Bab 16

330 17 5
                                    

Untuk kedua kali nya ia terduduk bersimpuh diatas sajadahnya pagi ini, tetap dengan doa dan cerita yang sama. Dengan akhir cerita percintaan yang membuatnya gundah belakangan ini. bahkan hassan ikut serta dalam kegundahannya secara tidak langsung. asisten nya itu bisa dibilang ikut berenang di dalam masalah yang memang Mateen isi sendiri air masalahnya. 

Setelah selesai dengan ibadahnya Mateen segera bersiap mandi kemudian memakai pakaian terbaik yang baru dikirimkan dari Paris minggu lalu,  setidaknya ia harus sedikit menghibur calon-calon permaisurinya dengan berpakian rapi pagi ini. parfume joe malone aroma english pear and freesia menjadi sentuhan terakhir outfitnya. 

sebelum menuju ruang kerja ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas nakas. sembari memasukan kedalam kantong celananya getaran halus baru saja bergetar dari ponselnya. sebuah notifikasi muncul. 

Mateen tidak langsung mengecek ponselnya setelah mendengar notifikasi, tidak sopan juga jika bermain ponsel dilingkungan kerajaan jika bukan didalam ruanganya.Pangeran kerajaan akan tetap menjujung tinggi etika kerajaan meskipun era telah beralih modern. kehidupan kerajaan sallam tidak sekuno itu sebenarnya, hanya saja  mateen tidak ingin membuang etika yang sudah membesarkan kerajaanya. terlebih sebentar lagi ia menjadi seorang raja. Raja Mateen Al-Hakm. 

Membayangkan itu tengkuknya merinding sendiri, yang pasti jika saat itu tiba persyaratan menikah adalah kuncinya. Mateen kini telah berada diruangannya lengkap dengan roti juga susu hangat di atas meja kerjanya. Hassan yang telah berada di ruangan mateen lebih dulu telah menyantap sarapanya. seperti biasa hassan tidak akan menyambut tuanya dengan apik. yang ia lakukan malah berpura-pura keenakan memakan sarapanya didepan Mateen. 

" kurasa roti itu akan habis dalam 1 detik jika kau memakanya seperti itu " sindir mateen yang sudah tau kebiasaan asistenya itu. ledakan tawa terdengar kemudian setelah hassan akhirnya tersedak setelah melahap rotinya sekali suap. mateen melihat keadaan asistenya itu dengan senang dengan tatapan langsung ke arah hassan ' rasakan akibatnya'. 

tanganya merogoh saku celana untuk membuka ponselnya, sebuah nama yang membuatnya terdiam tertampil di layar ponselnya. 

@hayaameera_ menyukai postingan anda 

" hassan ... lihat ! cepat kemari ! " hassan tersedak untuk kedua kalinya kali ini ia benar - benar kacau air yang ia minum keluar dari kedua hidungnya. matanya berair menahan sakit yang luar biasa itu.  dengan keadaan itu ia langsung menghampiri mateen yang mungkin ada suatu hal yang penting. 

Matanya ikut melotot melihat layar ponsel mateen, bukan karna melihat nama haya tapi hanya saja ia tidak menyangka ia akan  tersedak sebegini kacaunya karna mateen hanya ingin memberitahu notifikasi dengan nama haya disana. dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi, tentu saja membersihkan kekacuanya itu. tangan mateen menekan profil akun yang baru saja mengejutkannya itu. " hei mau kemana kau ?! " teriak mateen melihat hassan yang langsung menghilang itu. 

ia baru saja mengetahui bahwa haya adalah seorang tentara sekaligus dokter. wanita yang ideal di hatinya namun tiba-tiba saja sekelebat bayangan aisya ketika memanah dan menembak melintasi pikiranya. ' aisya juga sangat pandai dalam hal itu meskipun bukan tentara'  tangannya terdiam segera ia keluarkan profil itu dengan cepat. apa yang sedang ia pikirkan saat ini bagaimana bisa ia menginginkan dua wanita sekaligus. " aku harus segera menyelesaikan seleksi dengan sempurna siapapun yang terpilih adalah pilihan allah " suara nya bergumam kecil namun tatapannya memperlihatkan seakan ia berteriak kencang. 

hassan baru saja keluar dari kamar mandi dengan sudah berganti pakaian,  setelan jasnya. " jadi .. tadi itu akun haya ameera ?" mateen mengangguk. " kenapa kau tidak bersemangat seperti tadi untung saja aku tidak mati tersedak hanya karena akun haya ameera menyukai postinganmu huh! " hassan mengejek dengan nada kesal. kali ini mateen benar-benar tidak bisa diajak bercanda wajahnya fokus menghadap berkas-berkas yang sudah satu minggu ini memenuhi mejanya. hassan yang melihat itu langsung berubah serius mengikuti alur permainan mateen. " baiklah pangeran mateen kau harus mengambil keputusan yang serius kali ini" mateen yang mendengar itu menatap hassan dengan tatapan' aku mengerti' begitulah tatapan itu mengantarkan makna pada hassan. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now