Bab 14

359 20 2
                                    

Derap langkah yang terdengar sedikit menggema memperlihatkan seorang gadis berhijab diujung lorong rumah sakit. wajahnya pucat menahan sakit yang sudah seminggu ini ia tahan akibat padatnya sechedulenya diminggu -minggu ini apalagi ia sekarang sedang mendapat masalah lantaran seleksi menjadi permaisuri pangeran mateen yang mau tidak mau harus diikutinya. beruntung ia bertemu haya ameera gadis cantik yang ternyata adalah seorang penembak dan pemanah jitu yang kini berprofesi sebagai dokter militer. 

Parasnya yang cantik, memiliki tubuh yang tinggi serta hijab yang melekat dikepalanya adalah satu hal yang membuatnya tertarik untuk menyapa haya kala itu. dan benar saja gadis itu memang  cantiknya berkali-kali lipat  bila dilihat dari dekat. mereka menjadi akrab seketika itu. haya yang terlihat lebih blak-blakan membuat aisya semakin tertarik untuk berteman lebih jauh. 

setelah mendengar nama 'haya ameera' ketika haya menyebutkan namanya, aisya seketika terdiam pikirannya melayang jauhh sebelum mereka beretemu saat itu. ia tiba-tiba saja melihat gadis cantik mungil dengan wajah putih kemerahan tepat dihadapanya. 

" hai, aku haya ameera ! " gadis kecil itu mengulurkan tanganya ke arah aisya dengan cengiran  yang memperlihatkan gigi ompongnya. melihat aisya yang tidak membalas jabat tanganya,  gadis itu bukanya kesal tapi malah meraih tangan asiya kemudian menariknya kesebuah taman bermain yang terdapat sebuah danau yang sangat luas dihadapan mereka. asiya masih terpaku ditempatnya ketika haya berlari menuju seorang lelaki yang terlihat lebih tua 3 tahun diatas nya. 

di kejauhan aisya melihat gadis itu tengah menunjuk kerahnya sembari mengobrol dengan seorang wanita cantik berhijab merah muda dan seorang lelaki gagah berpakaian tentara. si laki-laki yang sedang bermain bola itu tiba-tiba ditarik haya menuju aisya yang masih setia ditempatnya. 

" kak lihat aku bertemu teman baru, cantik kan?" mendengar ucapan haya membuat aisya sedikit memundurkan tubuhya kebelakang, baru kali ini ia dibilang cantik oleh seorang gadis yang telihat jauh lebih cantik dibanding dirinya. sang laki-laki disebelahnya tersenyum sembari mengulurkan tanganya. 

" hai aku ikhsan ameer, siapa namamu ?" melihat uluran tangan lelaki itu membuat aisya syok dan langsung mundur beberapa langkah lebih jauh. haya dan ikhsan merubah raut wajahnya menjadi bingung melihat tingkah asiya. 

" a..aku aisya sulaiman " 

kakak beradik itu saling perpandangan kemudian membungkuk hormat, aisya yang diperlakukan seperti itu untuk pertama kalinya terlihat sangat kebingungan. 

" tuan putri senang bisa bertemu anda disini " ikhsan menyapa asiya dengan sopan. bagaimana dia tahu bahwa aisya adalah seorang putri kerajaan?  begitu kira-kira yang dipikirkan aisya kala itu. " kau ... benar-benar putri asiya sulaiman ? " tanya haya ragu sembari tersenyum malu mengingat tingkah nya tadi. 

" maafkan aku menarik tangan yang mulia tadi " haya menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh sang kakak. 

" ah tidak apa-apa hmm kalian bagaimana bisa tahu jika aku seorang putri kerajaan ?" kini aisya sudah mulai memberanikan diri untuk bertanya. 

" ayah kami " jawab mereka bersama. " ayah kami adalah seorang jendral ia sering menceritakan mengenai kerajaan fitr dan salam, katanya jika suatu saat kami melihat putri aisya sulaiman harus bersikap hormat " jelas ikhsan dan diselingi anggukan semangat haya yang masih berada dibalik tubuh ikhsan. 

aisya yang mendengar itu langsung tersenyum senang akhirnya ia bisa bertemu teman yang seumuran dengannya dan untuk pertama kalinya ia merasa dihormati sebagai seorang putri kerajaan oleh teman seumurannya. 

mengingat kejadian itu ia menjadi terus merasa bersyukur telah ditemukan dengan haya.

------------------------00------------------------------------------

SERENDIPITY [prince mateen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang