[ ARCHIGÓS LM - 16 ]

13.7K 2.7K 24K
                                    

Lets follows IG : archigos_ofc & shnard994_

Lets follows IG : archigos_ofc & shnard994_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Cemana? Dah follow akun wp Buna juga lom?

Buna up, spesial ultah Babang Kai

Ayo ucapin dulu🛐😆

Ramekan tiap paragraf ges biar lebih dari 20+ komen & pencet votes🍌 WAJIB AYO BISA🤪

Ramekan tiap paragraf ges biar lebih dari 20+ komen & pencet votes🍌 WAJIB AYO BISA🤪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CHAPTER 16 - THEY ARE

NORMAL POV




Pria yang sibuk menatap layar monitor laptop di meja menoleh kala mendengar decitan pintu yang menggesek lantai porselen. Pria itu sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya tertawa mendengkus.

"Danish," panggil sosok yang mendorong daun pintu.

Disusul beberapa pria lain yang memunculkan wajah mereka masing-masing. Danish mengepalkan tangan, menyembunyikan ekspresinya di balik raut yang dingin dan tenang.

"Bukan jam besuk," ujar Danish.

Arsen tersentak atas lontaran kata Danish. Ia mengenal Danish, sangat mengenalnya sejak lama. Walau mereka terpisah belasan tahun. Tidaklah mungkin mudah melupakan kebersamaan mereka yang telah terhitung puluhan tahun di masa lalu. Danish memang tidak pandai menggores raut apa yang ia rasakan dari lubuk hati. Tetapi, pria itu tidak memberikan ekspresi dingin serta aura kemarahan yang teredam jika mereka bersama.

Bara, Regan, Morthen melangkah lebih jauh ke dalam ruangan VVIP. Mendekati brankar Axel yang tertidur lelap dalam pengaruh obat-obatan.

Ini pertemuan pertama mereka setelah sekian tahun terlewati. Ini kali pertama mereka bersama seusai berpisah jarak, waktu dan juga ruang.

Namun, bukan pelukan rindu yang mereka lakukan. Justru, suasana canggung tercipta begitu saja. Bukan ini pertemuan yang mereka harapkan. Bukan seperti ini harapan yang tertanam di hati mereka. Ekspektasi sungguh musuh terburuk bagi harapan.

ARCHIGOS LAST MISSIONWhere stories live. Discover now