Bab 6

492 21 2
                                    

alarm berbunyi menunjukkan pukul 03 :30 pagi  haya memutuskan segera bangkit dari ranjangnya kemudian mengambil wudhu, ia laksanakan sholat tahajudnya pagi itu. dalam doanya ia memohon kepada sang maha kuasa untuk melancarkan segala urusannya untuk 7 hari kedepan, ia sedikit merasa cemas jujur saja. 

ditambah lagi ia sebenarnya tidak tahu begitu mudahnya merelakan pekerjaannya hanya untuk menggantikan temannya yang notebennya baru saja ia temui kemarin. terlebih lagi sang teman adalah seorang putri kerajaan. sangat-sangat diluar fantasinya. 

setelah selesai dengan ibadahnya haya segera bersiap, untung saja sang ayah tidak ada di rumah. beliau sibuk dengan pekerajaanya di kerajaan sallam, setelah makan malam saat haya pamit untuk bertemu asiya malam tadi jendral hussein juga pamit untuk tidak pulang kemudian pergi mendahului haya. sudah menjadi kebiasaan sang ayah hanya 3 hari dirumah kemudian sisanya ia habiskan waktunya untuk keperluan kerajaan. super sibuk.  

" haya aku sudah didepan rumahmu "  tring ! pesan dari aisya baru saja masuk.

haya tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk ia baru selesai mandi. ia menyiapkan tas perlengkapanya yang masih tergeletak di atas ranjang dengan satu pouch nya yang masih belum ia masukkan ke dalam tas. setelah itu segera ia membuka pesan aisya. cepat-cepat ia meraih hijab nya kemudian berlari kearah pintu depan.

" hei .. cepat sekali ini baru pukul.... "haya membukkan pintunya sambil melihat kearah jam dinding disamping sofa.

" pukul 04 : 10 haya kau yang terlambat " aisya langsung masuk ke rumah haya dan meletakan semua bawaanya yang banyak itu. entah apa yang aisya bawa. 

" hei kau seperti akan pindah rumah " haya menggeleng-nggelengkan kepalanya takjub. 

" ini adalah pakaian yang akan kau pakai selama seleksi di kerajaan haya, kau tahu kann .. kau akan memakai gaun plus cadar jadi aku langsung membeli semua ini untukmu " haya semakian takjub dibuatnya. 

" hei aku tidak perlu membawa barang sebanyak ini kan ? apa aku akan tinggal dikerajaan selamanya huh ? " haya menggeleng-geleng tidak mau.

" oh iya aku lupa memberi tahumu, selama seleksi semua peserta akan tinggal dikerajaan sallam paling tidak setelah penutupan acara " 

" apa ?! aku tidak memikirkan hal ini sebelumnya aisya " haya sangat terkejut. 

" sudahlahh .. kau hanya akan tinggal disana satu minggu haya tenang aku akan sering-sering mengunjungimu " 

" bukan itu bagaimana dengan ayahku ? dia akan tahu aku ada disana aisya " asiya memegang pundak haya sambil menatapnya. 

" aku sudah menyiapkan semunya tenang saja kau hanya berusaha untuk tetap menyamar menjadi diriku itu saja, masalah ayahmu aku sudah membuat surat dari rumah sakit untuk memberi tahu ayahmu bahwa kau akan mendapat tugas di rumah sakit kerajaan selama 1 minggu bagaimana ideku sangat briliant kan ?" asiya tersenyum bangga. 

" sungguh aku tidak menyangka aku akan mengalami masa sulit seperti ini " haya menunduk pasrah. aisya menyenggolnya untuk membuat haya bersemangat. 

akhirnya semua persiapan telah selesai haya memakai pakaiannya dan tentu saja dengan tambahan cadar untuk menutupi identitasnya. ia terlihat berbeda ia seperti bukan dirinya. tepat pukul 6 mereka berangkat menuju kerajaan sallam. 

--------------00---------------

" hassan apa semua sudah siap ? "  mateen terlihat gelisah pagi ini. hassan juga ikut gelisah dibuatnya. 

" kau sudah menanyakan itu 3 kali tuan mateen tolong jangan buat aku ikut gelisah" hassan terus mondar mandir mengecek persiapan. 

sedang mateen juga ikut mengecek persiapan ditempat lain, ia sebenarnya gugup menghadapi acaranya sendiri. banyak hal yang membuatnya gugup. ia kemudian memutuskan duduk ditaman kerajaan untuk menenangkan diri tentu sambil memantau persiapan. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now