Thirty Nine

4.9K 198 6
                                    

Kembali lagi dengan cerita Mafia. Jangan lupa sebelum baca untuk follow terlebih dahulu beautysavanna

Terdapat [18+]

*-*-*-*

Ella Pov

Sudah dua bulan aku menjadi istri Lucas, setelah kejadian yang menimpa diriku dan bayi yang ku kandung aku tidak pernah bertemu dengan orang-orang termasuk Silva.

Mungkin hanya bertemu dengan orang-orang tertentu saja yang tidak terlalu membahayakan diriku. Pada saat itu, hatiku sangat terpukul dan tidak bisa menerima kenyataan bahwa bayiku memang benar-benar sudah tiada.

Mungkin karena aku terlalu takut dengan Lucas, sehingga aku tidak terlalu menunjukkan semua itu. Aku tidak ingin menyulutkan amarah Lucas dengan diriku yang selalu uring-uringan.

Memang benar kata orang, jika tidak suka dengan satu orang saja pasti apapun yang ada dalam dirinya tidak akan disukainya. Mungkin seperti itu pikiran Silva terhadapku.

Setelah dua bulan ini pula, aku belum pernah melakukan hubungan badan dengan Lucas, mengingat kalimat yang dilontarkan sendiri. Dia tidak akan menyentuhku jika aku belum sepenuhnya siap dan menerimanya.

Jujur, aku tidak tahu pria itu bisa juga menahan gairahnya sendiri dan dia tidak pernah menggodaku sama sekali. Sempat aku berpikir, mungkinkah dia sudah tidak berminat dengan tubuhku?

Aku berniat akan memecahkan keraguanku kembali, apa dia masih benar normal atau tidak? Memang terdengar sangat konyol. Mengingat pada waktu itu aku melakukan hal yang sama dan berakhirlah kami di ranjang.

Pria itu memang sepenuhnya normal hanya saja dia tidak pernah menujukkan gairahnya secara langsung terhadapku. Sudahlah, mungkin ia sedang berada di fase normal dan tidak gila sex. Lebih baik seperti itu, jika benar dia mengidap hypersex akan sangat mengerikan bukan?

Selama ini, hubungan kami terlihat biasa saja, tidak ada hal yang istimewa. Sepertinya kalian sudah paham dengan watak suamiku yang selalu bersikap dingin dan datar dengan semua orang. Hanya saja, komunikasi kami masih terus terjadi.

Karena komunikasi adalah salah satu jembatan dalam sebuah hubungan, benar tidak?

Aku tidak tahu pekerjaan apa yang membuatnya harus pulang larut malam seperti ini. Padahal jam sudah hampir menujukan pukul duabelas malam. Tetapi tidak kunjung pulang.

Brem brem brem

Baru saja aku mengatainya, dia sudah pulang. Terdengar deru mobilnya yang membuat bising telinga saja. Sejak kapan pria itu mengganti knalpot mobilnya? Sudahlah lupakan saja itu.

Ceklek

Aku masih terdiam dan berpura-pura tidur. Sepertinya pria itu sedang berganti pakaian karena aku mendengar suara resleting yang ditarik.

Tidak lama setelah itu, aku merasakan ranjang di sebelahku bergoyang.

Cup

Astaga, apa yang baru saja dia lakukan? Dia baru saja mengecup wajahku hingga berakhir di bahuku. Hawa panas kembali menyekat di dalam diriku. Ternyata dia sedang memelukku dari belakang. Pantas saja aku merasakan sesak.

Aku pura-pura menggeliat dari tidurku dan sialnya dia langsung melepas pelukan itu. Apa mungkin dia malu atau canggung selama ini? Aku baru menyadarinya.

"Hm, kau sudah pulang?" Tanyaku dan mengganti posisi untuk menghadapnya.

"Sepertinya kau sudah melihatnya bukan?" Dia memang seperti itu jika aku tanya.

A Mafia Da Costa [TAMAT] Where stories live. Discover now