prolog

2.7K 75 1
                                    

Disebuah kamar dengan nuansa klasik bercat silver terdapat sebuah lukisan cukup besar di dinding, tepat di atas kasur king size bersprei putih salju. Lukisan itu menggambarkan seorang pria tampan berpakaian baju khas kerajaan dengan senyuman yang menyiratkan keramahan serta ketampanan sekaligus.

Ia adalah pemilik kamar klasik itu seorang pangeran tampan juga cerdas , sifatnya terlihat sempurna untuk lelaki berusia 25 tahun.  Putra pertama dari raja ismail sang raja baik hati juga bijaksana namanya telah dikenal lama se - asia. Mateen al hakm nama yang ia berikan untuk sang putra yang kelak menjadi pewarisnya. 

Pengeran mateen biasa orang-orang memanggilnya lahir dari seorang ibu berdarah eropa, ratu hannah al hakm.  Wanita anggun serta cerdas juga wanita yang menutupi rambutnya dengan kain panjang khas wanita muslim. 

" Mateen .. " panggilan cukup kencang menggema di lorong - lorong kerajaan sallam. Suara seorang wanita paruh baya yang memanngil anaknya. 

" Iyaaa ibu aku segera turun" suara baritone mateen ketika bangun tidur membuat pelayannya sedikit bergidik senang. ada 3 pelayan wanita yang sedang berdiri tepat di samping ranjangnya. 

Tentu untuk mengantar minuman jeruk hangat dengan satu mangkuk buah-buahan segar kesukaanya. Satunya lagi membawakan pakaian kerajaan sang pangeran untuk acara kerajaan hari ini. Dan satunya lagi tidak membawa apa-apa sudah sangat sering seorang pelayan wanita yang pura-pura sedang bertugas hanya untuk melihat sang pangeran terbangun dari tidurnya. 

Setelah sekitar 15 menit persiapan sang pangeran telah siap dengan setelan kerajaanya. 

" Baiklah sepertinya aku mulai bersemangat hari ini " ucapnya lirih dengan wajah sedikit tersenyum didepan cermin tinggal memakai parfume semua selesai. 

-------------------------------000--------------------

Disebuah ruangan penuh dengan kertas-kertas lukisan berserakan terdapat seorang gadis cantik berambut hitam pekat, sedang melukis sesuatu yang ia pun tidak cukup mengerti dengan karyanya yang super ngawur itu. 

" Hahhh ... sudah berapa kali aku katakan pada ayah aku tidak bisa melukissss " suara frutasi terlontar cukup kencang karna disengaja. 

" Aku tahu tapi itu kegiatan yang bisa kau lakukan selain menunggangi kuda dan juga bermain pistol" suara berat lelaki disebelahnya membuat sang gadis lebih frutasi. 

" Ayahhhh biarkan aku bermain pistol dan menunggangi kudaku lagi kumohon " rengek sang gadis.

" Tidakkk ... kau tahu kau sudah berumur 23 tahun dan kini waktunya kau menjadi wanita normal. Ayah tidak mau kau menjadi wanita yang tidak disukai lelaki dan menjadi lajang seumur hidupmu " titah sang ayah sedikit bercanda diakhir. 

" Ahhaha baiklah baiklah candaan yang terus kau ucapkan itu benar-benar membuatku frutasi " sambil menghela nafas sang gadis mulai menampakan wajah masam yang lucu.

" Haya ayah melakukan ini untuk kebaikanmu dan lagi kau jangan lupa untuk bersiap diri sebentar lagi acara kerajaan akan dimulai kau diundang langsung oleh raja suatu kehormatan langka jangan sampai kau mengacaukanya ingat  itu " sang ayah meninggalkan kamar sang anak dengan helaan dan gelengan kepala tanda tak percaya- anak gadisnya begitu kekanak-kanakan. dan sudah mulai dewasa. 

Dengan menutupi wajahnya dengan lembaran kertas haya hanya bisa menggerutu melihat sikap sang ayah yang mulai berubah sejak ia mulai menjadi gadis dewasa. 

" Baiklahhh setidaknya aku tidak ingin membuat ayah malu melihat penampilan anaknya saat acara kerajaan nanti haruskan kupoles sedikit wajah cantiku ini ? haaha " ia mulai menghibur diri.

Ia bersiap mandi butuh sekitar 30 menit untuknya bersiap , untunglah ia sudah menyiapkan gaunnya tadi malam. Gaun berwarna putih menutupi kaki dengan corak bunga-bunga disekeliling gaunya. Saatnya memoles sedikit wajahnya dengan bedak dan juga pemerah bibir. ia tak memakai parfume karna tubuhnya sudah wangi bunga dari sabun yang ia pakai. 

Rambutnya ia ikat dan segera memakaikan penutup kepala dengan kain khas wanita muslim. Sepatu berwarna putih sedikit tinggi telah ia pakai. ia berkaca untuk memastikan penampilannya tidak ada yang kurang. 

" Baiklah aku siap " Ia tersenyum manis melihat pantulan dirinya di kaca besar miliknya. 

--------------------------------------

Hallo assalamualaikum guys aku liyyan :)

Semoga suka dengan ceritanya yaaa, jangan lupa vote dan komentarnya ! biar aku makin semangat buat ngelanjutin ceritanya. terima kasihhh 

*Noted

Dicerita ini aku memang bawa nama Prince Mateen tapi semua informasinya cuman fiktif dan karangan aku aja mungkin entar ada beberapa yang sama sih, jadi jangan kaget kalo ngga sesuai sama Prince Mateen :v 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now