Thirty Eight

4.7K 195 13
                                    

*-*-*-*-*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*-*-*-*-*

Suara deru mesin mobil terdengar di indera pendengaran Ella, mungkin itu Lucas yang baru saja pulang. Tetapi ia tidak bisa menyuarakan apapapun.

Tangannya pun terasa kebas dan tak mampu digerakkan. Saat langkah itu berhasil sampai di bawah tangga....

"Astaga!" Lucas terkejut dan bersimpuh untuk membantu Ella yang terkapar. "Apa yang sudah terjadi?" tanya Lucas dengan raut wajah mengerikan.

Lucas melihat selangkangan Ella yang mengeluarkan darah pun langsung berubah menjadi sangat panik. "MOM, DAD!" Panggilan Lucas tidak berhenti hanya satu kali hingga kedua paruh baya itu ikut terkejut melihatnya.

"Astaga, Ella. Apa yang terjadi denganmu hiks?" Ibunya tak kuasa melihat menantunya yang sudah tak sadarkan diri.

"Ayo cepat bawa istrimu ke rumah sakit." Perintah sang ayah dan berhasil di bopong Lucas menuju mobilnya.

Saat sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit langsung menangani Ella yang sepertinya mengalami pendarahan cukup parah.

Semua orang diminta untuk menunggu di luar ruangan, termasuk Lucas yang hanya bisa menghela nafas gusar. Sedangkan ibunya masih terisak di dalam pelukan sang ayah.

"Apakah benar, anda suami dari pasien bernama Capella?" Tanya seorang suster yang di iya-kan oleh Lucas.

"Kami dari pihak rumah sakit meminta persetujuan anda untuk melakukan operasi pengangkatan janin yang di kandung nyonya Capella? Mengingat janin tersebut dapat membahayakan keselamatan nyonya Capella jika dibiarkan." Jelas sang suster.

Lucas dilanda kebingungan untuk saat ini dia tidak bisa berpikir jernih. Sehingga ia hanya bisa mengucapkan kalimat "setuju" saja pada suster tersebut.

Operasi terus berlanjut hingga tiga jam kemudian, seorang suster dan dokter keluar dari dalam ruangan Ella. "Bagaimana keadaan istri saya?"

"Operasi berjalan dengan lancar, tuan. Hanya saja, kami tidak bisa menolong janin yang di kandung istri anda. Istri anda mengalami pendarahan cukup hebat," ucap sang dokter yang membuat mereka menghembuskan napas pasrah.

"Satu jam lagi, anda sudah boleh menjenguk pasien." Lucas mengangguk.

Menit pun terus berjalan, hingga tepat satu jam. Lucas langsung menghambur ke dalam ruangan Ella. Terlihat wanita itu tengah membuka matanya, sepertinya ia sudah sadar sedari tadi.

Satu tangan wanita itu digunakan untuk mengelus pelan perutnya yang sudah tidak membuncit lagi.

"Ba-yiku sudah tidak ada," ucap Ella dengan sangat lirih sekali tetapi masih dapat di dengar.

A Mafia Da Costa [TAMAT] Where stories live. Discover now