Bab 7

423 29 1
                                    

derap langkah sekitar 10 pengawal istana memenuhi lorong menuju ballroom, mereka di perintahkan untuk berjaga disekitaran ruangan tempat dimana para wanita menjalani seleksi tahap pertama mereka. salah satu dari pengawal itu berbelok menuju ruangan persis disamping guci besar tak jauh dari ballroom disanalah ruangan kerja pangeran mateen. 

" pangeran, pengawal zaid disini " penjaga pintu memberi tahu mateen yang berada didalam sana. 

" suruh dia masuk " suara mateen terdengar jelas dari balik pintu. pengawal itu langsung melangkah masuk dengan membawa sekardus berkas-berkas yang ia bawa dari ruangan tempat para wanita itu mengahadapi seleksi pertama mereka. 

mateen tengah duduk di meja kerjanya dengan berkas-berkas penting di hadapanya. disebelahnya asisten setianya hassan duduk sambil mengutak-atik laptopnya dengan serius. zaid si pengawal itu membungkuk hormat kemudian melangkah mendekat ke arah mateen.

" tuan ini adalah profil dari beberapa wanita yang dinyatakan lulus di tahap pertama ada sekitar 50 profil yang dinyatakan lulus" sembari menaruh berkas dihadapan mateen, mateen yang mendengar itu langsung mengalihkan pandanganya ke arah berkas-berkas yang zaid bawa. 

" terima kasih kau boleh pergi " titah mateen pada zaid pengawalnya itu. zaid membungkuk kemudian perlahan mundur dan meninggalkan ruangan. mateen membuka satu- satu profil disana. ia penasaran dengan para wanita yang hendak memperebutkannya itu. 

" hassan tolong bantu aku memeriksa profil-profil ini " hassan langsung mengahampiri mateen dan mengambil profil-profil itu. 

mateen yang juga ikut memeriksa dengan sesekali terpesona dengan kecantikan-kecantikan para wanita di profil itu. rata-rata yang lulus dari kalangan bangsawan entah itu masih di negara brunei atau bahkan ada yang dari benua afrika sekalipun. namun nama yang ia harapkan tak kunjung ia temukan-- siapa lagi bila bukan nama Haya Ameera. 

" apa kau menemukan profilnya ?" mateen bertanya pada hassan yang tengah sibuk itu. tanpa menoleh hassan menggeleng kemudian berucap 'tidak' mateen semakin pasrah dengan takdirnya yang tidak akan bersama dengan gadis yang sempat mencuri hatinya itu. 

tepat di profil terakhir mateen melihat dengan tidak percaya disana terdapat seseorang yang menurutnya sangat mirip dengan haya namun dengan nama yang berbeda. 

" hei hassan coba lihat ini " mateen menyuruh hassan mendekat. setelah hassan melihat profil yang dilihat mateen tanpa sadar mereka saling memandang dengan pikiran yang sama. 

bukankah ini .... 

----------------------00---------------------

ratu hannah semakin mendekat ke arah haya detik itu juga jantungnya seperti drum yang terus berdetak kencang. 

" putri aisya sulaiman senang melihat anda disini " kata-kata yang keluar dari mulut ratu Hannah membuat sekujur tubuh haya lemas seketika. lega tepatnya.

" suatu kehormatan anda menyapa saya yang mulia ratu " haya langsung cepat membungkuk lagi. 

Ratu hannah tersenyum ramah dibalas senyuman haya yang merasa sangat lega. setelah itu ratu hannah berlalu ke peserta di kelompok sebelah. Rasanya haya ingin menjatuhkan tubuhnya ke lantai saat itu juga, namun ia akan disangka gila jika benar-benar melakukannya.

tanpa terasa semua peserta telah menyelesiakan proses pengukuran. semua peserta di perbolehkan memakai hijab mereka kembali beserta gaun yang dipakai tadi. 

haya dengan cepat memakai hijab beserta cadarnya agar tidak ketahuan martha yang kemungkinan mencari keberadaanya. benar saja baru selesai ia memakai gaunnya kembali martha sudah berada disampingnya. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now