Bab 1

1.4K 42 0
                                    

Lorong panjang dengan warna emas dipenuhi suara-suara pelayan yang bergerak kesana kemari. terlihat begitu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing , diujung sana berdiri seorang wanita paruh baya yang tengah memberi komando kepada para pelayan itu.

" Baiklah semuanya hari ini adalah hari spesial kerajaan mari kita lakukan pekerjaan kita dengan semangat, jangan ada kesalahan sedikitpun ! " suaranya keras dan tegas. 

" Baik yang mulia ratu " semua serempak bersuara.menggema diseluruh lorong.

Ratu Hannah sibuk memperhatikan semua pekerjaan pelayannya, tidak ada yang luput dari pandangannya. piring hendaknya lebih mengkilap dari biasanya. pekerjaan haruslah sempurna pikirnya. matanya memperhatikan kesana-kemari sembari melangkah menuju kamar anaknya. 

" Mateen ! " teriaknya dari luar pintu silver besar. tangannya menisyaratkan 3 pelayan masuk untuk melayani sang anak. sebuah kebiasan yang paling menyenangkan. 

 " Iyaa ibu aku segera turun " sayup-sayup ia mendengar jawaban sang anak. 

Senyuman kecil mengiasai wajahnya pagi ini ada sebuah kesenangan tersendiri terhadap anaknya. ada sebuah harapan juga kesedihan yang ia isyaratkan dalam senyumnya. 

Hari ini adalah hari dimana anaknya, pangeran Mateen sang calon pewaris tahta untuk melakukan pesta besar-besaran dalam rangka mencari pendamping sebagai syarat menjadi seorang raja. tepat hari ulang tahun nya yang ke 25 tahun. 

Sebuah suara pintu terbuka menampakkan sang anak yang tampan dengan setelan kerjaannya. melihat itu ia merasa melihat sang ayah kala masih muda. sangat mirip. 

" Ibu apa semua persiapan pestanya berjalan dengan baik ?" tanya mateen sambil tersenyum kearah sang ratu. 

" Tentu saja , semua berjalan sempurna karena harusnya memang sempurna " 

" Bu, apakah aku juga akan berjalan dengan baik ? " tanya mateen tiba-tiba. Ratu menoleh tanpa ekspersi, lalu tersenyum.

" Ibu tahu kemampuanmu jangan khawatir , kau seperti ayahmu kala muda" senyumanya tak pudar. 

" Baiklah aku mengerti " mateen tersenyum pada akhirnya. 

-----------------------------00----------------

" Ayah aku sudah siap !! " teriak gadis cantik  sembari mengambil tas berbentuk persegi dari atas meja riasnya. 

" Ayah sudah menunggu dari tadi kau tahu itu, dasarr " ujar sang ayah pura-pura kesal.

Haya langsung menggandeng tangan sang ayah sambil menggodanya agar sang ayah tidak kesal lagi. mereka berjalan menuju mobil yang sudah siap mengantar mereka menuju kerajaan sallam pagi ini. 

Pestanya akan dimulai sekitar jam 10 namun mereka memutuskan datang lebih awal karena sang ayah adalah kepala pengawal kerajaan yang harus mempersiapkan banyak hal sebelum pesta dimulai.  sebelumnya ia sudah memberikan instruksi kepada seluruh pengawal kemarin, ia sengaja pulang ke rumah untuk memberitahu sang putri agar pergi bersamanya.

" Ingat kau jangan membuat malu ayah bersikaplah layaknya wanita normal " ucap sang ayah sembari tersenyum ke arah haya. 

" Iyaaaa ayahhh aku tahu aku tahu " haya sedikit kesal , ia seperti anak kecil yang diperingatkan untuk tidak boleh memakan permen. pandangannya kali ini melihat ke arah luar kaca mobil. ia berpikir sejak kapan ia mulai bertingkah layaknya lelaki. mungkin sejak-- ibunya meninggal 10 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat bersama kakak laki-lakinya. 

Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca mengingat kejadian pahit itu. ia tak bisa membayangkan hidupnya akan berjalan seperti ini. berdua saja dengan sang ayah. tanpa kakaknya dan tentu ibunya. ia rindu tiap kali melakukan perjalanan seperti ini. 

SERENDIPITY [prince mateen]Where stories live. Discover now