Bab 9

371 22 2
                                    

langkah kaki yang terus menerus tedengar dari balik pintu sebuah kamar menganggu pendengaran seorang pria bermata sipit yang terlihat dingin dengan hanya menatap matanya. 

"pengawal ! singkirkan  siapapun yang mengganggu tidurku " teriaknya pada para penjaga yang berada diluar kamarnya. " baik pangeran khenzo !" 

dengan wajah kesalnya, khenzo mulai bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi tentu saja untuk membasuh wajahnya. ia lihat jam masih menunjukkan pukul 06:00 terlalu pagi untuknya bangun sebenarnya. 

setelah siap dengan jas hitamnya ia memutuskan keluar dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. ia melihat orang-orang terlihat seperti sedang menyiapkan sesuatu. ah ia baru ingat. hari ini adalah acara seleksi calon permaisuri kakaknya. dengan senyuman smirk nya ia mulai melangkah untuk melihat lebih jauh. 

"mari kita lihat sudah sejauh mana persiapannya" ucapnya lirih sembari melangkah menyusuri lorong-lorong istana, didampingi pengawal pribadi yang  terlihat lebih muda darinya. sang pengawal yang mungkin lebih pada asisten itu terus mengekor kemana pun ia pergi. 

" felix apa kau sudah mendapatkan orangnya ? " khenzo menghentikan langkahnya tepat disebuah taman. " sudah pangeran apa aku perlu memanggilnya ? " felix sedikit melangkah lebih dekat. 

" tidak perlu .. aku percaya padamu aku hanya perlu tahu namanya " 

" martha felicca tuan " khenzo yang mendengar nama itu disebut langsung menoleh tidak percaya. felix yang terlihat kebingungan melihat reaksi tuanya itu spontan menunduk. 

" bagus ! kau memilih orang yang tepat atur jadwal pertemuan denganya segera " 

" baik pangeran " 

--------------------00--------------------------

" baiklah ! semua peserta yang telah berkumpul dilapangan dengan tepat waktu sialahkan berbaris membentuk lingkaran " jend.hussein memberi arahan. 

haya yang masih belum berbaris segera mengambil barisan disela-sela peserta lainnya. kali ini jend.hussein didampingi tiga orang asistennya, semua berpencar mengambil bendera yang telah berhasil didapatkan. kini giliran bendera haya sebenarnya ia sedikit khawatir karna ia belum mengecek semua benderanya. 

" nona nama anda siapa ? " tanya pengawal itu sedikit kebingungan. 

" saya aisya sulaiman tuan " tanpa balasan si pengawal langsung berlari menuju jend.hussein.  haya bingung apa ia melakukan kesalahan ? sembari membenarkan pakaianya yang sedikit tidak rapi ia masih menunggu si pengawal yang tiba-tiba meninggalkannya. di kejauhan ia melihat jend.hussein berjalan menuju ke arahnya.

" selamat nona ! anda menjadi satu2nya peserta yang bertemu pangeran mateen " haya yang mendengar itu membuatnya khawatir bukankah ini hal yang harus dirahasiakan?. kemudian haya hanya mengangguk mengiyakan, sebenarnya aneh  bertingkah kaku seperti ini di depan ayahnya sendiri. 

" wah wahh beruntung sekali putri aisya !" 

" kenapa bukan aku saja sih ! " 

" wajar saja kerajaan sallam dan fitr memang sudah mengenal sejak lama " 

bisikan - bisikan para wanita itu membuat haya menjadi tidak enak. ia juga tidak menyangka akan bertemu pangeran mateen dilabirin tadi. selang beberapa menit kemudian martha menghampiri haya. 

" selamat yang mulia ! anda memang sangat beruntung ! " haya yang mendengar ucapan itu dari mulut martha membuatnya jengah bagaimana tidak lihatlah senyuman palsunya itu begitu terlihat. haya yang terlalu jujur dalam bersikap hanya menggaguk kemudian mengalihkan pandangannya. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now