43. Abnormal

485 58 10
                                    

Ace Alice (5)
Ray (16)
Sarah (38)
Zac (43???)
_________________________________________
"MAMBO BAMBOOO!!!", jerit Alice di atas meja di toko perabotan.

Gw ga sebut ace hardware karena disini ada Ace.

GW PUYENG DAH (gas)

Habis itu Alice loncat ke meja lain, bikin meja sebelumnya jatoh dan berderet ke meja lain. Pada pecah.

Alice loncat-loncat, Ace ngacak2 isi aquarium kosong, lah Ray sama bapaknya malah main tonjok-tonjokan samsak.

Sarah kemana?
Dia lagi di kasir, nungguin mesin kreditnya eror.

Sambil menyilangkan tangan, dia membunyikan kakinya kesal. Mukanya udah bete abis, "Apa perlu saya pergi ambil uang cash?"

Kedua orang dibalik kasir merah itu terlihat gugup, mereka saling memandang sebelum salah satu dari mereka membalas, "G-Gapapa bu...ini kayanya sebentar lagi"

Sarah melihat arloji di tangannya, kemudian menghela nafas, "Saya udah nunggu TIGA PULUH MENIT! MASIH BELOM BISA?! MENDING SAYA KE ATM AMBIL DUITNYA!"

BRAK

Ada suara jatuh yang lantang dari belakangnya, dibarengi dengan suara menggelinding.

Rupanya Ray nyungsep ke kotak berisi bola, alhasil kotaknya ikut jatoh dan semua berantakan.

Mata Sarah langsung melotot, mulutnya terbuka tidak percaya.

"RAYYYYYYYY!!!", jerit Sarah menghentakan kakinya menuju anak sulungnya. Ray yang masih tersungkur tiba-tiba ditarik kupingnya sama Sarah.

"KAMU GILA YA?! INI TEMPAT UMUM, KAMU! IHHH!!!", akhirnya Ray digebukin sama Sarah di tempat umum, mana dipukulin pake tas lagi.

Lalu ada suami dan anak-anak laknat. Mereka jongkok di deket situ, ngeliatin Ray dianiaya ibu sendiri.

"Hahahaha! Koko digebukin!", tawa Alice nunjuk ke emak dan kakaknya. Ace cuma diem ngeliatin dengan wajah dongo.

"Ehhh anak-anak, ga boleh gitu", tegur Zac membelai lembut kepala kedua anaknya. Ace Alice pun berhenti dan mendongak ke ayahnya.

"Disaat begini kita seharusnya..."
"Tepuk tangannn!!!"

Akhirnya mereka malah tepuk tangan ngedukung kekerasan dalam rumah tangga ini.
_________________________________________
"Apa-apaan ini...", keluh Sarah menatap surat di tangannya yang sedikit berguncang akibat getaran mobil.

"ANAK-ANAK, DIEM!", jerit Sarah. Anak-anaknya yang ada di bangku tengah langsung diem di tempat.

Apa yang ada di tangan Sarah sekarang adalah surat pemeriksaan keluarga dari Lembaga Perlindungan Anak. Barusan abis ngerusuh dan memberikan uang ganti, Sarah didatangi seorang wanita dengan pakaian kantor dan menyerahkan surat tersebut.

"Selamat sore Sarah Vane. Saya Mirda, anggota lembaga perlindungan anak. Besok saya akan mendatangi rumah anda untuk pemeriksaan keluarga fungsional. Terima kasih", setelah mengatakan itu dan tersenyum, ia meninggalkan keluarga tersebut.

"Apa maksudnya pemeriksaan keluarga fungsional?! Kita semua baik-baik aja kan? Bapak yang bisa menghidupi cek, ibu yang penyayang dan lemah lembu-"

"HUEK", 3 anak dibelakang kompak.

Balik-balik mereka benjol.

"Aku ga paham apa maksudnya ini. Kenapa dikasih surat ini maksudnya...iya sih keluarga kita rada-rada tapi kayanya semua tetap berfungsi dengan baik tuh!", komplain Sarah sesampainya di rumah, menaiki tangga sambil ngedumel. Ia menghela nafas sambil memandangi chandelier, penasaran apa yang salah.

WE ARE TWINS : ACE & ALICEWhere stories live. Discover now