Chapter 17

389 85 11
                                    

17. KAMU MILIKKU

_______

Setelah Bintang tidur dan Aina di antar ke kamar khusus untuknya dan juga Bintang, Aina duduk di tepi ranjang, ia tak sanggup memendam airmata yang sejak tadi ia tahan-tahan.

Entah mengapa pelukan Andra pada gadis tadi jauh lebih membuat hatinya terluka, daripada kebohongan yang Andra buat-buat pada mami'nya. Aina tak masalah jika dirinya tak di akui sebagai isteri, tapi konflik paling berat dari percintaan bukankah perselingkuhan?

"Apa pantes gue bilang yang tadi itu perselingkuhan, sementara pernikahan yang gue dan Andra jalanin ini kan pernikahan aneh, konyol, terpaksa?" gumamnya menangis sesegukan.

Tak lama, tanpa Aina sadari, Andra masuk ke dalam kamarnya, pria itu sudah duduk di samping Aina yang sedang menutup wajahnya oleh kedua telapak tangannya dengan tubuh yang bergetar menangis.

Andra menyentuh pundak Aina, lantas membuat Aina terkejut kemudian menghapus airmatanya kasar. "Lo? Ngapain kesini?" tanyanya sewot.

"Gue kesini ya karna ini kamar isteri gue dan anak gue'lah!"

"Apa maksud lo bilang gitu? Tadi di hadapan nyok---"

Andra menarik pinggang Aina, membiarkan tubuh mungil itu kini bersandar pada pelukannya. "Maaf, gue gak bermaksud bilang gitu, nyokap lagi sakit Ai, gue belum bisa cerita karna takut makin memperumit keadaan. Gue janji, gue bakalan cerita setelah mami sembuh"

Perkataan Andra membuat Aina luluh, gadis itu menghentikan tangisannya dan membiarkan tubuhnya tetap di peluk oleh sang suami.

"Cewek tadi----"

"Sapupu gue, anak dari adiknya papi. Sekarang papi ada di luar negeri, dia ngurusin bisnis disana, dan kalau dia tahu gue ada disini, gue bakalan di suruh ngurus perusahaan yang disini. Untuk sekarang mungkin beberapa waktu lagi gue bakalan lanjutin kuliah gue. Gapapa kan?"

Aina mengangguk, "Gapapa kok."

"Ai" Andra menatap Aina lamat, membuat gadis itu salah tingkah tidak karuan. "Gue---"

"Kenapa?"

"Gue sebenernya..."

BRUTTTTTTTTT!!!

"AINA ASTAGFIRLLAH ALAZIM ALLAHHU AKBAR LA'ILAHA ILLALLAH!!!" Andra menutup hidung rapat-rapat.

"Ma-maaf Ndra, gue kebiasaan kalau habis nangis suka pengen berak. Bentar ya gue berak dulu, eh dimana kamar mandi'nya?"

BRUTTTTT!!

BRUTTTTT!!!

Aina benar-benar tak tahan ingin sekali buang air besar, maka Andra buru-buru mendorong Aina menuju kamar mandi yang tersedia di dalam kamar.

Aina menutup pintu kamar mandi rapat-rapat, saat sudah di dalam ia kebingungan, mana wc'nya?

"ANDRA KOK GAK ADA WC'NYA?"

"Ada Ai, jangan bikin darah gue tinggi!"

"Gak ada Ndra, lo kesini deh cepetan!!"

Andra kemudian membuka pintu kamar mandi, ia menarik nafasnya kasar. "Itu WC anjir---" pria itu menunjuk pada wc yang menurut Aina aneh.

"Gimana gue bisa berak, gak ada lobangnya"

Dengan cepat Andra membuka tutup wc tersebut, "NOH SONOH BERAK!" kesalnya.

"Terus nanti sebornya bagaimana?"

Sepertinya menghadapi Aina harus extra sabar luar biasa, gadis ini hanya belum terbiasa dengan segala fasilitas yang ada. Maka pelan-pelan Andra mengajarinya memakai wc duduk, ia juga menjelaskan tentang fungsi shower yang ada di dalam kamar mandi.

Aina membuka celana'nya kemudian duduk di atas wc, "Ih Andra gak enak tau ee sambil duduk, enaknya jongkok" gadis itu mengganti posisinya jongkok.

Tak sadar'kah Aina, bahwa masih ada Andra di dalam kamar mandi tersebut? Lantas Andra melongo melihat pemandangan tanpa CD di hadapannya. Bahkan milik Aina membuat Andra meneguk ludahnya kasar.

Brocotttttt!!! Sialan. Tadinya Andra nafsu sekali, tapi saat mendengar suara keluarnya kotoran itu, lantas membuat Andra bergidik jijik. Ia langsung keluar dari kamar mandi.

"LOH ANDRA KOK LO NINGGALIN GUE? GIMANA KALAU WC'NYA IDUP TERUS GUE DI MAKAN? NDRA WOI, JANGAN TINGGALIN"

"Gue di depan! Bau banget tai lo!"

"Emang tai lo enggak?"

"Kaga, pake pewangi!"

"Emang bisa?"

"Bisa! Udah cepetan beraknya, nanti abis itu biar gue jelasin cara mandi di bathtub" Andra sudah memiliki rencana akan mengajari Aina mandi, dan disitulah ia bisa mengambil kesempatan memiliki Aina sepenuhnya. Bagaimanapun Andra inikan pria normal, ia membutuhkan hubungan sexual dalam rumahtangga-nya.

Setelah selesai Aina pup, Andra masuk kembali ke dalam kamar mandi, gadis itu sudah membersihkannya.

"Buka baju'nya, gue ajarin mandi"

Mata Aina melotot marah. "WHAT? ENAK AJA LO! LO MAU LIAT TUBUH GUE YANG SEXY YA?"

"Gak nafsu gue!"

"Boong?"

"Seriusan boncel! Gue cuman mau ajarin lo mandi"

Dengan ragu Aina membuka pakaiannya satu persatu, hingga kini gadis itu bertelanjang di hadapan Andra.

Gila, bisa langsung gue kangkangin aja gak sih?

"ANDRA TUTUP MATA LO!" ucap Aina kesal dan menutup bagian payudara serta miliknya dengan tangannya.

"I-itu, lo---arghh sial, gue gak tahan Ai!!" Andra kemudian membuka pakaiannya, memojokan tubuh Aina sampai berada di ujung tembok.

"Ndra---tapii..."

"Gue mau minta hak gue," pinta Andra dengan suara serak'nya.

"Gu--gue malu.."

"Jangan malu, seluruh tubuh lo, dan apapun yang ada dalam diri lo adalah milik gue Ai."

"Ndra ahhh..."

Yang Andra inginkan akhirnya tercapai hari ini. Sebenarnya juga Aina menginginkannya, bagaimanapun Andra adalah suaminya, dan mereka berhak melakukan hubungan sexual antar suami isteri itu.

Hari ini Aina melepas aset berharganya, kepada suami yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

Meskipun awalnya sebuah pernikahan yang mereka jalani adalah keterpaksaan, namun siapa sangka, keterpaksaan itu berubah menyatukan seseorang dalam cinta.

Weird Wedding ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang