XVI

24 0 0
                                    

Fla sedang senyum-senyum sambil memainkan ponselnya ketika jam istirahat. Jelas saja pemandangan itu menarik perhatian Cita dan Wia, karena kegiatan itu membuat Fla mengabaikan batagor di hadapannya, juga Haikal di sebelahnya. Haikal yang sejak tadi malah santai makan bakso malang cuma cengengesan.

"Kal, dia chat sama kamu?" Tanya Wia sambil melambaikan tangannya di depan wajah Haikal.

"Emang aku pegang hape?" Haikal menatap Wia.

"Kali, sulap." Wia menyuap kembali batagornya.

"Fla, cowok kamu ada di samping kamu! Eling, Fla!"

"Bukan, ya!" "Bukan, ah!"

Fla dan Haikal saling bertatapan. Lalu mereka tertawa-tawa dan Fla menyimpan kembali ponselnya di atas meja. Haikal meraih ponsel Fla dan melihat layarnya tepat ketika ponsel itu bergetar.

"Reree... Lalaaaa..." Haikal mengejek sambil memberikan kembali ponsel Fla.

"Ih! Apaan, sih, Kal!" Fla mengambil ponselnya dan kembali menyimpannya di atas meja.

"Bales kaliii, gak apa-apa." Haikal menunjuk ponsel Fla dengan dagunya sambil tersenyum mengejek.

"Rere... Lala.... OMG OMG!!! REYHAN ALLERT!! REYHAN ALLERT!!" Cita merebut ponsel Fla dan menatap benda itu barang dua detik. Wia ikutan mengintip dan dengan dramatis menutup mulutnya.

"Kamu balikan sama Reyhan?" Wia melotot tidak percaya.

"Enggak, ya! Dia cuma nanyain tugas bimbel doang!" Fla menghardik duo gosip itu dengan gemas.

"Masa?" Haikal mencibir.

"Baca aja." Fla mengangkat bahu tidak peduli.

"Ahhhhh! Gak rame, euy, si Fla mah!" Cita menyimpan kembali ponsel Fla di atas meja. Gadis itu memang tidak pernah mengunci ponselnya dengan password apa pun. Kebiasaan pacaran dengan Reyhan, tidak pernah ada yang disembunyikan. Bahkan mereka saling bertukar password Instagram.

Haikal mengintip sekilas ponsel Fla yang masih terbuka di atas meja. Tidak salah. Memang mereka hanya ngobrol ala kadarnya. Tidak ada yang berbeda atau aneh. Fla juga hanya tersenyum melihat Haikal yang mengintip room chatnya dengan Reyhan.

"Tapi masih manggil Lala sama Rere." Haikal menunjuk dengan dagunya lagi.

"Gak tau, ya. Kebiasaan kali! Udah lima tahun ya dia manggil aku Lala dan aku manggil dia Rere. Kayanya bukan sesuatu yang bisa dihapus gitu aja." Fla menghabiskan batagornya dan lanjut ke air mineralnya.

"Kalau aku anter jemput gitu, dia ngambek ga?" Haikal menyenggol siku Fla.

"Hiiiiyyyy!!" Seru Cita dan Wia menggoda dengan genit yang dibuat-buat.

"Ngapain?" Fla mengernyitkan keningnya. "Aku udah move-on dari dia, kan?"

Haikal mengusap kepala Fla sambil tersenyum dan kembali melanjutkan makannya, sementara Cita dan Wia membuat suara muntah. Entah sejak kapan Fla dan Haikal semakin menunjukkan kedekatan mereka lebih dari teman. Cita dan Wia kadang masih menyindir Fla yang waktu kapan itu berusaha menjauhi Haikal dan nangis sejadi-jadinya hanya karena kedekatan Haikal dan Fani. Fase itu ternyata sudah dilupakan hanya karena satu pengakuan Haikal... ya, dibarengi dengan bukti nyata, sih! Dan juga kenyataan Haikal benar-benar tidak pernah lagi membicarakan Andah sejak di bioskop.

"Jadi beneran, nih? Enggak tergoda balikan sama... 'Rere'?" Cita mengeluarkan buku pelajaran berikutnya setelah jam istirahat di kelas.

"Nih, ya... Aku udah deket sama orang lain, dan aku yakin juga Rere... umm, Reyhan udah deket sama cewek lain juga. Dan aku ketemu lagi sama dia beneran udah gak sedih-sedihan lagi." Fla tersenyum manis sambil membuka-buka buku pelajaran.

"Tapi kan itu karena ada Haikal di samping kamu. Kalau dia udah gak ada di samping kamu lagi, emangnya kamu bisa sesantai itu ketemu sama Reyhan, chatting sama Reyhan?" Cita menunjuk Fla dengan pulpennya.

"Ya...." Fla menghela napas. "Gak tahu juga, gak bisa dikira-kira juga. Soalnya, kan... Haikal ada..." Fla nyengir malu-malu kucing.

"DIH! Jijik siah muka kamu!" Cita tertawa sambil menggetok Fla dengan pulpennya. "Jadi, kapan bakal jadian sama Haikal?"

"Duh, kecepetan atuh, Cit!" Fla mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya.

"Kecepetan gimana? Orang udah kaya pacaran juga! Mau nunggu apa lagi? Nunggu kamu diembat balik sama Reyhan?" Cita menatap Fla tidak percaya.

"Haikal tuh baru putus..."

"Udah dua bulanan..."

"... dua bulanan. Itu masih terlalu singkat untuk dia tiba-tiba jadian sama aku. Gak enak, dong, sama Andah." Fla mengangkat bahu.

"Gak enak apa? Kan udah dibilang, peraturan gak boleh pacaran sama mantan temen itu gak berlaku kalau kalian gak deket. Lagian, enggak tiba-tiba, dong! Orang kalian udah deket lama, Andah juga pasti tau kalian deket kaya pacaran." Cita protes keras.

Fla terlihat mikir sebentar sebelum akhirnya dia mengangkat bahu.

"Gak tau, sih! Tapi aku ngerasa emang jangan dulu lah jadian, kecepetan."

"Ya udah, tapi kalau dia tiba-tiba ada yang ngembat kaya misalnya si Fani, jangan nangis-nangis yeeee. Udah dibilangin, lho!" Cita tertawa.

"Ya harus gimana? Dianya aja belom nembak. Masa aku yang harus nembak duluan?" Fla cemberut.

"Yaaa, kalau gak mau nembak kasih kode apa kek! Kodenya tapi yang jelas, jangan ambigu, lho!"

"Baweeeel!"



Way Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang