bab 3

752 31 2
                                    

suara microphone bergerak memecah suasana di ruang tengah, semua  pandangan mengarah ke arah panggung kecil diujung sana.

Haya yang tengah berbincang dengan seorang teman baru bernama aisya menoleh bersamaan. Disana telah berdiri seorang pemuda dengan pakaian khas kerajaan. Haya penasaran.

" aisya siapa dia ? " haya menyenggol lengan aisya tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

" itu pangeran mateen haya, aku benar- benar tidak menyangka seorang anak kepala pengawal kerajaan tidak mengetahui seluk beluk kerajaan " aisya terlihat mengembuskan nafasnya. Dibalas cengiran aneh haya karna malu.

" aku memang anak kepala pengawal kerajaan, tapi ini kali pertamaku menginjakkan kaki di kerajaan ini hfft lagi pula si pangeran itu apakah dia seterkenal itu ? " helaan nafas frustasi haya membuat aisya menggelengkan kepala tidak percaya. 

" tckk .. Haya lihat baik2 wajah nya pasti kau sering melihatnya muncul dimana-mana atau kau memang  hanya berdiam diri dirumah hah? dasarr.. " aisya mulai menjelaskan sambil membentuk jarinya persegi ke arah pangeran mateen.

Haya mulai menuruti ucapan aisya ia lihat lamat2 wajah sang pangeran cukup lama hingga tanpa sadar pangeran melihat ke arahnya dari atas panggung. Mereka saling bertatapan.

" haya cukup nanti kau tertarik padanya " ejek aisya pada haya sambil menyenggol bahunya.

haya lagi-lagi meringis dengan ekspresi anehnya, lalu diam. aisya sibuk menyimak perkataan pangeran mateen dengan sesekali menyenggol haya untuk menyimak juga. namun haya masih dalam lamunanya. 

Apa barusan si pangeran itu melihat ke arahku ? Tidak mungkinn ..

----------------00-------------

mateen melangkahkan kakinya kesebuah panggung kecil tepat disamping tangga besar menuju lantai dua,  ia mengarahkan microphone kecil kearah wajahnya. semua pandangan mengarah padanya, ia menarik nafas cukup panjang kemudian tersenyum. 

" assalamualaikum.. aku ucapkan selamat datang di kerajaan sallam, terima kasih telah menghadiri pesta perayaan ulang tahunku. aku pangeran mateen al hakm sebagai putra pertama kerajaan sallam menyambut hangat kalian semua tanpa pengecualian, lalu sebagaimana pesan ayahku untuk menyampaikan ini aku akan menggantikan ayahku raja ismail sebagai raja dari kerajaan sallam, untuk memenuhi syarat sebagai seorang raja aku akan mencari seorang pendamping dengan mengadakan seleksi kepada siapa saja ingin menjadi pendampingku. semua seleksi yang akan diselenggarakan selama satu minggu untuk kejelasan akan di bagikan pamflet setelah acara ini selesai, baiklah silahkan untuk menikmati hidangan yang telah kami sediakan" semua pandangan terbelalak, terutama para wanita mereka mulai kegirangan setelah mendengar ucapan sang pangeran. Membayangkan menjadi pendamping sang raja pengganti tentu sebuah keberuntungan pikir mereka.

para waratawan telah berkumpul di depan panggung kecil itu, blits kamera mulai memenuhi pandangannya, matanya mencari tempat yang jauh dari cahaya kamera namun tak sengaja ia melihat kearah wanita berhijab yang juga melihat kerahnya. setelahnya ia alihkan pandangannya dengan cepat entah apa yang membuatnya sedikit merasa aneh. ia gugup. 

Mateen tersenyum kemudian menutup dengan salam. Mateen bergabung dengan para tamu undangan mereka berjabat tangan mengucap selamat. Para petinggi- pentinggi negara menyambut hangat sang pangeran.

Suara langkah kaki dari atas tangga besar mengarah ke ruang tengah membuat semua kemudian membungkuk hormat, raja ismail dengan senyuman khasnya menyambut seluruh tamu undangan dengan hangat. disampingnya ratu hannah ikut tersenyum hangat. 

" assalamulaikum " sambil mengangkat tangannya sebelah. Semua menjawab salam sang raja.
Mateen kemudian menghampiri sang ayah lalu mencium tangan beliau tanda hormat. ia juga melakukan hal yang sama pada sang ibu. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now