Bab 24

434 12 3
                                    

" Hei lihat jalanmu !" ucap seorang pelayan kerjaan yang hampir saja menabrak gadis kecil yang berlarian bersama kakaknya. kerjaan sedang sibuk karna perayaan ulang tahun salah satu pangerannya. 

" Maaf !" teriak gadis kecil itu sembari terus berlari mengejar sang kakak. kakaknya menatap kebelakang sambil terus berlari melihat apakah adiknya itu baik-baik saja. melihat wajah usil adiknya yang semakin kencang menyusul membuatnya sedikit bergidik ngeri dan kembali menatap kedepan. 

BUKKK ! tabrakan yang cukup keras terjadi setelahnya, bocah lelaki itu mengusap kepalanya dan melihat siapa orang yang barusan bertabrakan dengannya itu. 

" kau baik-baik saja ? " tanyanya pada anak laki-laki yang sedang memakai jas putih dengan dasi kupu-kupu hitam di lehernya. 

" Kakak, kau baik-baik saja ?" gadis kecil itu langsung mengusap usap kepala kakaknya. 

" Tidak Haya, coba kau liat anak lelaki itu dia kesakitan " Haya kecil langsung menghampiri anak itu. mengusap - usap kepalanya kemudian menarik tangan bocah itu untuk berdiri. 

" Apa sudah lebih baik ?" bocah lelaki dihadapan Haya kecil mengangguk patah-patah. aneh pikir haya kepalanya yang sakit tetapi pipi anak itu yang memerah. 

" Pipimu baik-baik saja tuan ? merah sekali " haya kecil hendak memegang pipinya, namun langsung dihalangi sang kakak. 

" Haya ! jangan sembarangan menyentuh itu tidak sopan !" tatapanya menyelidik ke arah anak lelaki dihadapanya. 

" Sepertinya kau sudah lebih baik, maafkan aku " ucap sang kakak tegas sambil memegangi lengan sang adik untuk mengajaknya pergi. 

" aaaa kepalaku masih sakittt ! " tiba-tiba saja bocah lelak dihadapan mereka itu teriak  kesakitan, sontak keduanya panik dan membawa anak itu pergi dari keramian. 

tibalah mereka di sebuah taman kecil di samping istana, Haya kecil terlihat sangat khawatir. sedangkan kakaknya yang membopong anak itu terlihat sedikit kesal. karna dia sendiri merasakan sakit yang sama, hanya saja ia tidak secengeng bocah disebelahnya ini. 

" kakak baik-baik saja ? tanya Haya membuat kedua bocah laki-laki yang kini sudah duduk itu menoleh bersamaan. 

" Tidak !" 

"  Ya ! " 

keduanya menjawab bersamaan, kemudian saling menatap satu sama lain. wajah bocah dengan dasi kupu-kupu itu kembali memerah, sepertinya ia kali ini salah sangka. anak perempuan disampingnya bukan menanyakan keadaanya. lihat saja muka kakaknya terlihat sangat tidak suka. ia hanya bisa menunduk menahan malu. 

" kakkkk, aku tanya pada dia " gerutu Haya pada sang kakak. 

" heiii aku ini kakakmu, kau malah bertanya keadaanya huh ?! " kakakny kesal, tapi adiknya lebih kesal. 

Melihat adegan itu, bocah lelaki yang sempat menahan malu itu kini berani menegakkan kembali wajah yang sempat disembunyikanya. 

" Disini " 

Haya menghentikan aksinya yang hendak memukul kesal kakaknya. 

" apa ? " haya mendekat ke arah bocah itu dengan bingung. 

" sakitnya disini " ia menunjuk ke arah lengannya yang tertutup, sontak haya langsung memegang lengan anak itu dan membukanya. 

lengannya memerah, Haya dengan sigap mengambil obat oles didalam tas kecil yang isinya perlengkapan seperti antiseptik, kasa, obat oles, obat sakit kepala, dan banyak lainya yang selalu ia bawa kemana-mana. Haya sedari kecil memang sangat mengidolakan seorang dokter. terkhusus ibunya yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak.  ia selalu berpura-pura sebagai seorang dokter, ya melihat orang yang kesakitan sebenernya menyenangkan buatnya karna ia dapat menjalankan aksinya sebagai seorang dokter. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now