26 - herzliche Begrüßung

41 7 3
                                    

Kuchel tersenyum sesekali bernyanyi menyiapkan teh dan kudapan karena menerima tamu Hange dan lainnya yang saat ini duduk di sofa panjang. Hange terkekeh, "Kami hanya sebentar saja"

"Lama juga boleh, sebentar lagi sudah jadi" jawab Kuchel riang.

Hange sebenarnya ingin saja langsung memberitahu Levi dan Petra perihal mengapa Petra menjadi incaran Zeke, setelah Petra mengeluarkan mereka dari kabut tebal dari bantuan teman-teman elf Petra dan bicara di depan rumah. Hanya saja Kuchel melihat mereka melalui jendela dan menyuruh mereka masuk.

Levi berkata pelan pada Hange, "Cari bahasan yang lain. Ibuku tidak tau Petra adalah manusia setengah elf"

Hange kaget, "Ah gimana, beritahukan saja. Tidak masalah bukan?" Hange beralih pandang ke Petra.

Petra terkekeh, bingung mau menjawab apa karena sudah banyak orang yang mengetahui.

"Tidak apa kan, besok lusa Petra sudah jadi manusia seutuhnya jadi tidak masalah kan?"

"Bukan begitu, Hange. Aku khawatir kalau ibu nanti syok karena aku diincar oleh Zeke" ucap Petra pelan karena Kuchel berulang kali melambaikan tangan agar segera masuk ke rumah.

Hange jadi kikuk mencari bahan obrolan yang pas. Menoleh pada Nifa, Nifa hanya terkekeh menggeleng. Menoleh pada Moblit, Hange melihat sekilas dan mendesah pelan, padahal Moblit sudah bersiap membuka mulutnya.

"Hoi Levi, kau akhir-akhir ini tidur tepat waktu ya? Apa karena Erwin memberimu obat tidur untukmu? Apakah aku boleh meminta darimu" topik bahasan Hange yang kelewat batas menurut Levi. Alisnya berkerut yang mengatakan itu

Kuchel sambil membawa baki yang menjawab, "Tidak Hange. Semenjak kami tinggal di hutan Levi mudah tidur begitu pula denganku. Aku merasa tidurku nyenyak tanpa terbangun di tengah malam karena batuk"

"Oh ya? Apakah sudah sembuh batuknya?" Hange kali ini malah berbicara dengan Kuchel.

"Sepertinya sudah. Hutan ini memberi manfaat padaku. Berkat Levi" Kuchel mengelus sayang rambut anaknya.

"Sudah terbiasa ya, kalau Petra bagaimana denganmu, kau juga terbiasa disini?" tanya Hange yang mendadak.

"Ah, iyaa. Disini nyaman" Petra menautkan tangannya karena gugup.

"Bukankah tidak boleh pasangan subur tinggal dalam satu rumah? Kan harus melalui pernikahan" ucap Nifa sambil menunjuk pada Petra dan Levi. Levi kaget langsung terhenti meminum tehnya. Petra yang tidak mengerti hanya melihat Nifa heran.

Hange menyikut Nifa, "Kau ini, kan ada ibunya Levi disini. Bukan tinggal berdua saja jadi tidak perlu ada pernikahan"

Kuchel jadi menyetujui pendapat Nifa, "Iya ya, kenapa aku tidak memikirkan hal ini. Aku menyukai Petra seperti anakku sendiri dan bagaimana denganmu Levi?"

Levi meletakkan cangkirnya, "Pernikahan tak segampang itu, sebentuk cinta itu harus ada sebelum melaksanakan pernikahan"

Petra jadi bersemu merah, Levi menggunakan kalimat yang tidak biasa karangan Petra sendiri. Sejak kapan Levi mendengar itu.

"Hei lihatlah wajahnya Petra, dia malu berarti mau menikah denganmu Levi" tunjuk Hange yang membuat seisi rumah jadi riuh dengan tawa menggoda. Petra buru-buru mengelak dan Levi hanya diam saja.

Sebelum berpamitan, Hange menyerahkan selembar kertas pada Levi sambil berbisik, "Tolong yang pembicaraan tadi tidak membuatmu ingin memukuliku ya. Salahnya kau menyuruhku mencari topik"

"Tidak apa, ibuku menjadi senang karena itu"

"Berarti kau mau menikahi Petra dong" ucap Hange lantang.

"Diam kacamata sialan" Levi berlalu menyentuh pundak ibunya menyuruh masuk lebih dulu ke rumah agar Eld, Gunter dan Oluo bisa muncul membantu Hange dan lainnya sampai pada kota dengan selamat.

The Wind at DawnWhere stories live. Discover now