Bab 21

468 22 21
                                    

" Permisi tuan khenzo , nona Martha hendak menemui anda " felix menghampiri khenzo yang tengah duduk santai di balkon kamar sembari memandangi langit malam itu.

Khenzo diam sejenak kemudian memerintahkan felix untuk menyuruh martha menunggu di taman.

Segera khenzo bersiap meraih ponselnya yang berada di atas nakas yang tersusun rapi dengan bebarapa lilin aroma terapi kesukaannya.

Ditaman martha sudah menunggu dengan ekspresi aneh. Wajahnya terlihat memerah karna menahan amarah tetapi tetap berusaha tersenyum di hadapan pangeran kedua kerajaan sallam itu.

" Salam hormat pangeran khenzo, saya ingin membicarakan rencana kita 3 hari yang lalu " khenzo tersenyum tipis.

Rencana khenzo sejak dulu kini mulai bergerak satu persatu. Dan kali ini akan dimulai dengan 'pemberontakan'.

" Jadi apa rencanamu ? "
Martha menyerahkan peta , sebuah pemukiman dikelilingi rumah pohon yang terhubung satu sama lain.

" Jadi ... untuk memancing musuh kita harus terlihat seperti musuh " martha menyeringai. Disusul anggukan mantap khenzo.

-------------00---------------------

DOR !

" Hei hei heiii ... kau pikir kau siapa beraninya menyerang pangeran kebanggaan negara ?!!!! " teriak lelaki dengan kaca mata minus yang merengsek masuk kedalam kerumunan bersama para prajurit tambahan.

Bala bantuan telah datang, mateen hampir meneteskan air matanya karna terharu. Terlebih melihat hassan yang berani berteriak lantang untuk menyelamatkanya sudah pantas menjadi keajaiban dunia ke 8 saat ini.

Hayya hampir terduduk lemas setelah  mendengar tembakan yang mengarah keatas sebagai peringatan. Ia terlihat tidak percaya bala bantuan datang secepat itu. Mateen menghubungi  hassan adalah keputusan yang tepat.

Ayya dan june juga ikut datang bersama pasukan tambahan untuk pemberantasan para serigala bedebah itu. Haya tersenyum melihat teman-temanya datang. Ayya dan June menghampiri hayya karna khawatir.

" Aku baik baik saja " kata Haya tanpa perlu di tanya, ia hanya melihat ekspresi penuh tanya dari kedua temannya itu. June dan Ayya kompak mengangguk dengan tetap menyisakan kekhawatiran. Mereka kemudian mulai berpencar membantu yang lain. Banyak pasukan yang terluka.

Mateen segera meraih tubuh haya untuk mundur dan menyelamatkan diri dipandu hassan. Sebuah hellikopter tidak jauh dari rumah besar itu telah terparkir dengan nyaman.

" Sejak kapan kau memarkirkan helli disini tuan hassan ? " haya terlihat tidak percaya. Hassan tidak menjawab namun memperlihatkan wajah sok coolnya didepan haya juga mateen. Mateen memutar bola matanya malas.

" Cepat naik ! kita harus segera pergi dari sini , ini jebakan akan aku ceritakan kisah lengkapnya setelah sampai ke ker--" belum selesai satu kalimat terucap dari mulut hassan sebuah suara membuat mereka kembali memegang senjata.

" Heii !! " Martha berteriak, membuat Mateen segera mendorong haya untuk segera naik ke Hellikopter, Haya terhuyung masuk ke dalam karena dorongan kuat Mateen. 

Martha tidak datang sendiri, pemimpin mereka ikut mendekat. Pasukan kerajaan telah berhasil mengalahkan pasukan Martha. Entah apa yang merasukinya hingga masih memiliki keberanian untuk mendekati pangeran Mateen.

" Ada perlu apa lagi ?! "  tanya Mateen geram. Martha mengubah ekspresinya.
Martha menjatuhkan senjatanya, membiarkan pemimpinnya berjalan mendekati mereka bertiga yang masih memegangi senjata.

Martha dan si pemimpin mengangkat tangan tanda menyerah.

" kami tahu kami terlihat sebagai pemeran antagonis di sini, tapi tolong dengarkan kami. Kami bukanlah musuh kalian yang sebenarnya ! " Martha membuka suara. Raut wajahnya takut dan juga marah bersamaan.

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now