Chapter 12

374 91 6
                                    

12. MIMPI BASAH

_________

"Aosnznakoqow"

"Iya Bintang, bentar ya Aina masak dulu ntar kita ngobrol lagi"

Andra disana terkekeh geli, sejak tadi Aina mengobrol dengan Bintang, padahal gadis itu tak mengerti apa yang Bintang katakan. Tapi, Andra juga sering mengobrol dengan Bintang, bahkan iseng-iseng menjadikan Bintang sarana untuk meledek Aina.

Mereka ini nampak seperti keluarga harmonis di hadapan banyak orang, namun saat di rumah, sudah seperti TOM AND JERRY.

Suara ketukan pintu, membuat Andra menghentikan aktifitas bermain ponselnya sejenak. Ia kemudian hendak bangkit membukakan pintu depan.

Saat pintu ia buka, wajah Andra berubah datar. Yang datang rupanya...

"Kecebong anyut," gumamnya tanpa sadar.

"Apa bang?" tanya Rifqi yang mendengar gumaman Andra.

"Nggak. Ngapain lo kesini?"

"Aina'nya ada bang?"

"Bang...bang..bang... Lo pikir gue penjaga warung nenek moyang lo! Gak ada ketemu Aina, dan jangan pernah ganggu Aina lagi!"

"Tapi..."

"LOH ADA TAMU? KOK GAK DI SUR---- RIFQI?" Aina terkejut saat rupanya yang datang adalah Rifqi, padahal untuk apa pria itu datang lagi? Sudah jelas Aina slalu menghindari, "Lo ngapain kesini Qi?" tanyanya heran.

"Pengen aja ketemu, emang gak boleh ketemu calon pacar?"

Rahang Andra mengeras menahan emosi. Apa katanya tadi, Calon Pacar? Sungguh ingin rasanya Andra membongkar pernikahan yang sudah ia bangun secara sah bersama Aina, isterinya.

"Calon pacar pala lo! Masih sekolah, ngapain pacar-pacaran? Duit aja lo masih minta dari ortu kan? Tampang-tampang kaya lo itu tuh cuman nyari pelampiasan nafsu doang, hafal gue"

Dug! Aina memukul lengan Andra kesal. "Lo kalau berani ngobrol berduaan sama dia, liat aja, gue bisa bales!" Bisik Andra tepat di telinga Aina.

Aina mendadak ciut mendengar kalimat akhir Andra, apa maksudnya pria itu akan membalasnya? Jangan-jangan Andra mau berselingkuh?

Andra melengos masuk ke dalam, ia duduk di atas kursi sambil kembali memainkan ponselnya. Wajahnya terlihat kesal, pria itu tengah terbakar api cemburu.

"Rifqi maaf ya, lo balik aja. Lo tau kan, abang gue galak kaya singa. Di tambah lagi, dia gak suka kalau gue bantah. Kan di sekolah udah gue bilang, jangan dateng lagi ke rumah gue"

"Tap--"

"Oiya bentar, lo tunggu disitu ya," Aina masuk ke dalam, mengambil sesuatu untuk Rifqi. Andra memperhatikannya, dan jika Aina berbuat macam-macam, akan ia pastikan cowok bernama Rifqi itu pulang dalam keadaan babak belur.

Dahu Rifqi mengernyit bingung, apa maksud Aina membawakan ponsel yang sudah ia beri untuk gadis itu. "Maksudnya apa Ai?"

"Makasih ya hape'nya, tapi maaf gue gak bisa nerima hape ini. Gue bisa kok beli sendiri," sejujurnya Aina juga merasa tertekan, karna Rifqi sering memeriksa ponselnya seolah Aina tak boleh menyimpan nomer siapapun selain dirinya. Mungkin jika Andra yang posesif terhadapnya, Aina akan merasa luluh, tapi jika itu Rifqi? Justru Aina merasa risih pada aturan menjengkelkan itu.

"Loh tapi--"

Aina menutup pintunya pelan, "Maaf ya Qi" ucapnya lalu mengunci pintu dan masuk ke dalam.

Weird Wedding ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang