Forty One

5K 196 2
                                    

Jangan lupa ramein ya hihi

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Jangan lupa ramein ya hihi

*-*-*-*

Saat Lucas dan Ella yang sedang melakukan kegiatan panasnya tiba-tiba harus mendengar suara teriakan yang bersumber dari kamar Silva. Mereka pun buru-buru mengakhiri percintaan mereka dan menyusul Silva.

"Ada apa, Sil?" tanya Ella yang berjalan sambil membenahi jubah tidurnya.

"Hiks hiks, ini tidak mungkin terjadi." Mata Ella pun melihat satu buah testpack yang di genggam tangan Silva. Sampai di situ, Ella langsung memahaminya dan meraih benda mungil itu.

"Ada apa ini?" tanya Lucas yang baru saja masuk ke dalam kamar Silva. Lalu sang isteri menyodorkan benda itu pada Lucas.

Sontak pria itu langsung keluar dari kamar Silva dengan raut wajah marah dan sedikit tergesa. Entah apa yang akan pria itu lakukan, Ella tidak tahu. Hingga tak lama setelah itu, terdengar suara mesin mobil yang menjauh dari tempat itu.

"Hiks, aku benci semua ini."

"Bersabarlah Sil, aku tahu apa yang kau rasakan."

"Kau tak bisa merasakan Ella, kau bukan diriku." Sahut Silva dengan sedikit ketus.

Tentu saja Ella dapat merasakan itu, justru ia sudah mengalaminya lebih dulu. Sehingga tak perlu diragukan lagi mengenai hal-hal seperti itu. Tetapi Ella lebih baik diam dan tak ingin membandingkan dirinya pula.

"Aku tahu, tapi kau harus menenangkan dirimu terlebih dahulu."

"Aku tidak bisa."

"Pasti kau bisa, aku akan membantumu."

Betapa beruntungnya Silva memiliki seorang kakak yang sangat peduli padanya. Meski ia selalu menyakitinya.

"Aku tidak percaya, pasti kau sedang merencanakan sesuatu bukan?" Pikiran negatif memang sudah tertanam kuat pada Silva, sehingga ia tidak bisa lagi membedakan mana yang tulus dan yang tidak.

"Aku tidak merencanakan apapun, Sil." Balas Ella tak berbohong. "Lebih baik kau tidur, aku akan menemanimu." Lanjut Ella yang kini sudah terbaring di ranjang samping Silva.

Tidak ada bantahan lagi yang keluar dari mulut Silva, mungkin wanita itu sudah lelah dan akhirnya terlelap dari tidurnya dengan memeluk Ella pastinya.

Sementara di tempat yang berbeda, Lucas masih sibuk melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hingga mobil yang ditumpanginya pun berhasil mendarat di sebuah rumah yang tak kalah mewah. Rumah itu milik Joe. Sengaja Lucas sedang merencanakan sesuatu untuk membantu membalaskan dendam dari Silva.

Bagaimanapun Silva adalah adik kesayangan yang sudah Joe sakiti dengan cara yang sangat menjijikkan. Sebisa mungkin Lucas melakukan hal yang sama. Lucas tidak melakukan aksinya sendiri, tetapi ditemani oleh beberapa anak buahnya yang kini sedang berusaha menaiki pagar pembatas yang mengelilingi rumah keparat itu.

A Mafia Da Costa [TAMAT] Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu