*Proper Family

51 9 1
                                    

Tokoh :
Sarah (39)
Zac (...46?)
Ray (22)
Ace (6)
Alice (6)
Jimmy (22)
Vano (22)
Ada lagi baru
_________________________________________
Ray sama adek-adeknya masuk pager rumah, menyelinap diam-diam dibantu sama satpam pribadi mereka.

"Bang, si Mama masih ngamuk ga?", tanya Ray bisik-bisik. Si satpam geleng, "Ngga, malah seneng dia. Tadi ada yang nelpon dan dia kek...'udahh dateng ajaa'. Orangnya siapa saya gak tau", jawab Satpam ke sekian pertanyaan yang udah ada di kepala Ray.

Tadi siang Ray bawa sekardus monyet ke rumah buat adek-adeknya, tapi kardus itu kebuka dan bikin monyet-monyetnya berkeliaran di rumah ngerusak ini itu. Alhasil, Ray kabur bawa Ace Alice sebelum panci Sarah bisa melayang.

Ok balik ke sekarang.

Ray menggandeng tangan Ace Alice menuju pintu belakang rumah. Sambil nahan nafas sama nahan tenaga, dia memegang gagang pintu, menekannya perlahan agar tidak menimbulkan suara yang tidak diinginkan.

Walaupun katanya Sarah ga marah, dia tetep takut digebuk habis-habisan. Soalnya biang kerok kali ini si Ray, Ace Alice cuma terlibat.

"Ayo. Pelan-pelan ke kamar ya...awas Mama liat", Ray bisik-bisik ke adek kembarnya, yang berusaha mengendap-endap ke kamar atas. Sementara itu Ray pelan-pelan tutup pintu pake tenaga sekecil mungkin.

Setelah itu Ray berbalik, melihat mansion yang agak gelap ini, menandakan orang tuanya udah ada di kamar.

"Sip", pikir Ray dalam hati, mulai melangkah separuh berjinjit ke tangga. Tapi baru 5 langkah dia berjalan,

BEET

Ray diculik.

Matanya gelap, mulutnya disekap, tangan kakinya diiket. Dia mikir ini kelakuan bapaknya. Pasti pas pulang kantor tadi mamanya ngadu, dan saking bucinnya bapaknya tangkepin anaknya.

"HMMMM!!! HMMM!!", jerit Ray menggeliat, tapi apa daya, gabisa liat gabisa ngomong, dia cuma bisa pasrah pas didudukin ke tempat yang empuk, mungkin sofa.

"Babiii babi! Pulang-pulang udah kena apes aja! Tau gini gue nginep aja dirumah Vano!", Ray emosi sendiri di dalem hatinya. Dia udah ngantisipasi gebukan orang tuanya, dan pemandangan bapaknya senyum-senyum, dan pidato ibu Sarah 5 jam.

Kemudian Ray bisa ngerasain ada tangan yang lepas penutup mata di belakang kepalanya. Dan saat kain itu terjatuh pemandangannya adalah...

Sarah.

Sarah yang lepas penutup matanya. Ray kaget, nengok ke kanan kirinya. Eh ternyata di sebelah ada bokapnya.

Kondisinya sama kaya Ray.

Diiket, disekap, dan gabisa ngelawan.

Sialnya lagi dia nangis dengan mata minta tolong ke anaknya.

"Lu ngapain nangis anjir bebasin diri kenapa?!", Ray emosi dalam hati, tapi pas nengok, adek-adeknya juga diculik. Kalo Ray sama Zac cuma diiket, Ace Alice dibedong pake bubble wrap, mulut di kasih dot biar diem.

Ray sampe melotot sebelum mamanya buka suara.

"Besok tantenya Mama mau dateng. Tante Jilt, orang Belanda, sodara jauh dari pihak Emak, nenek kalian", ucap Sarah sama iket pinggang kulit buaya ditangannya, siap nyabet.

"Dan ga kaya keluarga Bapak, dia ga tau seberapa anehnya keluarga ini. Dan seinget Mama dia ini perfeksionis bawel dan Mama udah muak dicap keluarga aneh", Sarah betot iket pinggang diantara kedua tangannya hingga menimbulkan suara pecut. Dagunya naik dan matanya melotot merendahkan,

"Kalian ngerti kan harus apa?"

Kompak berempat ngangguk takut-takut.

Dengan suara gema high heelsnya di ruangan, Sarah melangkah ke suaminya, orang yang duduk paling kiri.

WE ARE TWINS : ACE & ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang