31. Kamu Olea

1.1K 100 23
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, Ace berjalan disebelah 'Bunga', yang telah mengintainya sejak ia datang.

Tapi perasaan Olea berkecamuk. Ia menyukai Ace. Malah bisa dibilang jatuh cinta.
Namun Olea terus berpikir kalau orang yang 'ditembak' Ace adalah 'Bunga', samarannya, bukan dirinya yang asli.

Sambil terus memikirkan itu semua, Olea memperhatikan Ace, dari jauh maupun dekat.

Setiap bulan, ia memberi laporan

"Bagaimana laporan Ace bulan ini?", tanya petinggi di bulan ke-3

"Dia terus berkembang pesat disini. Mungkin sebentar lagi aku akan mengujinya"

Bulan ke-4,
"Secara sosial dia gabanyak berubah. Tetap penyendiri, tapi saat ini Arai mendekati salah satu mahasiswi. Ace menggunakan waktu kosongnya untuk berlatih olahraga"

Bulan ke-5,
"Saat saya tanya tentang keluarganya, dia menjawab keluarganya tidak normal. Tapi dia mengatakannya setengah bercanda dan di ceritanya, tidak ada tanda-tanda kekerasan Vane seperti sebelumnya"

Bulan ke-6,
"Ace Vane bulan inipu-"

BRAK, tiba-tiba petinggi itu menggebrak meja dan berdiri.
Ia melotot ke anak asuhnya.

Dengan penuh kekesalan, ia berkata, "Saya meminta kamu mencari tau apakah dia bisa menjadi anggota BIN yang unggul...atau seorang monster yang merusak...bukan keseharian 6 bulan kebelakang ini...dia tidak banyak berubah dan saya tau kamu memahaminya"

Ia melangkahkan kakinya ke gadis itu,
"Saya mau jawaban hari ini...agen 2206", ucap pria itu dengan nada rendah. Untuk merahasiakan nama, biasa agen BIN dipanggil menggunakan kodenya.

Mata Olea membulat, baru kali ini dia dipanggil menggunakan kode. Menandakan bahwa ia tidak sespesial itu lagi. Satu-satunya cara untuk mengembalikan panggilannya hanya 1...

Menguji Ace Vane

Di info lain mengatakan bahwa Vane akan mengamuk jika nyawanya terancam

"Baiklah. Saya akan mengujinya hari ini", Olea mengangguk paham, kemudian menatap petingginya.

"Saya butuh pasukan dan 1 lokasi"

Sesuai permintaan gadis itu...mereka mulai mencari kebenaran.

Ace Maily Vane

2 ringgit 2 ringgit

Oke back to the point

Seperti biasa, Olea jalan sama Ace.

"Kak kak! Nanti malem jam 8 bisa keluar ga? Ke lapangan di deket hutan itu!", tanya Olea menghalangi Ace, berhenti didepannya sambil mendongak.

Ace menunduk sambil mengangkat 1 alisnya, "Buat?", tanyanya dengan nada datar. Gadis kecil itu menggerak-gerakan badannya malu, "Aku mau ngomong sesuatu ke kakak"

"Oke", jawab orang itu tanpa curiga sedikitpun.

Setelah itu Olea diantar ke gedung terjauh seperti biasa oleh Ace. Dia akan mengantar sampai depan pintu,

"Kak! Makasih lagi ya! Ngerepotin nih tiap hari nganter", kekeh 'Bunga' tersenyum ke Ace dengan polosnya.

Pria itu memperhatikan 'Bunga'. Tidak seperti biasa dengan mata yang terkesan kosong, mata ini terlihat penasaran dan menatapnya dalam-dalam.

Seperti melihat sesuatu dibalik 'Bunga'

"U-umh...kenapa kak?", tanya Olea dengan pipi yang memerah. Abis ditembak waktu itu dia jadi malu-malu mehong

Ace mengerjapkan matanya seolah sadar, kemudian menatap Olea.

Hening sesaat, sebelum Ace mengangkat tangannya dan mengusap kepala Olea dengan lembut,

WE ARE TWINS : ACE & ALICEWhere stories live. Discover now