Thirty One

5.2K 222 35
                                    

Gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya kini gadis itu sedang menyentuh kepalanya sendiri yang terasa berat.

"Apa yang sudah terjadi?" Tanya Kimberli dengan suara ringisan kecil.

"Kau mabuk, wanita." Jawab Lucas yang masih mengamati pergerakan Kimberli. Wanita katanya? Aish pria macam Lucas memang gila. Padahal sudah tahu namanya Kimberli.

"Aku mau pulang," ucap Kimberli sambil menuruni ranjang.

"Pulang sendiri, aku tidak mau mengantarkan."

Kejam sekali. Batin Kimberli.

"Pasti ibuku akan memahariku, apalagi aku tidak menghubunginya."

"Lihatlah ini pukul 2 dini hari, jika kau pulang sekarang akan menambah orangtuamu curiga," ucapan Lucas memang ada benarnya.

Sementara Kimberli nampak sedang menimbang perkataan Lucas, hingga ia menyetujuinya. Tetapi ia tidak lupa untuk mengirimkan pesan kepada ibunya.

"Kau mau kemana?" Tanya Kimberli saat melihat Lucas yang hendak keluar dari ruangannya.

"Pulang." Jawabnya singkat, terlebih membuat Kimberli mengerutkan dahinya.

"Bukankah ini rumahmu?"

"Aku memiliki banyak rumah," ucapnya yang sukses membuat Kimberli mendengus.

Saat Lucas berhasil menginjakkan kakinya di pelataran rumah, tiba-tiba dua buah mobil datang yang Lucas sendiri tidak tahu siapa pemiliknya.

Saat mobil berhenti tidak jauh darinya, ia pun dapat melihat seorang sepasang suami dan istri beserta para pengawalnya menuruni mobil tersebut.

Lucas dapat melihat dengan sangat jelas bahwa itu orangtua Kimberli yang mungkin akan menjemput putrinya.

Haruskah aku menyapanya?

"Lucas! Dimana putriku?" Apa-apaan sekali ini. Tiba-tiba pria paruh baya itu menghampiri Lucas dan mencengkeram kuat kerah bajunya. Sementara Lucas masih tenang dengan posisi yang sama.

"Kalian kira aku menyembunyikan putrimu?" Tanya Lucas dengan wajah datar. Mereka semua hanya memandang satu sama lain.

"Masuklah dan tanyakan putrimu kenapa ia bisa mabuk. Permisi tuan Jason," ucap Lucas, kemudian berlalu pergi dari hadapan mereka semua.

*-*-*-*

"Haruskah aku mengatakan pada orang tuaku, Joe?" Tanya Ella ragu dengan posisinya sekarang berada di pintu masuk rumah.

"Lalu? Lebih baik kau mengatakan yang sebenarnya."

Dengan rasa sedikit gugup, Ella memasuki rumah orangtuanya dan di sana ia dapat melihat ayahnya yang sedang duduk sambil membaca sesuatu di hadapannya.

"Selamat pagi, Dady?"

"Oh Ella? Selamat pagi putriku sayang. Kenapa kau kembali? Apakah ada barangmu yang tertinggal?"

Ella menggeleng dan duduk di kursi yang berseberangan dengan ayahnya. "Aku ingin mengatakan sesuatu," ucapnya.

"Ekhem, jadi begini tuan. Aku dan Ella sepakat akan melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Untuk itu, kami kemari untuk meminta restu olehmu," ucap Joe dengan santai.

A Mafia Da Costa [TAMAT] Where stories live. Discover now