Bab 22

307 15 21
                                    

" HAYA ! cepat kemari nak " teriak wanita berhijab dari balik dinding dapur, sontak membuat haya terbangun, aroma sedap sop ayam memasuki rongga hidungnya tanpa permisi. senyum haya mengembang. 

Suara music jazz clasic andalan ibu menggema di ruang makan, terdapat turntable jadul di atas nakas disamping meja makan. turntable pemberian Ayah ibunya. 

" Hei kemarilah nak, mari kita makan malam, sudah berapa lama kita tidak makan bersama"  senyumnya mengembang dengan sempurna. mencoba menduduki salah satu kursi dengan hidangan yang sudah tertata rapi di atas meja. haya menoleh kesamping kirinya bocah laki-laki dengan tersenyum kearahnya, ia kemudian menoleh ke samping kanannya,  sang ibu yang baru saja duduk tersenyum hangat. ia menatap ke arah depan tempat ayahnya duduk, sang ayah tidak tersenyum hanya diam sembari menatap nanar ke arah meja makan. 

haya mengerutkan dahinya bingung, sang ayah nampak mengucapkan sesuatu. haya menyipitkan matanya fokus untuk melihat pergerakan bibir sang ayah. Haya dibuat penasaran, semakin ditatap lamatnya sang ayah, bahkan suara music jazz menjadi samar-samar terdengar karna saking fokusnya ia manatap sang ayah. perlahan ayahnya menatap tepat ke arahnya sembari mengucapkan sesuatu, pelan tapi terdengar jelas. 

" B  A N G U N   N A K "  

Tersadar dengan apa yang barusan sang ayah katakan. haya mengusap matanya beberapa kali. sang ibu dan bocah laki-laki yang ia lihat tadi menghilang, tersisa sang ayah dan dirinya. Haya menangis kencang di depan hidangan. 

" Haya bangunlah nak "  sayup-sayup haya mendengar suara itu berkali-kali. Sekejap Haya membuka matanya lebar-lebar pipinya basah karna air mata.  bola matanya merah, dilihat dihadapanya sang ayah yang sama persis seperti yang ada dimimpinya tadi. 

" Ibu yah, ibu dan kakak menghilang " sang ayah melebarkan matanya, sedikit kaget namun seketika mencoba menenangkan putrinya dengan pelukan. Tangis Haya semakin kencang, sadar akan kecengenganya sudah mulai menjadi-jadi Haya memutuskan melepaskan pelukan eratnya. baju sang ayah sudah basah oleh air matanya. 

" Aku kenapa yah ? " sang ayah yang sudah paham jika anaknya sudah kembali membaik, ia mencoba memberikan sedikit lelucon dengan berpura-pura pegal. 

" lihatlah ulahmu, bahu ayah yang tua ini menjadi tidak berdaya hufft " Haya tersenyum kecil.  

" Nak kau sudah tidak sadarkan lebih dari 5 jam, sepertinya kau kelelahan. ayah akan membiarkanmu istirahat selama beberapa hari disini " Jend. Hussein mulai beranjak dari tempat duduknya. Mengelus sekilas pucuk kepala sang anak, Haya tersenyum lemah dibarengi anggukan kecil. 

" Yeah ! mungkin aku harus tidur lebih lama untuk beberapa hari, Ayah tidak perlu khawatir " 

" Kenapa pula aku khawatir gadis kuat ayah tidak mungkin kenapa-kenapa, Ayah pergi dulu. oh iya, hmmm jangan membuat dua pangeran Mateen itu kesulitan karena ulahmu Haya " jend. Hussein melangkah pergi dengan gelengan tidak percaya. Selanjutnya Haya mengerutkan dahinya bingung. 

Apa yang sudah ia lakukan terhadap pangeran Mateen hingga ayahnya mengatakan hal itu pikirnya. ia berulang kali mencoba berpikir namun gagal, kondisinya saat ini membuat ia sedikit sulit untuk berpikir. sekali lagi ia masih dibuat bingung. 

---------------------------------00---------------------------------------------------------------

" Nona Haya ! " wajah panik Mateen dan Khenzo membuat hassan ikut panik, bagaimana tidak Haya tiba-tiba saja pingsan tidak sadarkan diri. wajahnya pucat seperti akan mati, kira-kira itulah yang ada dipikiran mereka bertiga. bagaimana jika anak orang lain hilang nyawa tepat dihadapan mereka. 

Sigap Mateen menggendong Haya menuju klinik kerajaan, sepanjang lorong seluruh pengawal yang hendak membantu ditolak Mateen. Tentu saja ia tidak akan membiarkan orang lain menyentuh Wanitanya. Bahkan Hassan yang sedari tadi mengekor tidak diperbolehkan membantunya. Khenzo dengan santai ikut berjalan meski pikiranya kemana-mana. 

Sesampainya di klinik mereka langsung disambut dokter kerajaan yang sedang  bertugas, pada awalnya yang akan merawat Haya adalah dr. Kend. Tapi Mateen tidak ingin wanitanya disentuh lelaki lain, ia meminta dr. khadeejah untuk merawatnya, padahal saat itu dr. khadeejah sedang berada di Kerajaan bagian barat. Hassan yang memperhatikan itu sejak tadi hanya bisa mengela nafas, kali ini ia akan membiarkan tuanya yang sedang dimabuk cinta itu. 

Waktu terus bergulir, tetapi Haya masih setia dengan posisi tidurnya.  Mateen mendudukan diri di atas sofa mencoba untuk merileks kan tubuhnya sejenak. Pikirannya membuat tubuh ikut menderita, sesekali ia akan memijat kepalanya. Angin siang yang masuk melalui jendela membuat matanya beberapa kali terpejam. khenzo dan Hassan yang berada disebelahnya ikut terpejam.  Alhasil mereka bertiga tertidur di sofa yang sama. Mungkin ini efek beberapa hari yang lalu saat mereka tidak bisa tidur dengan normal, hanya sekitar 1-4 jam.  

Suara langkah kaki hendak memasuki ruangan terdengar cukup jelas, Mateen membuka matanya perlahan terlihat Jend. Hussein yang sedikit terkejut melihat keberadaan tiga lelaki yang  tertidur di sofa tempat anaknya di rawat. Jend. Hussein membukuk sekilas kemudian menuju ranjang anaknya.  

Wajah khawatir hampir menangis Jend. Hussein melihat keadaan anaknya, memenuhi pikiran Mateen, karna merasa tidak enak menganggu anak dan ayah tersebut, Mateen memutuskan membangunkan kedua orang yang tanpa sadar menyender di kedua bahunya. 

Mereka  bertiga segera beranjak kemudian berpamitan pada jend.Hussein. baru saja langkah kaki Mateen hendak beranjak lebih jauh. Jend. Hussein memanggil namanya, seketika ia membalikkan badannya. 

" Maafkan Putriku yang sering membuat anda kesusahan pangeran" lelaki parubaya itu sedikit menundukan kepalanya merasa bersalah. Mateen manatap Jend. Hussein dengan senyum hangatnya. 

" Saya tidak pernah merasa disusahkan oleh Putri anda Jendral, Putri anda justru selalu membantu saya, kalaupun ia membuat saya susah, justru saya senang " seketika Jend. Hussein menatap Mateen, seperti sedang mencari sesuatu dari balik matanya. 

" Anda tahu pangeran kenapa saya memilih menjadi kepala pengawal kerajaan dan tidak menetap di Akademi Militer ? karna saya sangat menjujung rasa Hormat saya pada Raja. saya tidak pernah mengharapkan lebih untuk mendapatkan posisi di kerajaan ini " Jend. Hussein mengucapkan kalimatnya dengan tegas. Mateen tersenyum kecil. 

" Bagaimana Jika orang kerajaan yang menginginkan anda menempatkan posisi dikerajaan ini tuan ? " 

Jend. Hussein nampak diam sejenak. mencoba menghela nafas kecil. 

" Jika memang anda menginginkan itu, saya hanya dapat memutuskan jika Putriku juga menginginkan demikian " Mateen tersenyum puas. kemudian pamit untuk kembali ke ruangannya. 

sepanjang jalan mateen terus tersenyum senang, setidaknya ia sudah mendengar restu dari calon ayah mertuanya.  Yeahh semoga saja. 

Senyumnya terus mengembang sebelum senyumnya pudar akibat kedatangan Raja Ismail yang begitu tiba2, wajahnya terpaku saling menatap satu sama lain. langkah kaki yang mulai rapuh itu berjalan perlahan kearahnya. 

" Nak, kau baik-baik saja ? " 

Mateen yang mendengar petanyaan itu sontak melangkah lebih dekat ke arah ayahnya, sebuah pelukan erat mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. 

" Syukurlah aku masih diberi kesempatan memeluk putraku " Mateen hanya bisa mengangguk kaku kemudian beberapa kali mengalihkan bola matanya ke arah samping. baru kali ini Mateen merasakan kembali perhatian ayahnya, bukan perhatiannya sebagai Raja. 

" Yeahhh, ini semua tidak lepas dari berbagai pihak yah " Raja Ismail tersenyum takzim. 

" Ini sudah lebih dari 5 hari kau menunda pengumuman pendampingmu nak, insiden ini tidak hanya mengganggu negara tapi secara internal keluarga kita juga" hampir saja Mateen melupakan itu, sebab ia sudah mengetahui wanita bercadar yang bebarapa kali menghantui pikiranya. 

" Tentu, aku sudah menetapkan keputusanku " senyum keduanya merekah. 

semoga semua yang ia rencanakan berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan. 

semoga. 

----------------------------------------------------TBC -----------------------------------------------------------

it's been a long time ngga upload lagi huhu ><  

*fyi panel diatas itu June yaaa 


SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now