11

105 20 3
                                    

Langkah jaemin diikuti ryujin semakin cepat menuju pasar kerajaan, setelah mendapatkan beberapa obat dan bahan lain keduanya akan langsung kembali ke gua tempat mereka bersembunyi semalam.

Topi yang mereka kenakan mereka diturunkan untuk menutupi wajah keduanya. Mereka mendekat ke sebuah toko obat herbal yang sedari tadi mereka cari.

"Tuan tolong berikan obat ini" jaemin memberikan sebuah kertas yang tertulis obat yang dia cari, tidak lupa dia mengeluarkan beberapa koin emas untuk membayar. Keduanya tidak ingin banyak berbicara atau identitas mereka akan diketahui.

"Kau tidak pergi ke lapangan istana? Semua warga harus pergi ke sana untuk menyaksikan hukuman pada tuan choi" ucap salah satu pedagang pada pemilik toko.

Ryujin terkejut, apa yang mereka maksud adalah mentri choi? Ryujin menyikut pelan jaemin yang berdiri di sampingnya.

"Sebentar lagi, setelah aku menutup tokoku aku akan pergi ke sana" ucap pemilik toko sembari memberikan obat yang mereka beli pada jaemin. "Aku merasa tidak tega harus melihat tuan choi yang akan di hukum penggal oleh Raja didepan semua warga seperti ini, putrinya yang pergi entah kemana itu pasti sangat menyesal"

Ryujin semakin tidak kuat harus berdiri ditempatnya sekarang dan harus mendengar apa yang akan terjadi pada tuan choi. Bagaimana jika nona jisu mengetahui berita ini?

"Terima kasih tuan" ucap jaemin.

"Sama-sama" jawab penjaga toko. "Ayo kita ke lapangan istana bersama" ajak pemilik toko pada temannya tadi.

Jaemin dan ryujin berjalan menyusuri jalan setapak yang tampak sangat sepi. Mereka memastikan tidak ada orang di sekitar mereka.

Ryujin membuka penutup kepalanya cepat, "tuan jaemin, kau dengar tadi? Maksud mereka mentri choi kan?" tanya ryujin memastikan.

"Aku rasa juga begitu" jawab jaemin termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.

Ryujin sendiri merasa khawatir, apa yang harus dia lakukan sekarang? Mendengar tuan choi yang akan di hukum Raja membuatnya sedih.

"Kembalilah dan bawa ini, aku akan memastikan beritanya" ucap jaemin akhirnya, dia memberikan obat yang tadi mereka beli pada ryujin.

"Bukankah kita harus menuju pelabuhan? Lalu bagaimana dengan nona jisu jika dia mendengar berita ini?" ryujin semakin kehilangan akalnya.

Jaemin memegang kedua bahu wanita itu mencoba menenangkannya, "tenanglah, temui pangeran dan nona jisu dulu. Kau lebih tahu apa yang harus kau lakukan setelah menemui nona jisu. Aku akan kembali setelah memastikan semuanya" ucap jaemin.

Ryujin terlihat lebih tenang sekarang, dia meraih obat yang jaemin bawa. "berhati-hatilah tuan" ucap ryujin.

"Pasti. Kau juga berhati-hatilah. Aku akan pergi sekarang" jaemin mengenakan topinya kembali dan segera menuju lapangan istana.

Ryujin pergi menuju arah yang berlawanan, dia melangkah cepat setengah berlari. Sejujurnya dia sangat takut sekarang, semua yang baru saja dia dengar membuatnya sulit memikirkan hal lain selain keadaan nona jisu saat dia mendengar kabar tentang abeojinya ini.

Dengan terengah ryujin kini sampai di gua tempat mereka bermalam. Seharusnya mereka segera menuju pelabuhan pagi ini, tapi karena pangeran terluka jaemin dan ryujin harus mencari obat agar lukanya tidak semakin parah.

"Ryujin kau sudah kembali" sambut lia menerima obat yang ryujin bawa.

Tangan ryujin bergetar, dia merasa seperti sudah berjalan sangat jauh menuju tempat ini.

"Ryujin kau sendirian, diamana jaemin?" tanya renjun yang kini berdiri disamping lia. Setelah lukanya di jahit semalam, kini renjun sudah bisa berjalan seperti biasa namun harus lebih berhati-hati.

WHO ARE YOU? [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant