22. Perintah Zheya

25 4 0
                                    

Happy Reading..

Give me your star tap tap sebelum baca ya terimakasih ♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Give me your star tap tap sebelum baca ya terimakasih ♥

Seorang pria termenung diatas balkon dengan memikirkan bagaimana perasaan Zheya kala mendapat pandangan buruk dari teman-teman tim nya dengan memandang langit malam. Kabar yang ia tahu bahkan gadis itu menulis surat pengunduran diri dari tim basket Nusantara padahal, Zheya sangat gemar bermain basket terlebih bersama teman-temannya.Karena dirinya lah gadis itu banyak mendapat masalah, ia merasa sangat bersalah dan tidak tahu harus melakukan apa.

Pagi hari yang hangat di Nusantara Highschool mentari yang bersinar terang, siswa mulai berdatangan semakin menit semakin ramai. Pria dengan setelan seragam kebesaran dan kacamata khasnya masuk ke dalam ruang kelasnya XII ipa l. Meletakan beberapa buku yang ia tenteng ke dalam laci mejanya dan mulai membaca buku tebal seperti hari-hari biasa.

"Pagi everybody!"seorang pria masuk dengan melentangkan tangannya bersama dengan senyuman.Ia duduk tepat disebelah Alby dan memulai obrolannya seperti biasa.

"Gimana urusan lo?"

Lawan bicaranya tetap diam tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Bagas. Apakah mood cowok ini sedang berantakan di pagi hari? unik sekali."Woi!"ucapnya lantang berharap Alby menjawab.

Dehaman sukses menyadarkan Bagas."Hm?"mengisyaratkan jika ia menanggapi obrolan lawan bicaranya.

"Gimana urusan lo sama Zheya, Albi?"ulangnya bersabar. Urusan dia dan Zheya ia pun sendiri tak tahu harus menjelaskan apa dan memulai dari mana akhirnya ia hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Bagas berdecih kesal percuma saja mengajak bicara dengan manusia tapi seperti tembok datar. Bagaimana Zheya akan menyukainya sedangkan saat diajak mengobrol saja ia sedikit menanggapi, pikir Bagas. Tapi entah bagaimanapun juga sikap Alby menurutnya pasti ada seseorang yang akan menerimanya kalau bukan Zheya, bisa jadi gadis lain yang ia temui diluaran sana.

Sedangkan gadis manis itu tertunduk lesu menatap buku yang sudah terbuka, dia tidak membacanya melainkan memikirkan hal-hal lain dipikirannya. Terlebih ia sudah mulai memasuki semester ll yang membuatnya harus fokus belajar untuk masuk universitas impiannya. Ya, memikirkan itu lebih baik.

"Pagi, Zhey!"sapaan ceria dari temannya siapa lagi jika bukan Fia.

Ia melempar senyuman hangat kepada temannya. Fia duduk tepat barisan samping Zheya, tak lama Mifea datang bersamaan dengan Bejo. Fia mengeriyitkan dahinya tumben sekali Mifea datang bersamaan dengan Bejo, langsung ia menyapa keduanya dengan santai.

"Kalian tumben kelihatan akrab? pagi-pagi sudah berangkat bersama,"membuat Mifea menghela nafasnya sembari meletakan tasnya diatas meja sembari duduk.

"Kebetulan aja ketemu di depan."jawab ketua murid dari Xll Ipa 4 dengan santai melirik Fia. Ia mengangguk paham dengan tersenyum tipis membalasnya.

PerfectlyWhere stories live. Discover now