VII

35 0 0
                                    

Citantik: Fla? Dah balik?

Whiia: Kayaknya udah

Citantik: Kok elu yang nyaut?

Whiia: *bantu jawab

Citantik: Geje maneh mah, wi! Bhay!

Whiia: Td liat instastory lagi di jalan. Jijik! Ala ala vloggers video di atas motor.

Citantik: Deuuuu yang engga kegeeran...

Whiia: Fla. Bales fla. cerita buru!

Citantik: Kudu lengkap ceritanya. Aku gak mau ada sensor2an! cipokan ya cipokan aja!


Fla menatap ponselnya dengan sebal. Bertubi-tubi chat dari Wia dan Cita membuat ponselnya bergetar terus di atas meja. Getaran ponsel Fla jelas menarik perhatian Haikal yang dengan natural melirik ke ponsel Fla yang menghadap ke atas. Fla segera mengambil ponselnya karena Wia dan Cita ribut menanyakan hasil 'kencan' hari ini.

"Kamu populer, ya!" ujar Haikal sambil tersenyum dan menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Ha? Populer?" Fla menyimpan ponselnya di atas meja kali ini dengan layar menghadap ke bawah.

"Ituuu... chatnya rame banget." Haikal menunjuk ponsel Fla dengan dagunya.

"Oh, ya ampun. Dapet banyak chat aja dibilang populer." Fla tertawa kecil dan memutar-mutar mie goreng seafood di hadapannya.

"Tuh, geter lagi hapenya." Haikal tersenyum lemah ketika ponsel Fla sekali lagi bergetar. "Bales dulu, gih!"

"Gak, ah! Nanti aja." Fla menyingkirkan ponselnya ke dalam tas. Tadi dia baru foto-foto dengan Haikal makanya ponselnya nangkring di luar tas.

"Bales dulu, bilangin kamu lagi ngedate dulu sama Haikal gitu." Haikal lalu cekikikan sendiri sementara lawan bicaranya membeku sepersekian detik karena perutnya terasa anjlok.

Fla hanya ikut tertawa sambil berusaha tetap tenang dan makan. Walau pun dia merasa tidak ingin lagi melahap apa pun karena kata 'kencan' itu cukup membuatnya kaget. Selesai makan akhirnya mereka melaju pulang.

Di atas motor, Fla memikirkan dengan saksama apa yang tadi baru saja terjadi. Dimulai dengan Haikal yang menjemputnya dengan stelan keren, juga ketika mereka jalan sambil mengobrol tidak ada habisnya dan tertawa-tawa menuju loket bioskop.

"Eh, ini." Fla mengulurkan uang pada penjaga loket untuk membayar tiketnya sendiri. Mbak penjaga loket kebingungan ketika melihat dua tangan terulur.

"Ih, kamu kok gitu? Ini nonton kan aku yang bayarin!" Haikal mendorong tangan Fla menjauh dan menjulurkan lebih jauh uangnya ke penjaga loket.

"Jangan, dong! Gak enak!" Fla memaksa.

"Aku marah ya kalau kamu mau bayar sendiri." Haikal menahan tangan Fla yang berusaha memasukkan uangnya ke dalam kantong jaket bombernya. "Dah, sekarang kita jalan dulu sebelum nonton."

"Fla!"

Fla dan Haikal menoleh dan mereka terpaku. Icha, salah satu teman Fla yang satu kelas dengan Andah dengan riang menyapanya. Tangan Icha terpaut dengan tangan pacarnya yang sudah kuliah. Sepersekian detik Fla bisa merasakan Icha pun sedikit kaget karena Fla berduaan dengan Haikal.

"Eh, Cha! Nonton apa?" Fla berusaha menghilangkan kecanggungan.

"Tuh, nonton Cinta Bersemi. Kamu?" Icha menunjuk poster film di dinding bioskop.

"O-oh... iya, sama." Fla menahan kegrogiannya dengan tersenyum. Memang hari ini mereka sedang sial, niat nonton film horor tapi tidak mengecek jadwal bioskop, filmnya ternyata sudah turun layar sejam minggu lalu. Film lain sudah nonton, hanya tinggal satu film yang tersisa.

"Eh, Cha. Duluan ya, mau makan." Haikal yang merasakan kegrogian Fla segera pamit.

Haikal menarik tangan Fla, yang membuat Fla ingin tenggelam. Sudah cukup parah kepergok nonton berdua, ditambah Haikal malah memegang tangannya. Memang hanya pergelangan tangannya, tapi sama saja ada sentuhan. Fla menarik tangannya dari Haikal dan menunjuk toko aksesoris, mengajaknya ke sana. Padahal Fla tidak niat membeli apa-apa, ini hanya agar gerakan melepas tangannya dari Haikal terasa natural.

Tapi seperti dikutuk, sekali lagi mereka bertemu dengan teman sekolah mereka. Kali ini teman sekelas Haikal yang juga teman Fla juga teman Andah. Seperti ekspresi Icha, gadis itu juga terlihat terkejut sepersekian detik. Dan seperti sebelumnya juga, Haikal tidak ambil pusing masalah itu. Fla menghela napas, mungkin memang dia yang overthingking.

Sesampainya di rumah sekali lagi Fla mengadakan Video-Call dengan Wia dan Cita. Sementara Fla membersihkan wajahnya dengan toner dan lain-lain, Wia dan Cita ribut minta cerita detail karena mereka tidak mau menunggu hari Senin.

"Yaaa, gitu aja. Nonton, abis itu makan." Fla nyengir jail.

"Aaaaah! Gak rame, ah! Masa gitu doang? Masa di bioskop gak cipokan?" Cita ngakak.

"Heh! Pacar orang!" Fla mencibir.

"Bukan, ya! Bukan pacar siapa-siapa!" Wia mengingatkan.

Sambil melakukan kegiatan masing-masing di kamar, Fla bercerita tentang semua yang terjadi. Tidak ada apa-apa. Bahkan setelah Haikal menyebutkan kata ngedate pun tak ada hal yang lain lagi yang tidak biasa. Haikal hanya anak yang benar-benar baik.

"Jangan kecewa, ya!" Wia tersenyum iseng.

"Kecewa apa?" Fla menggelung rambutnya di puncak kepala.

"Gak dicium." Wia tertawa disambut Cita.

"Duh gandeng (berisik), ih! Cuam cium, cupak cipok!" Fla menggeram.

"Jadi kumaha (gimana), sih? Kamu, teh, suka gak sama Haikal?" Cita menopang kepalanya dengan kedua tangan mendekat ke kamera.

Fla mengangkat bahu dan menghela napas, berpikir selama dua detik. "Engga, kayanya."

Way Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang