Bab 12

356 21 4
                                    

Sebuah apartemen mewah milik keluarga kerajaan yang telah disewa gadis berhijab dengan tubuh yang tinggi serta anggun yang kini dipenuhi berkas-berkas serta suara bising itu terdapat 4 orang yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu. Aisya sulaiman si gadis anggun itu kini tengah mengadakan rapat bersama asistennya mereka tengah mendiskusikan sebuah proyek yang tengah mereka jalani, ya selain menjadi seorang putri kerajaan aisya juga menjadi pebisnis dibidang fashion. 

Gadis yang pandai melukis dan merancang busana itu tengah mempersiapkan butik barunya yang akan dibuka di Paris. impiannya sedari dulu, kini telah didepan mata. Sebagai seorang putri kerajaan hal seperti ini sebenarnya sangat mudah, ia hanya tinggal memberitahu ayahnya dan kling ! mimpinya terwujud. namun ia tidak ingin menjadi gadis manja yang terus bergantung pada orang tuanya. 

Almarhum ibunya selalu berkata bahwa ia akan menjadi gadis yang hebat bila bisa melakukan suatu hal dengan kerja kerasnya sendiri. sejak saat itu ia tidak pernah ingin bergantung pada sang ayah meskipun sang ayah dapat melakukan segalanya bila ia minta. 

Hari ini tepat 1 tahun kelulusanya dari universitas seni di Eropa, ia menjadi sangat bersemangat untuk segera mewujudkan mimpinya, lusa ini  ia akan mengunjungi ke paris untuk melihat perkembangan butik barunya itu. lagi-lagi, kita hanya bisa berencana namun hasil nya allah-lah yang tahu. tepat saat jamuan malam ketika ia kembali ke kerajaan untuk meminta izin kepada ayahnya sebuah mobil mewah teraparkir tepat didepan pintu kerajaan. 

" gie, apakah ada tamu ? kenapa ramai sekali pengawal yang berjaga ? " tanya aisya sembari melihat ke arah luar jendela mobilnya. sang asisten juga ikut penasaran. setelah mobil berenti dengan sempurna didepan kerajaan fitr aisya segera turun setelah supirnya membukakan pintu. 

" sepertinya raja ismail dari kerajaan sallam yang bertamu yang mulia" bisik gieni sang asisten. dengan sedikit mempercepat langkahnya ia segera mendatangi ruang tengah untuk menyapa raja ismail yang ternyata tidak sendirian ia bersama ratu hannah istrinya. melihat aisya datang dihadapan mereka, ratu hannah tersenyum hangat dan begitu juga dengan raja ismail. 

" selamat malam yang mulia senang sekali melihat tuan raja dan ratu mendatangi kerajaan fitr saya aisya sulaiman " sapa aisya sembari membungkuk hormat . 

" selamat malam senang bisa bertemu langsung denganmu, cantik sekali persis ibunya " ucap ratu hannah sembari memegang tangan aisya hangat. melihat itu raja sulaiman mempersilahkan aisya untuk meduduki kursi disebelah ratu hannah. dengan cepat aisya segera duduk kemudian ikut jamuan makan malam. 

" aisya karna kau sudah ada disini ada hal yang ingin ayah sampaikan ini mengenai pernikahanmu " aisya yang tengah memegang gelas hampir saja terlepas sangking terkejutnya. 

" pernikahan ? ayah tidak pernah mengatakan ini sebelumnya " aisya tidak percaya ini. 

"  ayah memang berencana mengatakan ini apabila kau sudah siap " raja sulaiman memandang ke arah aisya. 

" jadi penikahan ini sudah lama direncanakan ? " aisya hampir saja berdiri. 

" iya aisya, ayah akan menikahkan mu dengan putra raja ismail " raja sulaiman sedikit membenarkan posisi duduknya. melihat reaksi terkejut aisya ratu hannah yang sangat paham situasi yang dialami asiya, segera mengahadap ke arah aisya ia pegangi tanganya dengan hangat. 

" aisya aku tahu ini sangat membuatmu tidak nyaman terlebih lagi ini sangat tiba-tiba, namun aku sangat mengharapkan ketersedianmu untuk menjadi menantuku " rata hannah mencoba melembutkan suaranya. aisya terlihat ingin meneteskan air matanya. 

" a--aku bukanya tidak ingin namun aku hanya merasa tidak siap aku masih berusia 22 tahun. ayah tau kan ? aku bahkan baru saja berencana akan membuka butikku di paris " ratu hannah tersenyum hangat melihat tingkah aisya yang tak kuasa menahan tangis. 

SERENDIPITY [prince mateen]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora