[ ARCHIGÓS LM - 27 ]

8.3K 1.4K 10.1K
                                    

Dont forget for follow Author acc:

@shnard994_

@alphaaword

Or ALL RP ARCHIGOS :

@archigos_ofc
@terjagad_jagad

SPAM KOMEN TIAP PARAGRAF JUSEYO🥰

CHAPTER 27 - SO, HE'S KNOW







Joannie memasang sarung tangan hitam berbahan kulit ke telapak tangannya. Ia merapalkan ratusan kosa kasar, termasuk mengabsen nyaris seisi kebun binatang karena sedang dilanda emosi.

“Itulah jadi anak keras kepala,” ujar seseorang yang begitu tak asing bagi Joannie.

Si bungsu keluarga Royal sekaligus Bramantyo itu menoleh. Refleks, ia mengumpat serta menggulir bola mata ke arah lain.

“Jagad itu enggak serius,” lanjutnya. “Tahu apa kamu soal pikiran cowok?”

Joannie tertawa sinis. “Gangga, lo baru kenal Jagad sekian minggu. Gue bareng dia udah lama banget. Lo bilang lo bangga jadi anggota Archigós gen sebelas. Kenapa pikiran lo sesampah kek tadi ke sesama anggota? Mau seburuk apapun Jagad, setidaknya lo sebagai temen enggak ikut berkomentar buruk tentang dia.”

“Lo diputusin, Joannie, lo dibuang— sampah? Perlakuan dia ke lo yang sampah. Seenak jidat dia mutusin lo lewat chat. Lo boleh bucin, asalkan jangan tolol jadi cewek.”

“Omongan gue berdasarkan survive gue pribadi ke Jagad. Stop says anything bullshit. Terlepas dari cara dia mutusin gue lewat chat. Enggak bakal ngubah gimana perlakuan gue selama kenal sama Jagad. Gue tau lo ngomong gitu, karena pengen jadi superhero bagi adik perempuan lo— sorry not sorry, Gangga, apa yang lo lakuin bulannya bikin gue benci ke Jagad. Melainkan benci ke lo. Apaan? Sesama anggota inti begitu. Antara sahabat dan saudara— gue lebih ngerti semisal lo enggak sanggup berpihak ke satu posisi. Lo bisa bertindak netral, tanpa memojokkan siapa-siapa. Jagad baru kecelakaan, dia juga putusin gue. Ditambah temen yang dia harapin modelannya persis kayak lo? Ampas, orang baik emang selalu dikelilingi manusia bajingan yang enggak tau diri.”

Joannie mendengkus, lalu menyalakan mesin motor sport andalannya. Setelah memanaskan mesin kurang lebih semenit, ia memakai helm full face. Menaiki motor, dan mengendarainya pergi dari garasi dimana Gangga masih berdiri di sana.

Adiknya pasti butuh menghirup oksigen akibat penat. Beberapa jam yang lalu— Jagad mengirimkan pesan singkat yang menyatakan bahwa laki-laki tersebut ingin memutuskan hubungan.

“Joannie lebih pinter dari yang kamu perkirain, Gangga,” pungkas sebuah suara.

I just—” Gangga menggantung kata. “Gue berharap Joannie makin sakit biar enggak mikirin Jagad lagi, Mom.”

Gangga tak menyangka mendapatkan tanggapan setegas barusan dari sang adik yang sikapnya sangat acuh tak acuh ke sekitar. Ia salah menilai perihal tabiat Joannie. Ia sempat menduga, Joannie akan setuju dengan yang ia ucapkan. Rupanya, semua bertolak belakang.

“Joannie udah bareng Jagad dari kecil. Dia kenal Jagad lebih lama dari pada kamu. Dia enggak akan kecewa semisal kamu lebih belain Jagad. Joannie tahu apa yang diperbuat Jagad ada alasannya. Joannie cuma butuh alasan kuat Jagad supaya dia bisa ngertiin situasi Jagad yang mutusin dia tiba-tiba. Joannie bukan bocah, Gangga.”

Gangga jelas saja mengetahui niat terselubung Jagad. Benar; ia baru dekat sepersekian minggu dengan Jagad. Namun, Gangga tidak sebuta itu untuk menghapal karakteristik Jagad. Ia saja yang baru mengenal Jagad sudah begitu terpukau akan kebaikan dan tingkah pemuda tersebut. Apalagi Joannie, yang diam-diam menjalin hubungan kasih.

ARCHIGOS LAST MISSIONWhere stories live. Discover now