Chapter 29

332 61 12
                                    

29. MARAHAN

________

Sudah hampir 3 jam Aina duduk di depan baskom berisi air dan juga kepiting yang ada di dalam baskom tersebut, namun tidak ada hasilnya ia bertemu dengan sang tuyul tercinta kesayangan para readers.

Bintang jadi ikut-ikutan menunggu meskipun ia berada di dalam baby walker, Bintang sepertinya juga belum melihat kehadiran mas tuyul, sebab ia santai-santai saja sejak tadi memegang-megang mainannya.

"Yang, udah 3 jam, belum ada tuyul'nya?" Andra menghampiri kemudian menarik tangan sang isteri agar duduk di atas soffa saja, daripada menunggu yang tidak pasti, "Minum dulu susu'nya. Ntar keburu dingin" pria itu menyodorkan susu hangat buatannya untuk sang isteri. Aina meneguk'nya, walaupun eskpresi wajahnya kesal karna rencana'nya bertemu dengan mas tuyul gagal total.

"GIMANA DONG? AKU NGIDAM, MAU KETEMU TUYUL, SEKARANG MANA TUYULNYA?"

"Babababbaba" Bintang seolah menjawabnya sambil tertawa gemoy sekali.

"Tuh si Bintang tuyulnya HAHAHHA" ledek Andra.

Bintang mengubah ekspresinya dari tertawa sekarang ia menangis, "Eh eh enggak, daddy bercanda sayang. Kamu kan tuyul ganteng, tuyul gemashhh uhh" Andra langsung mengangkat Bintang dari baby walker'nya, dan mendudukan balita itu di atas pangkuannya.

Bintang berhenti menangis, tapi ia menunjuk-nunjuk payudara Aina yang artinya minta susu.

"Yang bikinin Bintang dulu susu bisa gak?" tanya Andra.

"Tapi aku mau ketemu tuyul,"

"Ntar kita cari cara'nya ya?"

"Yaudah deh!" Aina langsung bergegas menuju dapur untuk membuatkan Bintang susu.

Selesai membuat Bintang tertidur dengan susu yang ia hisap lewat ndot bayi, baru'lah Andra memindahkannya ke kamar agar Bintang bisa tidur nyenyak.

Kini di ruang TV hanya ada pasutri absurd yang sedang bergelut dengan pikirannya masing-masing. Andra yang memikirkan bagaimana bicara pada Aina mengenai dirinya yang mau terbang ke Malaysia untuk sebuah proyek, sementara Aina yang memikirkan cara bagaimana bisa bertemu dengan sang tuyul.

"Nyonya Aina?" Andra merajuk duduk berdempetan dengan sang isteri, kemudian memeluknya erat dari samping.

Dahi Aina mengernyit bingung, "Ada maunya ya?" tudingnya.

"Enggak non, pengen peluk aja"

"Bilang aja, kamu mau apa?"

"Nggak mau apa-apa sayang. Aku mau nanya, semisal aku ada urusan kerja di luar negeri, kira-kira kamu izinin gak buat aku mendarat kesana?"

"ENGGAK!"

"Kenapa?"

"Karna aku gak mau di tinggal sendirian. Emang kamu mau pergi kemana? Kamu mau pergi ke luar negeri? Aku ikut kalau gitu sama Bintang!"

"Yang, ini urusan pekerjaan. Aku gak bisa bawa kamu sama Bintang kesana, karna aku juga pergi bukan buat liburan. Kamu sama Bintang bisa tinggal dulu di rumah mama selama 1 minggu'an. Masih bulan depan kok, aku harap kamu ngertiin aku ya?"

Aina bangkit dari tempat duduknya kemudian melipat tangan di bawah dada, "AKU GAK MAU! POKOKNYA AKU GAK MAU DI TINGGALIN JAUH! AKU GAK BISA DI TINGGAL-TINGGAL NDRA, APALAGI SAMA KAMU!!"

Andra mendengus kasar, Aina ini betul-betul seperti anak kecil yang sulit sekali di bujuk. Padahal ia kerja'pun hasilnya untuk isteri dan anak, bukan untuk author apalagi para readers.

Weird Wedding ✓Where stories live. Discover now