56. Pulang

269 49 20
                                    

"AAAAAAAAAAAAAH!!!", jerit Alice histeris tiba-tiba.

Clement dan Billie segera berlari ke balkoni, dimana Alice jongkok berteriak sejadi-jadinya sambil mengacak rambut hitam legamnya.

"ALICE?! KENAPA LICE?!", Clement langsung jongkok dan berusaha menahan tangannya dari menjambak rambutnya lebih lanjut.

Tapi Alice masih nangis sejadi-jadinya, membuat Billie ketakutan.

"Mere?", panggil Billie berusaha mendekat ke ibunya yang menangis hebat.

Semenjak ia lahir, ia tidak pernah liat Alice sedih atau menangis. Dia selalu tersenyum dengan cerah, bahkan di saat ia lelah ia akan tersenyum ke anaknya.

Namun hari ini...
Ia melihat kesedihan hebat di ibunya.
Saat ia berdiri tidak bisa apa-apa, Clement menggendong Alice ke kamar.

Begitu di letakan di kasur, ia langsung meringkuk dan masih menangis. Seolah-olah ada kejadian hebat yang bisa mengguncang senyumannya.

Clement duduk di kasur, kemudian mengusap punggung Alice dengan sabar.

"Alice...kenapa?", tanya Clement dengan lembut. Naas Alice masih menangis, membasahi wajah dengan air mata dan ingusnya.

"Mere...", belom sempat Billie bertanya, Alice tiba-tiba beranjak dan berlari keluar kamar.

"ALICE?!", panggil Clement berusaha menggapai tangannya, tapi tidak sampai. Ia gagal menggenggam istrinya.

Alice mengambil jaket kakak beradiknya yang tergantung, kemudian keluar apartmen tanpa berkata apapun.

"Billie kamu disini ya, Pere pergi kejer Mere", perintah Clement ke Billie yang ketakutan. Billie mengangguk paham dan berkata, "Hati-hati"

Clement berlari keluar apartmen dan mencari jejak istrinya. Dia berlari ke kantor, ke cafe, ataupun ke taman untuk mencari Alice.

Namun sayangnya Alice pergi ke tempat yang ia tidak sangka.

Bandara.

Di bis, Alice segera memesan tiket pesawat ke Indonesia paling cepat.
Saat menunggu di terminal pun, Alice masih merasakan kesedihan yang luar biasa dan rasa takut yang hebat.

Tidak pernah sekalipun ia merasakan ini di hidupnya.

Yang paling mengganjal adalah rasa yang seolah separuh jiwanya hilang.

Kenapa
Ada apa
Kenapa perasaanku begini

Alice tidak bisa berhenti bertanya-tanya, pikirannya sangat kacau. Dia tidak tau ada apa dengan dirinya.

Begitu gerbang kepergian dibuka, Alice langsung lari dan duduk di pesawat, menunggu perjalanan ke Indonesia yang memakan waktu lebih dari 21 jam.

Di pesawat dan berbagai transit pun Alice masih sedih dan menangis tersedu-sedu. Bahkan dia kehilangan nafsu makan.

Setelah perjalanan yang menyedihkan dan melelahkan itu, Alice sampai di bandara Soekarno Hatta.

Waktu sudah malam, namun taksi masih ada menunggu penumpang yang baru datang. Alice segera menaiki satu taksi dan memberi alamat chateau.

Begitu sampai, Alice memanjat pagar dan mengambil kunci darurat yang ada di jaket kakak beradiknya. Setelah membuka pintu utama yang dihiasi kaca warna-warni, Alice segera masuk dan berlari ke lantai dua.

Ia masih menangis tersedu-sedu, perasaannya tidak hilang semenjak ia ada di Prancis. Masih sedih, ketakutan, kosong.

Ia mendobrak kamar Zac dan Sarah

WE ARE TWINS : ACE & ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang