[end] Silent Reading

111 - Verhovensky.

Lampu di rumah Luo Wenzhou tidak hanya hidup, tapi juga menyala dengan agresif, memancar dari ruang tamu hingga ke balkon.

Luo Wenzhou membelalak, keluar dari mobil dan memandang ke sekeliling, dan menemukan sebuah mobil yang sangat familier tidak jauh dari sana. "Aneh, sekarang bukan hari Jumat."

"Sekarang hari Jumat," kata Fei Du dengan tak berdaya.

Luo Wenzhou: "..."

Apa yang disebut hari Jumat itu seperti keindahan yang dipicu oleh latar belakang keluarga dan pakaian menarik yang dikenakannya; menghilangkan arti namanya, hari itu sendiri sama sekali tidak berharga. Bagi seseorang yang harus bekerja setiap hari tanpa libur dan membuat hari-hari dalam seminggu menjadi kacau, Jumat justru akan menjadi sumber kesedihan dan kemarahan yang meningkat.

Luo Wenzhou mendesah. Saat ia mendesak Fei Du untuk bergegas turun dan tidak berlama-lama di luar, ia dengan santai berkata, "Tidak apa-apa, ini karena tidak banyak tempat parkir. Para tetangga di sini kebanyakan pergi untuk menghabiskan akhir pekan di luar kota pada hari Jumat dan Sabtu malam, jadi kita bisa menggunakan salah satu tempat parkir mereka untuk sementara—orang tuaku terkadang datang pada Jumat malam untuk membawakanku beberapa barang, meskipun mereka mungkin tidak punya waktu untuk datang lebih dari satu kali setiap beberapa bulan. Mereka biasanya datang, lalu duduk sebentar dan pergi."

Langkah Fei Du tiba-tiba berhenti di bawah tangga.

Lampu koridor yang dioperasikan dengan suara tidak berfungsi dengan lancar akhir-akhir ini; kau harus menginjak dengan keras untuk menyalakannya. Sekarang, lampu-lampu itu tetap padam.

Fei Du berdiri separuh di dalam-separuh di luar, cahaya lampu jalan mengelilingi bahunya dalam lingkaran cahaya samar.

Apa yang akan dipikirkan orang tuanya, datang dan tiba-tiba melihat seorang pria aneh tinggal di sini?

Fei Du ragu-ragu, tidak tahu bagaimana ia harus memperkenalkan diri.

Seorang rekan? Seorang teman? Seorang teman sekamar? Atau ... Dalam sekejap, Fei Du teringat pertemuannya dengan Mu Xiaoqing di rumah sakit saat itu; apa arti kata-kata terakhirnya yang penuh makna itu? Apa Luo Wenzhou secara resmi memublikasikan hubungan gay-nya kepada orang tuanya? Atau apa wanita itu hanya mengandalkan naluri seorang ibu dan memastikannya?

Ini adalah urusan pribadi Luo Wenzhou. Fei Du tidak pernah bertanya tentang hal itu, dan ia tidak punya informasi apa pun untuk menilai.

Bagaimanapun juga, kontak fisik dan hubungan seks hanyalah ekspresi hasrat yang singkat. Fei Du berpikir bahwa hubungan antara dirinya dan Luo Wenzhou adalah sebuah ikatan ambiguitas yang tidak jelas; itu menjadi semakin membingungkan seiring dengan setiap langkah. Ia terbiasa menganalisis dan mengatur segala sesuatu tentang dirinya dengan cermat. Ia baru sekarang mulai menyadari bahwa dalam hal ini, ia bahkan tidak memiliki rasa batasan atau rencana apa pun; ia hanya membiarkan semuanya berkembang sebagaimana adanya. Seolah-olah ia menyusuri sungai dengan sebuah perahu kecil, tidak peduli dengan arahnya, tidak peduli dengan terumbu karang yang tersembunyi; jika ia bertemu dengan pusaran air dan ditelan olehnya, ia tidak berniat untuk meronta.

*Catatan berguna: Karakter kedua dari nama asli Luo Wenzhou (舟) berarti 'perahu'; karakter yang sama yang digunakan dalam paragraf di atas. Nama asli Fei Du (渡) berarti 'menyeberang dengan perahu'.

Luo Wenzhou menengok ke belakang, menatap langsung ke matanya. "Ada apa?"

Ekspresi Luo Wenzhou sangat santai, bahkan terkesan seolah ia sama sekali tidak menyadari ada sesuatu yang tidak pantas dalam adegan ini.

Fei Du diam sejenak, lalu dengan bijaksana berkata, "Dengan orang tuamu di sini, bukankah aku akan sedikit mengganggu?"

Ujung alis Luo Wenzhou bergerak sedikit. Mungkin karena sekelilingnya terlalu gelap dan Fei Du tidak bisa melihat ekspresi halusnya dengan jelas, atau mungkin karena Luo Wenzhou terbiasa tidak menunjukkan emosi di wajahnya, dan semakin tulus perasaannya, semakin ia terlihat tidak teguh ... Bagaimanapun, saat ini Fei Du benar-benar tidak tahu apa artinya.