Chapter 22

367 75 11
                                    

22. NGIDAM YANG ANEH

_______

"Si badak ngapain disini?" Aina mengintip di balik pintu kamar melihat Serline datang malam-malam begini dan mengajak mami'nya Andra ngobrol.

Bintang sejak tadi asik ngendot, bahkan sehari saja ia bisa menghabiskan susu hampir 7 botol. Jika saja Aina memiliki ASI, ia akan berikan untuk Bintang sepenuhnya.

"Bintang, kamu mending masuk ke keranjang mochi dulu ya biar gak kejengkang kalau mommy tinggalin bentar. Mommy mau temuin badak bercula dua dulu," Aina memindahkan Bintang pada tempat tidur khusus bayi yang terjaga dan tidak akan membuat Bintang terjatuh saat bayi berusia 7 bulan itu tak mau diam.

Setelah memindahkan Bintang, ia segera berjalan mengendap-ngendap menghampiri Serline.

"Eh ada tamu, ya'ampun Serline, kemana aja?"

Basa basi banget ni cewek kampung!

Serline tersenyum palsu di hadapan Aina, "Ada hehe. Biasa, gue sibuk kuliah."

Aina mangut-mangut saja pura-pura percaya, padahal ia tahu bahwa gadis itu sedang sibuk mencari cara untuk mendapatkan kembali hati Andra.

"Nah udah ada Aina, kamu ngobrol sama Aina ya, mami ngantuk banget" ucap Renita yang kemudian di angguki Aina maupun Serline.

Kini di ruang tengah hanya ada kedua wanita yang sama-sama mencintai Andra, beda'nya yang satu cintanya terbalaskan, yang satu lagi hanya bertepuk sebelah tangan.

"Ngapain lo kesini?" tanya Aina yang menampilkan wajah aslinya, wajah ketus dan tak suka.

"Suka-suka gue'lah, kaki-kaki gue. Kenapa lo yang repot?"

"Iya sih kaki lo, tapi sebaiknya langkah lo itu di pake ke jalan yang bener. Inikan tempat kediaman suami orang, lo mau jadi pelakor?"

"Hellow! Lo kali hama dalam hubungan gue dan Andra,"

"Gue hama? Haha. Lo bakteri, lo gak laku ya ngejar-ngejar suami orang? Boleh sih lo mau jomblo seumur hidup juga, yang gak boleh itu lo nyoba rebut suami orang!"

"Eh jaga ya omongan lo! Gue kesini buat tengokin mami, bukan ketemu Andra!"

"Masa sih tengokin mami?"

"Y!"

"Duh Andra mana ya, kok belum balik-balik, padahal anaknya udah ngiler banget pengen sate padang"

Mendengar kata anak, dan melihat pergerakan tangan Aina yang mengelus perutnya, itu membuat Serline merasa cukup kaget.

"Lo-lo hamil?"

"Iya gue hamil anaknya Andra"

"HAH? GAK MUNGKINLAH ANDRA MAU HAMILIN LO!"

"Eh maksud lo apa ya? Lo pikir tubuh gue yang tepos ini memperhambat keturunan? Gini-gini Andra seneng kok gue puasin di atas ranjang. Eh salah, gue mainnya waktu itu di bak kamar mandi, pake air terjun "

Air terjun yang Aina maksud adalah shower, ia hanya belum biasa menyebutkannya. Daripada malu sendiri, jadi mengatakan itu air terjun.

Sebenarnya Serline bingung juga, sejak kapan kamar mandi di rumah keluarga Andra memiliki air terjun? Tapi yasudahlah, Serline tak perduli. Yang sekarang ia fokuskan adalah perut rata Aina yang sedang mengandung bayi di dalamnya.

"Perut lo masih rata, jangan bohongin Andra. Lo pasti sengaja kan bilang punya bayi biar nanti harta warisan Andra jatuh ke tangan lo?" Tudingnya.

"HELLOWWW BADAKKKKK! LO PIKIR GUE ISTERI INDOSIAR YANG SUKA MOROTIN HARTA, MENTANG-MENTANG GUE MISKIN GITU? KALAU LO GAK PERCAYA, LO BOLEH AJAK GUE KE DOKTER, BIAR LO TAU SENDIRI HASIL'NYA. NAH URUSAN PERUT GUE YANG MASIH RATA ITU KARNA USIA KANDUNGAN GUE MASIH DUA MINGGU!"

"Oh!" Serline segera berdiri untuk melangkah pergi. Baginya berurusan dengan Aina sama saja meladeni orang tidak waras.

"Eh mau kemana lo badakkkkkk? Kena mental ya?" Serline tak memperdulikannya, ia segera masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin mobil dan pergi melajukannya cepat.

Aina merasa puas sekali karna telah mengusir makhluk halus seperti Serline. Sekarang tidak ada lagi yang menganggu hubungan dirinya dan juga Andra.

Tak lama suara klakson mobil Andra terdengar, dan sepertinya pria itu juga berpapasan dengan Serline. Andra segera memakirkan mobilnya di depan halaman rumah, kemudian ia keluar dari mobil dan langsung menghampiri Aina yang berdiri di depan rumah.

"Itu si Serline ngapain kesini?" tanya Andra bingung. Aina tak menjawabnya ia langsung mengambil plastik berisi sate padang itu lalu kemudian masuk ke dalam rumah.

"Sayang, aku nanya, itu si Serline ngapain kesini?" Andra membuntuti sang isteri sampai ke dalam kamarnya.

Aina hanya membalasnya dengan senyuman, kemudian menarik tangan Andra hingga kini pria itu duduk di soffa dan Aina duduk di atas pangkuannya, "Aku mau di suapin sama kamu ya? Sambil duduk gini, terus sambil suapin kamunya sambil bilang TE SATEEEE... SATEEEEE...SATEEE... Kaya penjual sate gitu" rengeknya memohon.

"Hah? Yang bener aja. Astagfirllah"

"Eh aku ngidam loh!"

"Yaudah iya, buka dulu plastiknya terus simpen di atas piring, biar aku suapin"

Dengan telaten Andra menyuapi sang isteri, sambil menirukan suara tukang sate asal madura seperti yang suka lewat keliling komplek.

"IH KENYANG BANGET."

"Baru juga satu tusuk sayang, aku beli lima puluh tusuk itu, habisin"

"WHAT? KAMU PIKIR AKU APA? GAK MAU! KENYANG!"

"Loh tapi---"

"Aku mau tidur aja, kamu yang abisin ya. Oh iya, nanti kalau sate padangnya udah habis, kamu tidurin Bintang dulu, baru mpok-mpok aku ya? Usapin kepala aku sampe bobo, terus nyanyiin lagu dangdut yang judulnya manuk dadali"

"Itu lagu sunda sayang"

"Jadi aku salah?"

"Enggak sayang enggak"

"Aku ngidam loh!"

"Iya sayang iya"

"Awas ya berani bilang aku yang salah, inget ya, aku sama anakmu slalu benar!"

"Oke sayang"

Andra mendengus pasrah sambil mengelus dada. Padahal usia kehamilan Aina baru dua minggu tapi mengapa sudah mengidam yang aneh-aneh?

°°°°°

Hari ini Andra sedang ada urusan di kantor papi'nya, ia sedang belajar bagaimana cara mengelola bisnis, sekaligus mengenal kantor yang suatu saat akan menjadi miliknya.

"Andra, nanti kamu di bantu sama sekertaris yang biasa bantu papi dalam urusan bisnis"

"Cewek, atau cowok pi?"

"Ya cewelah Andra!"

"Gak ah Andra gak mau, nanti pawang Andra ngambek pi. Kaya gak tau aja Aina kek mana, dia agak absurd, bisa-bisa kerjaan berantakan, sekertaris papi gak kuat kerja sama Andra. Cewek itukan tingkahnya ada-ada aja. Dia aja berhasil bikin Serline sekarang bener-bener jauh bahkan balik lagi ke luar negeri, gimana sama cewek-cewek lainnya nanti? Andra gak mau!"

"Lah terus, masa sekertaris di kantor cowok sih? Kamu tuh ada-ada aja."

"Boleh cewek tapi jangan sampe cewek itu demen sama Andra pi, asli dah, Andra gak mau cari masalah sama si boncel. Eh maksud Andra, sama Aina"

"Yaudah nanti papi kasih ketegasan sama dia ya untuk profesional dalam bekerja! Lagian Elita ini gak mungkin suka sama kamu, dia ini profesional dalam bekerja, mangkannya bisa bertahun-tahun sama papi kerja"

Andra hanya mangut-mangut saja, ia kemudian memeperhatikan kembali file-file penting yang sedang papinya jelaskan itu.

Beruntung Edwar memiliki putra yang cerdas, hingga tak sulit baginya menjelaskan terulang kali pada Andra, sebab putra'nya itu mudah sekali mengerti walau hanya satu kali penjelasan.

Weird Wedding ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang