36. WEREWOLF

973 71 20
                                    

Tokoh :

Ace Alice (17)
Zac
Sarah
Ray
Nola
Abqari
Desi
Vano
Jimmy
_________________________________________
Hari ini keluarga Vane sedang melakukan pesta teh.

Mereka akan duduk di rumah kaca yang berisi tanaman. Dikelilingi bau mawar yang semerbak, bunga lily yang putih bersih, vine yang merambat di kayu-kayu, dan bunga matahari yang terus melihat ke atas.

Keluarga ini akan berbincang dengan anggunnya sembari memakan kudapan manis di atas meja putih. Sachertorte, mont blanc, brulee, macaroon, cookies, muffin, cupcakes, beraneka makanan di sediakan bersamaan dengan teh hangat di dalam teko Enamel yang cantik.

Tapi...

Ini kan keluarga bobrok.
Mana betah mereka diem-dieman

"Tea party ya...ga seseru yang aku bayangkan", keluh Alice bete berbalut pakaian putih yang manis. Ia mengaduk pelan teh di cangkir yang terlihat mahal.

Disebelahnya, Ace memakan biskuit custard dalam diam, "Kita expect ini buat aja hal yang anggun kah? Kita sendiri suka lupa keluarga ini rada gesrek"

Desi, mantan kekasih Abqari sekaligus ibu dari Nola terkekeh, "Yah...selama kita bisa ngumpul begini rasanya baik-baik aja", katanya canggung, ia lalu menoleh ke Nola.

"Anak-anak kemana?",
"Mereka main bareng anaknya Vano sama Jimmy", jawab Nola memainkan kukunya dengan bosan.

Dan tiga sekawan itu menghela nafas.
"Enaknya ngobrolin apa ya...", gumam Jimmy memangku dagunya ke meja. Tangannya aktif bergerak memasukan choco chip cookie ke mulut.

"Lu mah enaknya makan", samber Ray geplak kepala Jimmy. Iyala wong rakus beut. Dari 30 kue ada kali dimakan 28.

Zac menyesap teh, kemudian menghela nafas, "Bukannya lebih asik kalo kita pergi ke lapangan tembak ya?". Abqari yang ada di sebelahnya memutar bola matanya sambil menggeleng tidak percaya, "Zac, please. Be normal", tegurnya tenang.

"Seharusnya gue inget keluarga gue gesrek semua", keluh Sarah melirik suami di sebelahnya dengan tajam, kemudian menyesap teh.

Pokoknya itu satu meja bete semua. Bahkan kalo ada topik pembicaraan, topiknya hanya bisa dipahami beberapa orang aja, ga semua paham.

Vano yang daritadi diam akhirnya angkat bicara, "Gimana kalo kita main game?", usulnya

Keluarga aneh itu langsung ngeliatin Vano

"Game apa?", tanya Ace Alice kompak.

Vano mengeluarkan sepaket kartu, katanya dia bawa jaga-jaga mereka bete.

"Nama game ini 'Werewolf'", katanya menunjukan sekotak kartu dengan gambar kepala serigala di depannya.

"Setiap orang bakal dapet kartu yang nunjukin peran mereka di game ini. Inget, gaboleh ada yang tau role kalian kecuali Seer, itupun cuma sekali tiap ronde"

Vano membagikan kartu ke tiap orang, habis itu dia bilang,
"Biar adil, gue jadi mediator"

"Ya jelas lu lha goblok, cuma lu yang ngerti", Sarah nyamber ga ada rem.

Semua udah megang kartu masing-masing, tapi ga ada satupun yang buka.

Vano hela nafas, "Oke, tolong dibuka, habis itu tutup lagi buat penjelasan lebih dalam. Oiya sebelum itu, balikin kartunya"

Mereka semua mengintip isi kartunya, ga sengaja, Ace ngeliat Nola yang terkekeh pelan. Apa ia werewolfnya?

"Permainan Werewolf bakal ada pagi dan malam"

"KITA GA NGERTI ANJIR!", bentak Ray ngegaz.

"Sabar! Nah pagi itu adalah waktu kalian bakal buka mata dan bahas....siapa werewolfnya", kata Vano melirik mereka satu persatu, "Tujuan game ini adalah mencari siapa werewolfnya, dan bagi werewolf, mereka harus bertahan sampai akhir game, atau sampe cuma villager yang tersisa"

WE ARE TWINS : ACE & ALICEWhere stories live. Discover now