22

87 18 0
                                    

Di dunia yang gemetar ini,
Saat tak ada tempat untuk memijakkan kaki,
Sentuhan tangan yang tak terlihat
Menggapaimu dari suatu tempat.

~*~


Sepasang manusia yang saling menggenggam erat jemari tangan kini tengah berjalan beriringan. Hembusan angin dan semerbak harum bunga yang bermekaran di sekeliling seakan menjadi pelengkap perasaan bahagia keduanya.

Pasangan itu mengambil langkah kecil, seakan ingin mengulur waktu yang hampir berakhir dan memisahkan mereka kembali di ujung jalan.

Sang pria mengeratkan jemarinya membuat wanitanya menatap pria itu. Meski tak ada kata yang terucap, tapi keduanya dapat saling memahami seakan sedang berbicara lewat tapapan mata mereka.

Sang pria mengangkat tangannya yang bebas dan menangkup pipi wanitanya. Mengusapnya lembut dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Jika semuanya sudah berakhir, berjanjilah untuk hidup dengan bahagia"

Sang wanita hanya menatap pria itu dalam. Seolah mengerti apa yang dimaksud, wanita itu mendekatkan tubuhnya memeluk pria itu.

"Di ujung jalan ada seseorang yang menunggumu, kita harus cepat" ucap sang pria mengusap lembut kepala wanita itu.

Meski tahu semuanya, sang wanita tidak ingin segera melepaskan pelukannya. "Anda tidak ingin memelukku pangeran? Terakhir kali" ucap wanita itu dalam dekapan sang pria.

Pria itu tersenyum tipis dan memeluk wanitanya erat.

Suasana kantin sore hari itu terlihat cukup ramai, para petugas rumah sakit berdatangan meluangkan waktu mengisi perut mereka sebelum kembali di sibukkan dengan tugasnya.

Tidak terkecuali dua wanita yang kini berjalan bersama memasuki kantin itu. Keduannya mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong untuk di tempati mereka.

"Bangku di dekat jendela saja chaeryeong. Aku akan ambilkan makanan kita berdua, kau duduk saja menjaga meja kita" ucap Lia lalu pergi menuju antrean sebelum chaeryeong sempat menjawabnya.

Iya, hari ini jadwal bekerja Lia dan chaeryeong sampai malam karena ada jadwal operasi pastinya. Tidak masalah, itu sudah biasa baginya.

Antrean khusus petugas rumah sakit tidak terlalu panjang, Lia bisa dengan cepat mendapat menu makanan untuk dirinya dan chaeryeong.

"Hati-hati dokter, apa mau bibi bantu bawakan?" ucap pertugas kantin yang melihat kedua tangan Lia penuh membawa makanan.

"Terima kasih bibi, saya bisa membawanya sendiri" Lia tersenyum membalas niat baik petugas kantin itu lalu berjalan menuju tempat chaeryeong menunggunya.

"Aku sudah ambilkan minum untuk eonnie juga" ucap wanita yang lebih muda dari Lia itu.

"Terima kasih" Lia meneguk minumnya itu sebelum memulai acara makannya.

"Jadi mobilmu sudah selesai di perbaiki?" tanya Lia meletakan botol minumnya.

Chaeryeong mengangguk sambil mengunyah makanan di mulutnya. "Iya eonnie, chenle yang akan mengambilnya nanti"

"Kau bisa kirimkan tagihannya padaku"

"Tidak eonnie" tolak chaeryeong. Bukan kali ini saja keduanya membahas tentang mobil chaeryeong yang rusak akibat kecelakaan yang Lia alami. Sebagai rasa tanggung jawabnya yang sudah menyebabkan mobil itu rusak, tentu saja Lia ingin membayar biaya perbaikan mobil chaeyeong. Tapi wanita itu terus menolak keinginan Lia dengan alasan kerusakan yang tidak terlalu parah dan chaeryeong bisa membayarnya sendiri.

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now