🍡Gula gula dunia, siapa tidak suka?
Manis hingga membuat terlena
Walaupun diselingi dengan berbagai tawa dan duka.
Semua bisa dinikmati sejak dalam buaian hingga sampai liang lahat.
Agar kita mengerti cara untuk menikmati setiap hari. Menjadi leb...
Dengansegalahalyangdirasabelumsempurna. Tentang apapun itu. Semogabisasenantiasadijadikanpelajaran.
🤧🤧🤧
Sore kali ini berbeda, katamu di sana masih mendung. Berbeda dengan di kotaku yang sedari siang menderaskan air hujan hingga langit menggelap. Sekelam hatiku saat mengetahui kabarmu yang hendak berpetualang. Mencari sebuah kebahagian dengan menjadi dirimu sebenarnya. Memapah dunia dengan tekad setebal doa orang tua.
Pesanmu, jangan bersedih dan meneteskan air mata. Oleh karena itu, kamu akan lenyap dari semesta dan pergi membawaku untuk mengusap air mata. Namun, bagaimana aku tidak akan bersedih saat semua pusat gravitasi ingin pergi tak sabar diri. Aku harus bagaimana?
Pasrah dengan ikhlas tanpa menyerah
Hingga pada akhirnya, aku tahu bahwa beberapa pertemuan diciptakan karena dua alasan. Pertama mungkin untuk bertemu lalu abadi dengan rasa. Saling silang berkaitan erat hingga batas akhir masa. Lalu yang kedua, untuk bertemu lalu berpisah dengan luka. Entah itu luka yang disengaja atau tanpa sadar tertoreh alpa.
Lalu tentang kita, bukan hanya luka cinta tawa hingga segala rasa membentuk suatu kompleksitas karsa. Kamu, yang senantiasa setia hingga titik akhir–jeda, mengorbankan banyak hal untuk sedia mendampingiku.
Lembar terakhir pada kisah kasih saat ini. Semoga akan tercipta titik temu untuk hati yang ikhlas tanpa batas. Terima kasih telah memberi pelajaran, Bahwa setiap luka akan menambah ketabahan dan selalu ada keindahan untuk dikisahkan.
Kamu, Planet Bumi. Hanya bisa kuingat dalam lautan aksara dan diksi penuh cerita. Semoga ada takdir lain yang bisa menemukan kita berdua agar bisa menjadi satu semesta. Kamu dan aku yang saling mengiringi.
Di hari lain, semoga kamu bisa menemukan tulang rusuk sejati. Bukan hanya rusak yang telah merasuk perlahan dan mengaburkan impian. Tetaplah berpijar dengan caramu, karena kamu demikian aku cintai satu.
Saat ini, yang bisa aku rasakan tentang perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari yang diselimuti sunyi tanpa kata dan bicara. Hanya akan menatap dinding sepi penuh kenang tanpa pernah lekang. Tanpa pernah sedikit pun, kugemari waktu yang berjalan tanpamu. Aku melangkah terlalu lambat menyisakan rindu tanpa tamat.
Hanya untukmu, Retisalya.
Kamar Hening, 30 September 2021.
Ada adalah ketiadaaan Sementara ketiadaan ada karena keadaaan Seperti itulah musim mengamini kemarau dan hujan Di tanah ini, Aku mengimani kelana yang mencari cari jalan pulang Perihal engkau dan aku Entahlah,
Semoga ada tanpa tiada seperti saat aku merindukan jumpa pertama, kedua dan selamanya.