57. KELUAR

270 42 19
                                    

Waktu itu setelah sadar, Ace kembali koma beberapa bulan.

Kenapa?
Habis kena bakar juga gabisa ngomong jadi gue skip sampe ke waktu dia bisa gerakin bibirnya.

Setidaknya di saat dia jauh lebih baik lah.

Ace di kamar rumah sakit ditemani Olea dan anaknya Aziel. Dan seperti biasa Aziel sama Olea cosplay berdua.

Olea cosplay jadi Sakura si Aziel cosplay jadi Sarada. Ngeliatnya bikin Ace kesel.

Dia ngerti maksud mereka apa

"Hoi, Sasuke matanya 2, gue udah ilang satu nih", marah Ace menyingkirkan poni, menunjukan mata kanannya yang kosong.

"Ih najis", gidik Aziel ngeliat mata bapaknya ga ada.

#jahat
#Acesakithati

Tak lama setelah itu, pintu kamar dibuka.

"Yo kembaran laknat", adalah kata pertama yang keluar dari mulut Alice begitu masuk pintu dorong otomatis. Wanita itu disusul oleh keluarga kecilnya.

"Hai Oncle", sapa Billie dengan aksen Prancis yang sangat kental.

Beda dengan Clement yang cukup lancar berbahasa Indonesia, Billie masih suka bingung kalau kalimatnya panjang.

Ace tersenyum tipis ke keponakannya, kemudian beralih ke kembaran yang udah duduk di kasurnya bikin sempit.

Alice ngeliatin mata dan tangan kanan Ace yang sudah tidak ada.

"Lu gabisa hitung sampe 10 dong?"
"DARK!"

Wanita berambut pendek itu mengangkat lengan Ace.

Lengan atas kanan Ace masih ada, tapi 80% lengan bawah sampai tangannya sudah tidak ada.

"Gimana kerjanya sekarang?", tanya Alice menurunkan lengannya lagi. Setau Alice dia kerja di bagian kepolisian dan dia terlibat di ledakan rumah.

Pintu dikamar VVIP itu dibuka, masuklah kedua orang tua Ace Alice.

"Hai Ace...", panggil Sarah lembut. Matanya sembab dan kantung matanya bengkak seolah baru menangis seharian.

Bagaimana tidak?
Seorang ibu nyaris kehilangan anaknya. Anaknya hidup namun harus kehilangan tangan kanan dan satu matanya.

Dibelakangnya, Zac menggenggam secarik kertas putih. Berbeda dengan Sarah, Zac terkesan santuy.

Alice pun berdiri melambaikan tangan riang ke ayahnya.

"Hello fuather!"
"Hellow!"

"Pere...apa mereka ga terlalu santai setelah apa yang terjadi dengan Oncle?", tanya Billie berbahasa Prancis ke Clement. Clement cuma bisa angkat bahu.

Sarah ikutan duduk di kasur, makin sempit.

"Gimana kamu hari ini?", tanya Sarah penuh perhatian.

"Yah...udah mulai biasa ga ada tangan satu sama mata kanan", jawab Ace penuh sarkasme. Jelas dia ga suka situasi ini.

Tapi dia cukup bersyukur dia masih hidup.

Pihak BIN sudah menginvestigasi TKP dan rumah sakit sudah memeriksa apa yang menyebabkan Ace tetap hidup meskipun Robby dan Charlotte habis terbakar.

Kuncinya ada di 2 racun yang disuntikan Charlotte.
Pertama Ace disuntik obat bius, sekaligus obat dasar untuk racun yang berikutnya di suntik.
Racun yang disuntik akan membuat pembuluh darah dan daging Ace menjadi jauh lebih padat lagi meskipun Vane diketahui memiliki kepadatan otot 2x manusia biasa.

WE ARE TWINS : ACE & ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang