Chapter 01.

1K 129 9
                                    

01. BAYI SIAPA?

__________

Oek...oekk..

Suara bayi mungil terdengar begitu dekat di sekitaran depan kontrakan yang saat ini seorang gadis bernama Aina itu tempati.

"Alah palingan suara ringtone hape'nya tetangga sebelah aja kalik ya," gumamnya.

Oekk...oekk..oekkk..

Namun semakin lama semakin berisik, membuat Aina terganggu karna sedang melakukan kegiatan belajar.

Merasa penasaran, ia melangkah menuju pintu depan untuk memastikan, apakah benar adanya bayi atau hanya sekedar suara-suara ringtone hape oranglain, atau justru hanyalah halusinasi Aina saja karna terlalu sering menonton film horor.

Saat Aina membuka pintu, bersamaan dengan pintu kontrakan sebelah yang juga penasaran akan adanya suara bayi tersebut, mereka berteriak tak menyangka.

"BAYI?" keduanya saling memandang seolah saling mencurigai satu sama lain.

"Lo hamil di luar nikah?" tanya pria itu menunjuk Aina se-enaknya.

Aina melotot garang, ia tak terima di tuduh seperti itu. "GILA LO YA, GUE GAK MUNGKINLAH HAMIL DI LUAR NIKAH! LAGIAN LO SIAPA, LO BARU DUA HARI PINDAH KE KONTRAKAN SEBELAH GUE, SONGONG BANGET LO!"

"Itu buktinya apa? Lo baru ngelahirin kan?"

"Ngelahirin depan pintu maksud lo? Jangan sembarangan lo ya, biar tepoz begini gue masih virgin. Oh atau jangan-jangan, itu bayi lo ya? Hasil pernikahan sirih lo sama cewek gak bener? Terus cewek lo dateng kesini ngasih bayi itu biar lo tanggungjawabin?"

Mata pria itu membulat sempurna, ia nampak tak terima di tuding seperti itu. Memangnya pria macam apa dirinya? Biar tampan begitu, kelamin'nya tidak sembarangan membobol wanita, apalagi sampai sengaja membuat wanita hamil.

Saat pria itu mau marah, dan keduanya mau bersiap beradu bachot, tiba-tiba...

Oekkk....oekkk..oekk..

Bayi itu semakin menangis kencang sekali membuat Aina maupun pria itu melotot panik.

Sekarang apa yang harus mereka lakukan?

Keduanya saling menatap meminta jawaban. Pria itu mengangkat bahu'nya seolah mengisyaratkan tidak tahu, sementara bayi itu semakin menangis.

"Angkat bayi'nya" ucap pria itu.

"Gue gak tau gimana cara angkatnya," kali ini Aina begitu panik. Dan ini pertama kali untuknya, harus menggendong bayi, yang entah milik siapa bayi itu.

"Ck! Dasar bodoh, tangan lo taro bawah badan bayi'nya terus lo angkat"

"Lo aja yang angkat!" sewot Aina.

"Lo"

"Lo"

Oekkkkk....oekkkk...

Reflek keduanya buru-buru mendekati bayi mungil itu dan hendak mengangkatnya, "Biar gue aja" ucap Aina.

"Gue aja"

"Gue"

"Tadi katanya lo gak mau?"

"Lo juga tadi gak mau kan?"

"Udah gue aja"

"Gue"

"Gue"

Oekk....oekk...oekkk...

Tangan Aina lebih dulu mengangkat bayi itu, kemudian ia mencoba menimang-nimangnya. Melihat wajah bayi tak berdosa itu membuat Aina jadi merasa kasihan, reflek tangannya mengusap pipi bayi tersebut.

"Ya'ampun lucu banget" tanpa sadar Aina mengatakan hal itu.

Pria itu juga mendekat, memandang wajah menggemaskan bayi itu. Hingga mereka terlihat seperti sepasang suami isteri yang sedang membujuk bayi mereka agar tidak rewel lagi.

Tiba-tiba beberapa warga melihat kegiatan itu, mereka membicarakan kedua insan yang sedang mengajak ngobrol bayi yang Aina gendong-gendong itu.

"Gak nyangka ya, itukan si Aina masih sekolah"

"Iya ih, itu cowoknya pantesan pindah kesini, kaya'nya mereka di usir sama orangtuanya dan sekarang mau ngurus bayi itu disini berdua"

"Kita laporin aja ke pak RT!"

"Ayok"

Beberapa menit kemudian Aina maupun Andra, nama dari cowok itu, terkejut dengan kehadiran RT, dan beberapa warga setempat kompak menghampiri keduanya.

"HEH AINA, JADI KAMU SEBENARNYA HAMIL? PANTES DI DALEM TERUS, JARANG KELUAR. TIBA-TIBA PUNYA BAYI AJA"

"IYA IH GAK NYANGKA!"

"USIR AJA MEREKA DARI SINI"

"USIR!"

Pak RT menghentikan sorokan dari warga setempat. "Hei tolong jangan main hakim sendiri. Semuanya tenang, Aina, dan kamu Andra kan ya? Orang baru disini, kalian harus menikah secara SAH"

Mata keduanya melotot sempurna, apa-apaan ini? Menikah? Oh tidak! Ini semua mimpi buruk untuk Aina, begitupun dengan Andra yang berfikir hal serupa.

"MENIKAH? GAK! SAYA GAK MAU!" protes Aina.

"SAYA JUGA GAK MAU! SAYA GAK KENAL SAMA DIA, LAGIAN BUKAN TIPE SAYA BANGET!"

"LO JUGA BUKAN TIPE GUE!"

"DASAR MALAMPIR!"

"APA LO BILANG?"

"MALAMPIR. BUDEK LO?"

"LO COWOK GILA!"

Melihat keributan keduanya membuat RT semakin memperteguh keyakinannya bahwa kedua insan itu harus di nikahkan agar tak bertengkar lagi.

"Sudah sudah! Kalian tetap harus menikah, atau pergi dari kampung ini"

Tidak mungkin jika Aina pergi dari kampung ini, sebab hanya di kontrakan ini ia bisa irit-irit uang karna bayarannya tak begitu mahal, begitupun dengan Andra.

Dan saat itu pula keduanya terpaksa harus menikah, meskipun dalam arti Weird Wedding! Ini adalah pernikahan ter-aneh, tergila dan terkonyol yang mereka alami.

Weird Wedding ✓Where stories live. Discover now