bab 10

433 29 6
                                    

Sebuah taman berbentuk labirin tepat berada di belakang istana menjadi tempat berlangsung nya seleksi. Labirin yang luas penuh dengan jebakan itu terdapat sebuah lorong yang memang di rahasiakan karna ada sebuah pintu yang langsung menuju ruang belakang kerajaan sallam.

lebih tepatnya hanya pangeran mateen yang mengetahui hal ini dan juga sang asistennya hassan. lorong rahasia itu akhirnya menjadi tempat yang dilalui gadis bercadar misterius, aisya sulaiman. mateen bertemu dengan gadis itu memang sudah direncanakan karna ia tidak ingin seseorang mengetahui tempat rahasianya itu. bersama dengan hassan ia membuat sebuah bendera yang bertulis " milik pangeran mateen " untuk siapa saja wanita yang memasuki lorong ini agar jend.hussein yang memang sudah diberitahu akan meluluskan siapa saja si wanita itu.

sangat kebetulan sekali bahwa wanita itu adalah asiya sulaiman gadis yang ingin mateen cari tahu. setelah pertemuan singkat itu pangeran mateen kini menjadi sangat penasaran.

" Terima kasih hassan bila saja tadi kau tidak bergerak cepat kita akan ketahuan " hassan yang tengah berjalan disampingnya hanya mengangguk. sedang mateen yang berjalan didepanya terus saja tersenyum.

" Putri aisya sulaiman dari kerajaan fitr itu nampak berbeda aku merasa ia seperti orang lain " mateen terus berbicara sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

" Kenapa kau bisa tahu ia orang yang berbeda, bukankah kau hanya pernah bertemu beberapa kali ?" kali ini hassan menaggapi mateen.

"Entahlah, lagi pula ia sekarang menggunakan penutup wajah jadi aku tidak bisa melihat dengan jelas ekspresinya"

" kau seharusnya tidak perlu memikirakan hal ini begitu serius pengeran atau jangan-jangan sekarang putri aisya yang telah menggantikan haya ameera dihatimu ?" kekeh hassan melihat raut wajah mateen yang berubah kesal lantaran pertanyaan hassan.

" ahhh kau tau sendiri kan haya maeera bahkan tidak mengikuti seleksi itu hmm terpaksa ! aku terpaksa harus menggantinya " mateen langsung melangkah cepat meninggalkan hassan.

" jodoh itu rahasia Allah, berdoa saja heiii !" hassan malah menambah volume tawanya melihat kelakuan tuannya itu.

----------------------00-------------------------

" haya aku harus kembali, semoga seleksi kali ini berjalan dengan baik. aku sangat yakin kau bisa melewatinya dengan mudah " aisya pemit untuk kembali ke apartemenya. aisya sengaja menyewa apartemen agar sang ayah tidak curiga padanya. sedang haya yang baru saja selesai bersiap untuk seleksi hari ini, tersenyum menaggapi aisya. tepat diambang pintu aisya memakai kembali topi dan maskernya agar tidak ketahuan.

ini masih pukul 05 :00 pagi aisya memang sengaja pergi sepagi ini tentu karna ia tidak ingin orang lain melihatnya. didepan gerbang sana ada sang supir pribadi yang siap menjemputnya. aisya sempat melambai sembari berucap 'semangat' tanpa suara ketika haya mengantarnya sampai pintu kamar.

makan pagi tiba, semua peserta termasuk haya telah bersiap dengan setelan serba hitam dengan sepatu kulit berwarna coklat. semua sudah berkumpul di meja makan panjang untuk menyantap sarapan pagi. sesaat setelah haya mendudukan dirinya dikursi, martha dengan santainya duduk disebalah haya sembari tersenyum.

" selamat pagi putri aisya, apakah anda tidur dengan nyenyak semalam ?"

" ah pagi martha lumayan bagaimana denganmu ?" haya kali ini juga ingin bersandiwara.

" senang sekali anda menanyakan saya juga, saya tidak bisa tidur dengan nyenyak karna semalam saya mendengar suara cukup keras dari kamar sebelah " martha terlihat sedih dan juga menyembunyikan senyuman miringnya dari balik tanganya.

" ahh sayang sekali .. apakah tembok kamarmu bermasalah ? setahuku tembok kamar yang disediakan kerajaan sallam sangatlah tebal bahkan aku tidak bisa mendengar langkah kaki dari balik pintu kamarku " haya kali ini mulai bisa tersenyum apalagi melihat ekspresi martha yang ketahuan berbohong.

SERENDIPITY [prince mateen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang