Chapter 05

415 88 11
                                    

05. AIR BERAS CAMPUR GULA

________

DI SEKOLAH, Aina kebanyakan melamun. Ia memikirkan Bintang, akan bagaimana nasibnya bersama Andra? Apakah bisa Andra membuat susu formula dengan takaran yang benar?

Bel istirahat berbunyi, bahkan Aina masih saja melamun menyimpan tangan di bawah dagu seolah sedang berfikir berat.

"Ay, lo kenapa si?" tanya Dessy, selaku teman sekelas sekaligus sebangku dengan Aina.

"Susu"

"Susu? Maksud lo?"

"Hah? Itu anu, em maksud gue, gue pengen ke kantin, minum es susu hehe."

"Oh yaudah ayo ke kantin, dari tadi lo ngelamun ngebayangin es susu?" Aina menyengir kuda, dan mengangguk. "Dasar!"

Keduanya segera pergi ke kantin. Seperti biasa, kantin slalu ramai dengan orang-orang populer yang slalu menjadi pusat perhatian.

Rifqi, dan teman-temannya biasa bermain gitar, menyanyikan lagu-lagu romantis yang membuat suasana kantin menjadi lebih ramai.

"Eh, itu si Rifqi nyanyiin lagu sambil mandangin lo tu!" ucap Dessy yang menyadari itu.

"Masa sih?"

"Eh dia kesini"

Mata Aina melotot terkejut, pria itu melangkah menghampirinya, dan semua orang di kantin kini menjadikannya tontonan.

"Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu..."

Rifqi menyanyikan lirik lagu tersebut tepat di hadapan Aina. Ia duduk di samping Aina, memandang lekat gadis yang kini ia nyanyikan lagu seolah special.

Jantung gue kaya lagi qosidahan anjerrrr! Jerit Aina dalam hati.

Pipi Aina merah merona, sungguh pria yang ada di hadapannya ini tampan sekali, baik di lihat dari jauh maupun dari dekat.

Selesai bernyanyi, Rifqi menyimpan gitar tersebut di atas meja. "Gue boleh kenalan?" tanyanya.

"Gu-gue..gue udah kenal kok sama lo. Rifqi kan? Anak IPS?"

"Yaps. Kok kenal si?"

"Tiap di sekolah, kan lo suka main gitar di kantin. Pagi di hukum, siang di hukum, balik slalu cepat daripada murid lainnya. True?"

"Wow! Salah satu fans gue kah?"

"Nggak. Gue biasa aja, cuman lo'nya aja terlalu populer, sampe kebiasaan lo gampang di hafal."

"Nama lo?"

"Aina" Rifqi mengangguk kemudian tersenyum manis. Semua orang di kantin nampak bersorak tak menyangka jika Aina yang mereka kenal sebagai penjual kripik, bisa-bisanya di goda oleh manusia sepopuler Rifqi.

"Gue boleh minta nomer hape lo?" tanya Rifqi menatap Aina lamat-lamat.

"Hm, gimana ya? Gue---gue gak pegang hape" dustanya. Padahal sebenarnya Aina hanya tak ingin membuat keadaan sekitar sekolah menjadi lebih heboh lagi. Mending jika dirinya hanya di jadikan bahan gosip, bagaimana jika dirinya di bully satu sekolah oleh para gadis penggemar Rifqi?

Aina segera menarik tangan Dessy agar segera pergi dari kantin. "Maaf ya, kita duluan" pamitnya. Pria itu hanya mengangguk kecil saja dan memberikan senyuman khasnya.

Menarik. Pikir Rifqi dalam hatinya.

°°°°

"Ah sial, susu'nya abis. Buset dah si Bintang baru beberapa jam aja udah 4 botol. Gimana ini? Masa gue ke indomaret gendong-gendong bayi?" gumam Andra frustasi.

Weird Wedding ✓Where stories live. Discover now