Bab 13

381 20 6
                                    

Langkah kaki dua laki-laki tampan yang memiliki kedudukan yang berbeda namun tampak satu level karna keakraban diantara mereka. Satu lelaki yang berkedudukan lebih tinggi itu tak henti-hentinya mengembangkan senyuman sepanjang jalan menuju ruangannya.

" Lihat ! sekarang kau sudah benar-benar melupakan nona haya ameera rupanya " ledek satu lelaki yang berkedudukan lebih rendah itu, hassan.

"Aishh ! kenapa kau mengingatkan aku padanya lagi " kali ini raut wajah mateen seketika redup.

" Upss ! sepertinya belum sepenuhnya lupa " sedikit menahan tawanya hassan memegangi pundak tuannya itu untuk menghiburnya.

Mereka akhirnya telah berada di ruangan kerja mateen dengan langkah besar mateen segara mengambil ponselnya di atas meja kerjanya.

" Hassan aku kembali ke kamarku, kau selesaikan semua berkas-berkas yang akan dikirimkan ke perusahan SM kita akan berangkat ke seoul lusa ini " dengan tatapan serius nya mateen memerintahkan asisten nya itu.

" wahh kenapa jadi serius seperti itu ? kau seharusnya senang. ingat kau akan berduel dengan putri aisya " mateen kadung meninggalkan ruangan kerjanya. hassan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perubahan sang tuan yang begitu cepat.

----------------00-------------------------------------

Jam sudah menunjukan pukul 3:30 mateen yang telah melaksanakan sholat ashar segera bersiap memakai kaos hitam pendek dengan celana putih serta sepatu kulitnya yang berharga fantastis itu kini telah melekat apik di tubuh six packnya.

Bebarapa kali ia melihat ke arah cermin besar di ruang pakaiannya, memastikan bahwa ia telah terlihat sempurna sore ini. disela-sela bercermin, ia mengenakan jam tangan merk lorexnya dilengan kanannya. terakhir ia menyemprotkan parfume yang minggu lalu ia beli di paris dengan aroma yang soft namun fresh bersamaan.

Mateen kini telah siap untuk segara menuju lapangan, ia terlihat begitu sempurna dengan kulit tan nya. membuat karismanya bertambah. Ia segara keluar dari kamarnya dengan senyuman yang terus mengembang, senyuman itu sempat membuat para pelayan kerajaan yang melewati nya tak berkedip untuk beberapa saat.

" hassan temani aku " mateen memasuki ruang kerja nya dengan langkah besarnya, hassan yang masih berkutat didepan benda perseginy Itu menoleh sekilas kemudian kembali melihat serius ke arah laptopnya lagi. Ia sedang sibuk.bermain game.

" hei .. berhentilah bermain game " mateen sangat tahu gerak-gerik seseorang yang sedang bermain game. Rupanya hassan sedang serius bermain game online yang baru-baru ini mereka berdua sempat mainkan.

" ahhh ! aku tidak pernah menang memainkanya " teriak hassan sembari mengangkat kedua tangannya. Untuk merengangkan tubuhnya karna sudah bermain selama 1 jam sembari menunggu sang tuan, pangeran mateen itu bersiap untuk 'kencan'nya. sebenarnya hassan sudah diberitahu untuk menemani tuannya itu 1 jam yang lalu.

mateen yang melihat itu menanggapinya dengan tawa kemudian memberi isarat dengan kepalanya yang bergerak untuk segara pergi. hassan yang mengerti segera mematikan laptopnya kemudian membasuh wajahnya di kamar mandi. mateen yang sudah mulai tidak sabar terus mengikuti gerak gerik hassan. seketika hassan melihat ke arah tuanya itu kemudian mempercepat gerakannya.

Dengan cepat hassan mengenakan jas hitam yang terletak di pinggir sofa yang ia duduki. sedang mateen yang sempat duduk di sofa diseberangnya kini telah beranjak, mereka segera berejalan menuju lapangan. disana telah tersedia dua kursi serta perlengkapan menembak yang disiapkan pelayan tak hanya itu produk kecantikan untuk putri aisya telah tersedia di meja disamping dua kursi itu.

" huhhhh ! " mateen menghela nafas panjang sembari memegangi dadanya yang tiba-tiba saja berdegup menantikan kehadiran putri aisya. hassan yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa geleng-geleng kepala dengan ekpresi datar. jarum jam tangannya semakin bergerak mendekat ke arah angka 4. hassan yang kini mulai bosan akhirnya menduduki kursi sembari bermain ponselnya.

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now