XXXIII

36 1 0
                                    

Fla duduk di antara Reyhan dan Helqi. Entah kenapa Fla malah tidak bisa nonton dengan fokus dengan kedua cowok itu di sampingnya. Lagian, kenapa juga Reyhan malah duduk di sebelahnya sementara  Rena malahan duduk di ujung barisan, musuhan sama Ilham. Terlihat jelas kejengkelan Rena ketika Reyhan menahan Ilham yang berjalan di belakangnya untuk duduk berderet. "Gua dulu!" Reyhan menahan bahu Ilham dan duduk di sebelah Fla sementara Rena dengan keki jadi berjauhan dengan Reyhan.

Keanehan Reyhan tidak berhenti di sana.

Setelah selesai nonton, mereka makan-makan di sebuah cafe kopi. Fla tidak mengerti, kenapa juga dia harus mengiyakan. Sepertinya lebih baik mereka segera pergi dari sana, pulang. Karena Rena semakin lama semakin tidak bersahabat dan Reyhan semakin lama semakin menjauhi gadis itu. Tetapi ketika Reyhan mengajak ngopi-ngopi cantik sambil ngemil, akhirnya mereka berlima duduk dengan Ilham dan Helqi yang mulai bersahabat menjadi sumber pencari topik.

"Nah, ini makanan datang!" Ilham mendongak ketika seorang pelayang menghampiri mereka sambil membawa nampan penuh. "Siapa yang pesen roti stroberi keju?"

"Aku!" Fla mengulurkan tangannya untuk menerima roti bakar pesanannya dengan roti yang agak gosong sedikit, kesukaannya kalau makan roti bakar.

"Aneh banget stroberi sama keju." Rena melirik makanan Fla yang duduk di sebrangnya dengan tampang yang seolah jijik. Rena sendiri menerima roti bakar cokelat kacang.

"Belum pernah coba? Enak." Fla mengabaikan tampang jijik Rena dan mengulurkan sepotong roti dengan garpu yang masih mengepul panas. Ia sedikit bersenang-senang karena sangat mudah membuat Rena merasa terganggu sampai terasa lucu.

"Ih. Enggak, ah! Aneh. Masa asem sama asin?" Rena mengabaikan roti Fla sambil mulai memotong rotinya sendiri.

"Ham!" Reyhan tiba-tiba memakan roti dari garpu Fla dengan cepat. Semua orang terdiam kaget terutama Rena yang matanya membelalak. "Selalu enak memang." Reyhan meneruskan sambil menyuapi Fla dengan sepotong roti juga, langsung dengan tangannya tanpa garpu. "Nih, cokelatnya enak, gak terlalu manis."

Fla otomatis membuka mulutnya dan langsung mengunyah dengan bahagia karena rasa coklat di dalam roti itu sangat enak. Tidak seperti roti bakar cokelat di tempat lain yang olesan cokelatnya lebih banyak gula dibanding bubuk kakao. Tanpa sadar Fla dan Reyhan saling menunjuk dengan senang, kebiasaan mereka kalau mereka menemukan makanan enak.

"Mana nyoba!" Ilham segera menyambar roti Reyhan, memecah kekagetan semua orang yang menyaksikan Fla dan Reyhan tiba-tiba suap-suapan.

"Bei, coba deh roti aku." Rena yang mulai tersadar dari keterpanaannya mencoba mengendalikan suasana lagi. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah Reyhan dan menyodorkan rotinya dengan garpu. Reyhan menoleh dan tersenyum.

"Eh... um aku... gak suka kacang." "Rere gak makan kacang."

Lagi-lagi semua orang terpana menatap Fla dan Reyhan. Fla jadi salah tingkah, ia kelepasan ngomong. Ia gemas melihat Rena yang tidak tahu apa-apa tentang Reyhan. Memangnya mereka sudah berapa lama dekat? Masa tidak tahu kalau Reyhan tidak suka kacang tanah? Ia jadi merasa bersalah, sepertinya sehabis jalan-jalan ini Rena akan berantem dengan Reyhan. Fla menatap Reyhan, mencoba mengirim tatapan perminta maafan tapi Reyhan hanya nyengir sambil mengulurkan tangannya, mencomot roti sisa Fla.

"Kebiasaan. Gak pernah diabisin bagian yang gak ada toppingnya." Reyhan terkekeh.

Fla tertawa salah tingkah. Ia menoleh tepat ketika Helqi juga menoleh padanya. Fla hampir kaget, ia baru ingat ada Helqi di sini. Apa kata pemuda itu melihat Fla yang baru 'ditinggal' kakak kembarnya sekarang sudah genit-genit dengan mantan pacar? Fla berdeham dan meraih gelas jus stroberinya untuk menghilangkan grogi.

"Pulang yuk!" Helqi mengusap kepala Fla dengan lembut. "Takut kemaleman. Rumah kita jauh."

Fla bengong, mata bulatnya yang dasarnya sudah besar semakin membesar. Dia bukan Haikal, kan?

Way Back to YouOn viuen les histories. Descobreix ara