras, penjaga lainnya hendak memukul Hange, untungnya ditahan oleh Moblit di belakangnya. Moblit datang tepat waktu.

"Sudah ku bilang dia tidak ada disini" tatap Hange tajam menusuk ke penjaga yang ia cengkram.

"Ya, lepaskan aku"

"Baiklah" Hange menyeret paksa penjaga itu, diikuti Moblit yang menarik paksa penjaga lainnya dan mengeluarkan dari rumahnya. Dua penjaga tersungkur di jalan sambil mengaduh pada badannya yang sakit.

"Lain kali tunjukkan surat penyelidikanmu. Atau kalian akan ku laporkan pada kerajaan atas tindakan ilegalmu" Hange berkacak pinggang dan menutup pintu dengan kencang.

"Syukurlah, kau datang tepat waktu Moblit"

"Harusnya aku berada disini menjagamu"

"Iya, tapi sekarang tidak apa-apa. Aku khawatir dengan Petra dan Levi, kita tidak membicarakan rencana" ucap Hange sambil merapikan rambutnya yang memang acak-acakan  dan menguncirnya asal.

The Wind at DawnWhere stories live. Discover now