Bab 11

348 22 2
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam susana kerajaan sallam begitu sunyi kemungkinan karna semua penghuninya berada diruangan masing-masing. kali ini pangeran khenzo tidak seperti penghuni lain ia malah memutuskan menduduki sebuah kursi panjang di area taman kerajaan, sembari melihat ke arah langit yang terlihat cerah dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti lampu.

Namun ia tidak benar-benar sendirian karna dikejauhan sang asisten felix siap mengawasinya jikalau tiba-tiba ada suatu hal yang dapat membahayakan nyawa tuannya itu. benar saja selang beberapa menit dari kejauhan ia melihat seseorang dari balik pohon yang terlihat seperti sedang mengawasi sang pangeran. Dengan cepat felix berlari ke arah orang yang tersembunyi itu.

grab ! felix memegang lengan sesorang yang menutupi wajahnya dengan masker dan juga topi itu. " siapa kau ? " tanya felix tajam. bukannya mejawab orang tersebut malah memberontak untuk dilepaskan lengannya. Namun tenaga felix lebih besar, felix bisa merasakan bahwa tangan itu bukanlah milik seorang pria melainkan seorang wanita.

" jika kau tidak menjawab aku bisa membawamu dihadapan pangeran khenzo !" gretak felix mengancam. dengan sedikit mendengar suara rintihan karna genggaman felix pada lengannya, orang tersebut akhirnya bersuara.

" maafkan aku aku tidak bermaksud jahat aku hanya mendapat perintah " benar saja suara yang keluar adalah suara wanita. " siapa yang memerintahkanmu ?"

" aku tidak bisa menjawab tolong lepaskan tanganku kumohon " dari suaranya si wanita sangat kesakitan. Felix melonggarkan lengannya karna merasa sedikit iba, namun tidak terduga orang tersebut malah menginjak kaki felix dengan keras kemudian melepaskan tanganya lalu berlari menjauh. felix yang sedang kesakitan segera berlari mengejar sang wanita, namun saat ia hendak menghampiri si wanita.

wanita itu malah sudah berada di hadapan pangeran khenzo , dengan sedikit menahan rasa sakit pada kakinya felix berjalan santai menghampiri mereka. " maaf yang mulia wanita ini baru saja lolos dari genggaman saya " khenzo melirik sekilas felix kemudian beralih pada si wanita.

" siapa kau ? " wanita itu menunduk lebih dalam tanpa berucap sedikit pun, bukan khenzo namanya bila tidak 'kejam' terhadap orang yang tidak disukainya. dengan tangannya yang yang besar ia genggam lengan gadis itu lebih keras.

" ahh .. maafkan aku yang mulia aku benar-benar minta maaf " pekik si wanita itu karna kesakitan. " bila kau tidak memberitahu siapa dirimu aku bisa melakukan hal yang lebih menyakitkan !" gertak khenzo dengan tatapan dinginnya.

" baiklah ! yang mulia aku .. aku adalah pesuruh putri aisya sulaiman! " dengan sedikit berteriak si wanita itu mengakui bahawa ia adalah pesuruh putri aisya. pangeran khenzo tersenyum miring seketika mendengar nama aisya sulaiman disebutkan.

" sampaikan padanya, jangan mengusik kehidupanku bila ia tidak ingin diusik " dengan sedikit melonggarkan genggamannya khenzo menatap tajam si wanita itu.

" cepat pergi ! sebelum aku berubah pikiran" dengan raut wajah kesal khenzo segera meninggalkan halaman istana, ia ingin segera pergi menuju tempat tidurny.

" anda tidak baik-baik saja pangeran ?" felix yang merasa khawatir melihat ekspresi tuannya itu langsung segera menyusul dibelakang.

" beraninya dia menyuruh orang untuk mengawasiku ! felix perketat pengawasan jangan sampai hal seperti ini terulang lagi "

" baik pangeran "

---------------00-----------------------------------------

setelah 5 peserta terakhir selesai dengan aksinya, semua berkumpul memebentuk barisan dihadapan pangeran mateen. haya memilih berbaris dibaris ke 3 paling depan. pangeran mateen berdiri dengan tegap sembari memegang sebuah gulungan kertas kecil-kecil disebuah wadah transparan.

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now