84 - Macbeth.

1K 129 29
                                    

Akankah Zheng Kaifeng—orang yang sangat berani dan serakah—rela mati?

Tetapi jika seseorang berniat membunuhnya, lalu siapa yang meletakkan bom di truk itu?

Karena si pembunuh mampu meletakkan bom di truk tanpa ada orang yang tahu, mengapa ia tidak membuatnya sedikit lebih sederhana, membawanya dalam kondisi pingsan dan menikamnya sampai mati, atau mencuri mobil dan menabraknya secara langsung?

Mengapa para pembunuh akhir-akhir ini tidak bisa melakukan pekerjaan mereka dengan benar? Mengapa mereka selalu harus menjadi berita utama?

Salah satu dari rangkaian pertanyaan ini patut dipikirkan dan dipertimbangkan berulang-ulang.

Namun di dalam pikiran Fei Du, di mana sebuah lubang hitam misterius tampaknya selalu berputar, sebuah Big Bang tiba-tiba terjadi. Semua pikirannya kehilangan gravitasi, melayang keluar dari kerangka logika.

Mungkin cahaya yang terpantul di celana Luo Wenzhou hanyalah efek dari kilatan lampu polisi yang bercampur menjadi satu. Mungkin perasaan krisis sesaat ini hanyalah paranoianya sendiri .... Lalu lelucon konyol ini bisa membuat Kamerad Luo Wenzhou terhibur sepanjang hidupnya.

Tetapi pada saat itu, Fei Du tunduk pada instingnya yang paling mendasar.

Tidak ada alasan untuk itu.

Luo Wenzhou mengetuk pintu kontainer dan berbicara dengan keras di depan Zheng Kaifeng saat Fei Du—sepenuhnya tanpa peringatan—meraihnya dari samping dan menariknya ke arah SUV. Fei Du meraih pintu mobil dengan satu tangan, membukanya tanpa melihat, dan—sementara kaki Luo Wenzhou belum stabil—mendorongnya ke dalam.

Kemudian, dari sudut matanya, ia melihat percikan api tiba-tiba menyala di bawah kontainer.

Fei Du hanya punya waktu untuk secara refleks menarik pintu mobil yang dipegangnya. Namun, sebelum ia punya waktu untuk melindungi dirinya dengan pintu, hantaman besar telah tiba. Pintu mobil terbanting ke punggungnya.

Setelah Fei Du mengalami kecelakaan dulu, seluruh mobilnya diperkuat dan kacanya diganti. Ini adalah hari pertama ia mengendarainya setelah diperbaiki pasca terlempar hingga terbalik. Perlindungan tabrakannya memang bagus, tetapi ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu langsung dengan bom kali ini.

Betapapun bagusnya sebuah mobil, itu tetaplah bukan tank. Pintu mobil tidak bisa menahan ujian ekstrim, melengkung pada saat ledakan, kaca anti peluru pecah bersamanya. Kesadaran terakhir Fei Du adalah rasa sakit di lengannya, yang telah dihantam oleh pintu mobil, nyeri seolah-olah hancur, bersama dengan bahunya. Ia tidak bersuara, karena paru-parunya hampir dilaminasi oleh tabrakan itu.

Semua kendaraan di tempat parkir bawah tanah meraung serempak, alarmnya membumbung ke atap. Tidak mampu mencapai langit, suara itu hanya bisa bergema bolak-balik di ruang sempit. Api yang ganas itu memuntahkan lidah-lidah panjang yang berbahaya, langsung melahap kontainer truk. Beberapa kaca mobil pecah, menghujankan serpihan kaca ke lantai. Pintu kontainer terbang beberapa meter.

Keberuntungan itu seperti angin, berubah dalam sekejap. Hanya butuh seminggu bagi 'pengusaha Cina perantauan terkenal' Zheng Kaifeng, yang bisa mengumpulkan ratusan orang dalam satu panggilan, untuk menjadi seorang 'tersangka kriminal', dan kemudian menjadi burung pipit hangus yang renyah di luar lembut di dalam.

Saat Fei Du mendorongnya, bagian belakang kepala Luo Wenzhou membentur kemudi. Ia merasa dirinya hampir tuli.

Ia secara naluriah menangkap orang yang jatuh ke pelukannya, tidak menyadari apa yang telah terjadi. Suara kencang di telinganya menyatu menjadi suara yang panjang dan tipis, seperti dengungan nyamuk. Luo Wenzhou merasakan sesuatu yang lengket di tangannya dan tanpa sadar menggerakkan jarinya. Matanya terbuka lebar, masih dengan jejak kehampaan. Anggota tubuhnya tampak seperti sebuah wayang golek, bergerak sendiri dengan kaku.

[end] Silent Readingजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें