Chapter 07

453 98 6
                                    

07. AINA MARAH

________

Aina sejak tadi menunggu kehadiran Andra, dan pria itu baru pulang tepat pukul 10 malam, juga di antar oleh seseorang yang entah siapa Aina tidak tahu.

Setelah mobil berwarna putih itu melaju pergi, Andra kemudian hendak segera masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Aina yang duduk di kursi teras.

"Eh, lo pikir gue makhluk gaib apa? Segini gede'nya, kaga keliatan? Sapa kek, tanya kek!" sewotnya.

"Oh ada orang, gue pikir yang duduk di kursi jangkrik" candanya.

"Dari mana lo? Tadi di anter siapa?" Entah mengapa nada Aina terdengar tinggi, seperti orang yang tengah cemburu.

"Kepo banget lo kek cewek!"

"Emang gue cewek!"

Andra melangkah masuk di ikuti oleh Aina dari belakang. "Oh gue pikir transgender" jawab Andra meledek.

Andra membuka sepatunya, kemudian jaket levis yang ia kenakan, duduk bersantai sambil mengatur nafasnya yang lelah seharian bekerja, mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. Keluarga kecil? Haha. Bahkan itu terdengar sangat konyol.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, tadi siapa? Oh atau itu cewek yang lo porotin gitu ya, pantes lo banyak duid!" tudingnya.

"Hm, bawel ih kaya tukang baso aci." Dengan cepat pria itu melangkah menuju kamar mandi hendak membersihkan diri.

Aina betul-betul merasa penasaran, siapa sebenarnya yang mengantar Andra? Apakah dugaannya benar? Jika benar begitu, artinya Aina dan Bintang menikmati uang haram dong selama ini? Uang yang di hasilkan dari memanfaakan oranglain, itukan sudah jelas haram hukumnya.

"GUE GAK TERIMA YA, LO NGASIH GUE SAMA BINTANG PAKE UANG HARAM!" teriak Aina yang jelas terdengar Andra.

Andra menongholkan kepalanya di balik pintu, ia tertawa geli mendengar tudingan gadis itu. "Uang haram? Emang lo pikir gue abis ngelonte? Aset gue mahal, maap-maap aja!"

"Terus tadi siapa? Bener kan cewek lo?"

"Duh ya'ampun mbaknya kepoan amat? Cemburu ya?" godanya.

Aina memutar bola matanya malas. "NGIMPI KALI LO, GUE CEMBURUIN!" dengan segera ia masuk kamar tanpa memperdulikan Andra yang terus meledeknya dengan sebutan bahwa dirinya cemburu.

Enak saja beranggapan Aina cemburu, jelas-jelas ia hanya ingin tahu karna takut jika dugaannya benar. Mana mau Aina memakan uang haram! Lihat saja nanti, ia akan mencari tahu sendiri.

°°°°

Pagi harinya Aina memandikan Bintang sebelum dirinya berangkat ke sekolah. Bintang nampak senang setiap kali mandi di bak khusus bayi bersama dengan bebek-bebek kecil mainanannya.

Betapa menggemaskannya anak bayi itu, mandi sambil tertawa. "Nah sekarang pake shampo ya, biar harum" sungguh Aina ini sudah seperti ibu sungguhan.

Andra baru saja bangun dari tidurnya, mendengar suara Aina di kamar mandi bersama dengan Bintang, ia iseng-iseng menghampiri.

"Duh Bintang kalau lagi mandi sexy ya," goda Andra berdiri di depan pintu. Padahal ia sedang menyindir Aina yang memakai baju tipis dan mungkin lupa memakai kembali bra-nya.

Awalnya Aina tak menanggapi, sementara Bintang sudah bicara tidak jelas berbahasa bayi. "Apalagi gak pake BH" ucap Andra frontal.

"Yaiyalah kaga. Diakan bayi, lo dongo banget si? Lagian si Bintang kan cowok, mau lo ajarin jadi banci?" Sewot Aina. "Udah ya Bintang, jangan dengeri om sableng gak tau diri itu!"

"Kasian ih tante boncel kamu gak sadar-sadar Bin, mending aja susu'nya itu gede, susu tepoz di pamer-pamer"

Mata Aina melotot, wajahnya mulai bersemu merah. Ia kemudian mengambil gayung dan bersiap hendak memukul Andra.

DRAK!
DRAK!

"Arghhh anjir sakit boncel." Aina terus memegang tangan Andra agar pria itu tidak kabur darinya. Bodohnya Andra malah masuk ke dalam kamar mandi. Hingga dengan mudah Aina memukul-mukulnya menggunakan gayung.

"LO DARI TADI NYINDIR GUE HAH? TEPOS-TEPOS GINI, PUTING SUSU GUE PINK! LO KALAU LIAT JUGA NAFSU!"

"Hahahaha. Masa sih? Coba liat?"

Mendadak pipi Aina merah merona, dan ia merasa malu sendiri atas ucapannya. Bintang di bak mandi tertawa saja melihat pasutri itu sedang bertengkar kecil.

"Aaaa sakit Dona berhenti!" Desis Andra. Gadis itu tak henti-hentinya memukuli Andra.

"Kapan lo bisa sebut nama gue yang bener sih keparat! Dasar cowok mesum! Udah gak jelas, aneh, dongo, sekarang sisi negatif lo bertambah lagi, lo cowok mesum yang gak waras!"

DUG!
DUG!

"Aaaaaaaaaaaaa..." Aina terpeleset dan jatuh di atas tangkupan Andra. Keduanya saling bertatapan, dengan sorot mata yang tak bisa di artikan.

Jantung masing-masing terasa berdebar tidak karuan, dan keduanya sama-sama gugup.

Detik kemudian Aina langsung mendorong Andra hingga jatuh ke atas WC.

"Arghhh. Anjenggggg pantat gueeeee.." laki-laki itu benar-benar merasa kesakitan sekarang, dan Aina merasa puas.

Ia langsung buru-buru membereskan Bintang selesai dari acara mandi pagi'nya, membiarkan Andra yang berusaha bangun dengan bokong yang benar-benar kesakotan. "DONA LIAT LO NANTI! GUE PERK*SA TAU RASA! EH TAPI MAAP GUE GAK NAFSU SAMA TUBUH TEPOS! GUE MUTILASI LO NANTI ANJENGGGGGG!" umpatnya.

Sekarang Aina membedaki tubuh Bintang setelah di balur oleh minyak telon, ia mengetahui terutorial memandikan bayi dari youtube dan sekarang berhasil.

"Bintang ganteng banget cihh.." Aina menciumi pipi Bintang. Selesai mandi, Aina menyeduh susu untuk Bintang.

Selesai memandikan Bintang, dan semuanya sudah beres, kini giliran Aina yang mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

"ANDRA!! LO DIMANA SIH? KOK LO GAK ADA? GUE MAU SEKOLAH INI, JANGAN PERGI-PERGIAN, JAGAIN BINTANG" teriak Aina setelah selesai mandi.

3

2

1...

"DORRRRRRRRR!"

Aina tersentak kaget, bahkan saat ini handuknya sudah terjatuh di hadapan Andra. Lantas Andra yang melihat itu menelan salivanya susah payah. Pemandangan yang extrim itu membuat Andra menegang.

Buru-buru Aina memasang kembali handuknya, ia tak mengatakan apapun dan langsung berlari ke kamar. Sungguh Aina malu sekali saat ini, bisa-bisanya pria itu melihat tubuh telanjang Aina yang meskipun hanya beberapa detik saja.

Merasa bersalah, Andra hendak meminta maaf, namun gadis itu melengos saja tak mau menanggapi.

"Makan dulu woi, lo gak mau makan? Kalau mati bagaimana?" Andra mengejar Aina keluar dari rumah kontrakan. Gadis itu sepertinya betul-betul marah, bahkan tak menanggapi ucapan Andra.

Dia marah karna gue liat badan'nya? Lah kan gue laki'nya, baru di liat badan'nya udah marah, apalagi gue ajak bergelut di atas ranjang. Aneh tu cewek!

Tapi, melihat Aina marah seperti itu, Andra jadi takut jika gadis itu marah berkepanjangan. Andra memang belum mengenal Aina sepenuhnya, tapi dengan marahnya yang seperti itu, Andra sadar bahwa cerewetnya gadis itu lebih baik daripada diam'nya.

Weird Wedding ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang