Twelve

7.5K 423 7
                                    

Budayakan vote dan follow sebelum baca....

______

"Sepertinya berita tentang kehilanganku sangat ramai," ucap Ella pada kedua orang tuanya.

"Benar Ella, sudah satu minggu mereka memberitakan mu." Jawab ibunya.

"Dad sangat senang kau kembali lagi, tapi bagaimana dirimu bisa bertemu dengan Lucas?" Tanya sang ayah, Ella sempat kebingungan. Tapi dia bisa berbohong.

"Em, sebenarnya aku hanya tersesat dad. Untung saja aku bertemu dengan Lucas. Kalau tidak ada Lucas, mungkin aku sudah mati."

Ayahnya pun tidak terlalu mempercayai perkataan Ella, itu hal yang tidak mungkin sekali. Tapi ayahnya meng iya kan saja perkataan Ella.

"Lain kali kau harus lebih berhati-hati sayang," ucap sang ibu.

"Baik mom." Jawab Ella.

Setelah itu, Ella berpamitan untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia benar-benar lelah, Ella rindu dengan kasur empuknya.

Belum sempat memejamkan matanya, tiba-tiba ponsel Ella berbunyi dan tertera nama Lucas disana.

"Halo, bagaimana kau bisa tahu nomorku?" Tanya Ella to the point

"Kecilkan nada bicaramu." Perintah Lucas.

"Baiklah, maafkan aku. Ada apa menelfon ku?" Tanya Ella.

"Kau besok harus menandatangani surat perjanjian kita,"

"Aku tahu,"

"Aku hanya mengingatkan."

"Aku tidak lupa."

"Baguslah kalau seperti itu."

Telpon pun berakhir dengan Lucas yang mematikan begitu saja.

Paginya, tepat pukul 10.10 AM. Ella kembali berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi menemui seseorang. Padahal mereka sempat tak mengizinkan, tetapi Ella terus meyakinkan mereka. Alhasil mereka pun mengizinkan.

Kini Ella yang sudah sampai di rumah yang sebelumnya Lucas bagi alamatnya. Setelah gadis itu masuk, ia langsung disambut oleh Lucas yang sudah duduk sambil menatap nya datar. Ella sedikit gugup saat mata pria itu melihatnya tajam.

"Em, maafkan aku yang sudah membuatmu menunggu," ucap Ella tanpa dijawab oleh Lucas.

Detik berikutnya, pria itu pun menyodorkan map yang berisi surat perjanjian. Dengan gugup Ella membaca dan mencerna setiap tulisan. Hingga mata Ella membulat saat membaca isi perjanjian nomor 5 yaitu Ella harus tinggal satu rumah dengan Lucas.

"Aku tidak setuju dengan perjanjian nomor 5."

"Kau tidak punya pilihan lain." Jawab Lucas dengan cepat.

"Bagaimana bisa terjadi, bahkan kita belum menikah," ucapan Ella sukses membuat Lucas memincingkan sebelah alisnya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Lucas. Sedangkan Ella hanya terdiam dan memikirkan dirinya yang sedang kalut.

"Maksudku, bagaimana aku bilang kepada orang tuaku?"

"Sekarang kau bekerja denganku." Jawab Lucas.

"Em, apa sebaiknya hapus saja perjanjian nomor 5?"

"Perjanjian yang sudah ditulis tidak bisa dihapus kembali."

"Kita hanya tinggal saja kan? Tidak melakukan hal lain?" Suasana pun mendadak hening saat pertanyaan itu keluar dari bibir Ella.

"Memangnya kau mau melakukan apa?" Lucas malah balik bertanya. Otomatis Ella tidak bisa menjawab.

A Mafia Da Costa [TAMAT] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon