5 - Willkommen zu Paradies

66 8 0
                                    

Petra sudah merapikan benih-benih bunga agar warnanya terpancar keluar menarik perhatian lebah dan kupu-kupu, tinggal menunggu Oluo yang harusnya mengarahkan menuju pekarangan bunga. Lama menunggu, hanya dua dan tiga kupu-kupu yang menghampiri. Tak biasanya, Petra jadi pergi meninggalkan pekarangan mencari Oluo.

Tempat pertama yang dicari adalah rumah mereka, sebuah pohon redwoods dekat sungai. Banyak elf sedang berlalu lalang dengan tugasnya masing-masing sesuai dengan kelahiran mereka dari sang ibu hutan, Dryad Ymir.

Petra berasal dari kelopak bunga matahari, bertugas merawat dan menanam benih menjadi bunga.

Oluo berasal dari sayap lebah, bertugas dalam mengarahkan dan merawat serangga.

Eld berasal dari bulu rusa, bertugas dalam menjaga dan merawat anak-anak binatang.

Gunter berasal dari kulit pohon pinus, bertugas dalam merawat bibit pohon. Dan banyak asal peri hutan dan tugas lainnya untuk kelestarian hutan konifer yang mereka tinggali.

Petra terbang kesana kemari dan akhirnya bertemu dengan Eld dengan wajah yang ditekuk, "Eld, kau lihat Oluo? Aku tadi menunggu kupu-kupu tapi hanya tiga yang sampai"

"Itulah Petra. Oluo tertangkap oleh manusia. Nanti malam kita cari dia"

"Hah? Lagi?" tak habis pikir dengan Oluo yang kelewat lengah dan ini kali keduanya. Petra berkacak pinggang, "Baiklah, aku bantu"

**

Eld, Gunter, dan Petra saat ini mengendap-endap masuk pada sebuah rumah pada dugaan pertama mereka. Karena mereka sudah pernah kesini untuk menyelamatkan Oluo. Mungkin sudah puluhan tahun yang lalu di waktu manusia.

Eld, Gunter dan Petra melihat dari langit-langit rumah. Ruangan yang penuh buku dan bersih. Benar saja saat ini Oluo duduk menyembunyikan wajah dengan lutut yang dilipat ke depan, toples kaca menghalangi Oluo untuk keluar. Di dekatnya masih ada wanita berkacamata yang memandangi Oluo dengan lilin yang menyala dan pria pirang di sebelahnya yang sibuk pada pena dan kertas. Mereka tak bisa terang-terangan menolong Oluo.

"Petra, saatnya giliranmu" Gunter menyuruh pada Petra pada rencana yang ia buat.

Petra menghirup napas dalam-dalam dan mulai bersenandung. Senandung yang biasa ia lantunkan pada benih-benih bunga saat musim dingin akan tiba, lantunan nyanyian tidur. Tak lama Petra bernyanyi, kedua orang tadi sudah mulai menguap.

"Berhasil. Teruskan lagi" kini Eld kegirangan melihat kemampuan Petra yang bisa menyihir makhluk hidup bisa terlelap.

Nyanyiannya terus dilantunkan Petra, pria berambut pirang belah tengah itu sudah jatuh tertidur, tinggal seorang wanita yang sepertinya berusaha keras menahan kantuk. Senandungnya sebentar lagi selesai, tapi wanita itu terus melawan, mengedipkan matanya berulang kali dan sesekali menampar wajah agar tidak tidur.

Akhirnya, Gunter ikut turun tangan. Kali ini Gunter menarik napas dalam-dalam dan meniup angin dingin dengan aroma khas pepohonan dari mulutnya agar wanita itu bisa rileks. Eld makin kegirangan melihat kemampuan Gunter.

Beberapa detik kemudian berhasil, wanita itu tertidur pulas dengan kepala di atas meja. Eld mendekat perlahan pada lilin dan meniupkannya.

Karena cukup gelap, Oluo mengangkat wajahnya. Wanita yang mengamatinya tertidur pulas dengan api lilin yang sudah mati. Ternyata bala bantuan sudah datang. Teman-temannya sedang memutar tutup toples dan sudah terbuka. Oluo menatap teman-temannya haru yang berlebihan dengan air mata dan ingus yang keluar, "Kaliaaan"

Tapi sebaliknya, tatapan jengkel dan dengusan dari Petra, Eld, dan Gunter melihat risih Oluo karena bukan kali pertama Oluo tertangkap. Seharusnya lebih berhati-hati pada manusia.

"Lain kali kau disitu saja sampai mati" Petra menjitak kepala Oluo saat terbang menghampirinya. Sebenarnya ucapan Petra tidak masuk akal, mana ada peri yang bisa mati.

"Aduh, maaf. Terimakasih ya sudah menolongku" Oluo mengusap kepala dan wajahnya bekas tangisan.

"Untung saja Eld diberitahu oleh kelinci yang melihatmu" ucap Gunter mengamit leher Oluo dan hampir tercekik

"Aduh aduh. Sakit" Oluo berusaha melepaskan diri dari lengan kekar Gunter.

Eld mengamati keadaan sekitar ruangan, "Nampaknya kau ditangkap oleh orang yang sama, lihatlah itu dulu yang pertama menangkapmu" Eld menunjuk pada sebuah pigura sketsa wajah pria paruh baya di atas meja.

"Ah iya, wanita ini cucunya. Katanya lima puluh tahun lalu aku pernah tertangkap". Kemampuan peri adalah bisa mendengar dan mengerti bahasa yang digunakan manusia, makanya tadi Oluo tau kalau bukan kali pertama ia tertangkap.

"Tuh makanya jangan berkeliaran waktu bertugas. Nggak ada kapoknya ya" Petra masih mendengus kesal. Oluo hanya menanggapi dengan tawa aneh.

"Akan berbahaya kalau banyak manusia yang sudah mengetahui keberadaan kita. Yasudah, kita pulang sebelum fajar" pimpin Eld terbang terlebih dahulu menyelinap keluar rumah itu dan diikuti lainnya.

The Wind at DawnWhere stories live. Discover now