Bab 4

659 27 0
                                    

setelah mendengar salam penutup pangeran mateen haya menggandeng aisya untuk mencari tempat duduk, sembari mengambil pamflet yang dibagikan para pelayan mengenai seleksi pendamping si raja pengganti. pangeran mateen. 

mereka memutuskan duduk disamping guci besar dekat jendela yang langsung mengarah ke taman yang luas penuh dengan tanaman hias milik istana. aisya sibuk membaca pamflet tadi sedang haya asik dengan makanan yang disajikan di atas meja mereka. 

" haya kau ikut seleksi itu ? " aisya kali ini mengambil permen coklat sambil menyenggol haya.

" aku tidak tahu kurasa aku masih terlalu muda untuk menjadi seorang istri " haya terlihat tidak peduli kemudian lanjut memakan hidangan penutup. 

" kurasa aku akan ikut " haya menoleh lalu tertawa. aisya terlihat serius namun haya menanggapinya main-main.

" kau yakin ? hei meskipun kita baru kenal namun aku bisa lihat dari tingkah mu kauuu.. belum siap menjadi seorang istri aisya pikirkan itu" haya meneguk segelas air mineral lalu menghadap aisya. 

" haya kau tidak tahu tapi ini adalah keharusan untuk ku " aisya terlihat sendu. haya merasa bersalah melihat reaksi aisya setelah mendengar ucapanya. 

" maaf jika kata-kataku menyinggungmu, tapi tadi kau bilang itu sebuah keharusan ? kenapa ?" 

" hayaa aku --" tiba-tiba saja seorang wanita yang memakai setelan jas berwarna hitam menyela obrolan mereka .

" maaf tuan putri kami mendapat perintah untuk segera membawa anda kembali ke kerajaan  " aisya terlihat menghela nafas kemudian tersenyum lalu mengangguk. sedang haya terlihat sangat terkejut.

" kau.... seorang putri ?" haya membalalakan kedua matanya tidak percaya. 

" itu yang ingin aku beritahu, haya senang bisa berkenalan denganmu mari kita bertukar nomor aku akan mengubungimu lagi " aisya beranjak dari kursinya, haya ikut berdiri.

" aku juga sangat senang tuan putri " haya membungkuk merasa tidak enak. 

" jangan panggil aku seperti itu aku lebih senang bila kau memanggil namaku saja kita sekarang sudah menjadi teman ingat itu  " aisya terkekeh melihat tingkah haya yang langsung berubah, haya kemudian ikut terkekeh, setelahnya mereka bertukar nomor dan aisya memutuskan pamit mereka berpelukan. 

" hei jangan lupa hubungi aku ya !" haya sedikit berteriak memperingati aisya. aisya mengangguk sambil mengacungkan jempolnya lalu menghilang di kerumunan para tamu. 

------------------------------------------------------------00----------------

mateen terkejut saat melihat profil lengkap haya, ia scroll layar ponselnya lebih dari 3 kali untuk memastikan. haya ameera gadis yang mengusik pikiranya ternyata anak dari jendral hussain kepala pengawal kerajaan. astaga kemana saja ia selama ini ia baru mengetahui jendralnya memiliki putri secantik itu. terlebih lagi ternyata ia sangat mengenal gadis itu dulu. 

" hassan apakah aku harus membatalkan seleksi itu ? " mateen terlihat frustasi. ia mulai gila karna cinta.

" kau bodoh ya ? semua orang sudah mendengar pengumuman seleksi itu lagi pula kau sudah menyiapkan ini 1 tahun lalu mateen jangan bercanda" hassan terlihat sibuk dengan laptopnya ia tengah mengerjakan persiapan seleksi yang akan diselenggarakan besok. 

" bagaimana bila ia tidak mengikuti seleksi itu ? kemudian malah gadis lain yang mendampingiku ? " mateen memutuskan membasuh wajahnya untuk menenangkan diri.

" hei dengar kau ingat allah tidak pernah salah memberi jodoh mateen, berdoa saja haya menjadi pendampingmu walaupun bukan haya .. mungkin gadis lain yang terbaik untukmu " hassan mulai membalikkan badannya menghadap mateen , ia mulai jengah dengan kelakuan tuanya itu. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now